Sebanyak 8 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah Kabupaten Magelang berhenti operasional sementara. Pihak SPPG menjelaskan alasan terhentinya dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) itu.
"Untuk SPPG di Kabupaten Magelang yang berhenti operasional sementara ada 8 SPPG," kata Koordinator Wilayah Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Kabupaten Magelang, Nrangwesthi Widyaningrum, dalam pesannya kepada detikJateng, Kamis (18/12/2025).
Perempuan yang akrab disapa Westhi ini mengatakan, saat ini memang terdapat beberapa SPPG di wilayah Kabupaten Magelang yang menghentikan operasional sementara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penghentian sementara tersebut dilakukan dalam rangka penataan dan penyesuaian administrasi dari Badan Gizi Nasional (BGN) pusat, guna memastikan tata kelola program berjalan lebih tertib, akuntabel, dan sesuai ketentuan," sambung Westhi.
"Perlu kami sampaikan bahwa penghentian operasional ini bersifat sementara. Tidak berkaitan dengan isu keamanan pangan, kualitas makanan, maupun kejadian luar biasa. BGN sedang melakukan proses perbaikan dan penataan agar layanan ke depan dapat berjalan lebih optimal," tambah Westhi.
Suasana SPPG Arkadewi Candramaya yang berada di Banaran, Grabag, Kabupaten Magelang, Kamis (18/12/2025). Foto: Eko Susanto/detikJateng |
Pihaknya memohon pengertian dan dukungan seluruh pihak. "Informasi lanjutan terkait waktu operasional kembali akan disampaikan secara resmi setelah proses penataan selesai," tegasnya.
Ditemui terpisah, Supervisor SPPG Arkadewi Candramaya, Sukardiyono, membantah berhentinya operasional sementara karena banper yang belum cair.
"Ini kebijakan dari MBG pusat bahwa tutup tahun ini semua SPPG, dapur itu dana semua dihabiskan dan dinolkan persen," katanya.
"Hampir semua, minggu ini, paling-paling telat (lambat) minggu ini semua dapur berhenti untuk operasional. Karena dana harus nol, itu dari pusat. Nanti tahun baru, itu baru mulai lagi secara keseluruhan," imbuhnya.
Ia menegaskan, penutupan sementara tersebut bukan karena kendala pencairan bantuan pemerintah.
"Tapi itu, bukan kendala. Ini berlaku untuk secara keseluruhan, secara nasional. Jadi MBG ini saldonya harus habis, tutup buku. Kurang lebih seminggu sampai dua minggu, ada yang seminggu, ada yang dua minggu sudah habis, baru nanti di awal tahun kita operasional lagi. Jadi, ini hal yang standar dari MBG nasional, bukan kendala itu," tegas supervisor SPPG yang berlokasi di Banaran, Grabag, tersebut.
"Penerima manfaat untuk saat ini kisaran 3.000. Tapi, nanti akan ada rasionalisasi ketika semua SPPG ini sudah berdiri, itu akan dibagi rata. Kurang lebih itu satu dapur kisaran 2.500, minimal 2.000 sampai 2.500," lanjutnya.
Selama adanya off sementara, kata Sukardiyono, semua dapur dianjurkan untuk memperbaiki apa yang dirasa kurang.
"Selama jalan ini kan pasti ada kekurangan, atau mungkin ada kerusakan. Saat ini untuk perbaikan-perbaikan. Kayak punya ini, di dapur itu karena kemarin udaranya masih lumayan belum dingin kasarannya itu, kita pasang blower gede. Terus, kalau ada cat yang sudah kusam, kita cat lagi. Dan ini juga njenengan lihat untuk pembangunan taman biar lebih asri lagi," katanya.
"Untuk pemeliharaan, maintenance. Jadi masa dua minggu dipakai untuk maintenance semua dapur. Yang kurang-kurang bisa diperbaiki, dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kami hampir tidak libur, kita meliburkan karyawan baru kemarin," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma'arif Pendem, Sab'atun Lailiyah, berujar Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Pendem menerima MBG mulai tanggal 9 September sampai tanggal 15 Desember 2025.
"Itu yang kami terima. 122 siswa (penerima MBG)," katanya.
Ia mengaku belum tahu soal informasi penutupan sementara. Termasuk, sampai kapan SPPG itu ditutup.
"Belum tahu batas waktunya," ujarnya.
"(Tapi kalau siswa, bagaimana dengan MBG ini?) Menerima dengan senang hati. Alhamdulillah, semuanya mayoritas dengan makan bergizi gratis itu mayoritas suka," pungkasnya.












































