Perajin Tempe Semarang: Tak Akan Mogok Selama Ada Kedelai

Perajin Tempe Semarang: Tak Akan Mogok Selama Ada Kedelai

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Senin, 21 Feb 2022 16:41 WIB
Perajin tempe di Semarang tetap berproduksi di tengah melambungnya harga kedelai.
Perajin tempe di Semarang tetap berproduksi di tengah melambungnya harga kedelai. Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng
Semarang -

Perajin tempe di Kota Semarang tidak melakukan mogok produksi terkait naiknya harga kedelai. Namun mereka berharap harga kedelai kembali normal karena berpengaruh pada produksi mereka.

detikJateng mendatangi perkampungan di Jalan Madukoro V yang sejumlah warganya menjadi perajin tempe. Slamet, salah satu warga terlihat masih sibuk mengolah kedelai untuk dijadikan tempe berbagai ukuran di tempatnya.

"Kedelai sekarang Rp 11 ribuan per kilo, dulu Rp 7 ribuan," kata Slamet di tempat produksi tempenya, Senin (21/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengaku tidak melakukan mogok karena harus mencari uang untuk kehidupan sehari-hari dan membayar pekerja. Selain itu memang tidak ada arahan khusus agar melakukan mogok produksi.

"Selama ada kedelai ya bikin. Kita tidak ada mogok," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Meski harga kedelai naik, Slamet menjelaskan para perajin tempe tidak menaikkan harga. Maka yang dilakukan adalah mengurangi berat atau ukuran tempe.

"Naik harga (tempe) kita nggak bisa. Bisanya main gini, timbangan, ukuran. Misal yang tadinya 5 ons jadi 4,5 ons," jelasnya.

Perajin tempe lainnya, Keman mengatakan dirinya tidak bisa berbuat banyak dan hanya bisa pasrah. Ia adalah perajin tempe dengan kemasan daun.

"Ya tidak menaikkan harga, tidak ngurangi (ukuran) juga. Keuntungannya jadi makin sedikit," ujar Keman.

Ketua Puskopti (pusat koperasi tempe-tahu Indonesia) Jawa Tengah, Sutrisno Supriantoro mengatakan ada surat pengumuman dari Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe (Gakoptindo) hari Minggu (20/2) kemarin terkait imbauan agar produsen tidak perlu melakukan aksi mogok produksi.

"Gakoptindo dan Menteri Perdagangan sudah ketemu. Sebelumnya juga sudah bertemu Menteri Pertanian, Dirjen Perdagangan, dan Bulog. Dari hasil pertemuan itu benar dikeluarkan surat (pengumuman) itu dan Puskopti meneruskan di daerah masing-masing. Ini untuk anggota koperasi maupun yang tidak," kata Sutrisno kepada detikJateng lewat telepon.

Ia menjelaskan ada beberapa hal yang menjadi kesepakatan sehingga mogok tidak perlu dilakukan sebagai upaya protes. Salah satu keputusan yaitu memberikan subsidi untuk kedelai Rp 1.000 per kilogram.

"Kemarin pagi ada titik temu salah satunya per Maret nanti harga kedelai disubsidi Rp 1.000 per kilogram," ujarnya.




(ahr/aku)


Hide Ads