Rakaat 1 dan 2 sholat dikerjakan dengan membaca al-Fatihah dan surat lain. Namun, rasa ragu mungkin muncul ketika membahas hukum membaca surat setelah al-Fatihah di rakaat 3 dan 4. Apakah diperbolehkan?
Diambil dari buku Shalatlah Sebagaimana Melihatku Shalat! tulisan Yulian Purnama, membaca surat setelah al-Fatihah pada rakaat 1 dan 2 hukumnya sunnah. Dalilnya adalah sabda Nabi Muhammad SAW dari Abu Qatadah:
انَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْرَا فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ مِنْ صَلَاةِ الظُّهْرِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ، وَسُورَتَيْنِ يُطوّل في الأولى، وَيُقصِّرُ فِي الثَّانِيَةِ وَيُسْمِعُ الْآيَة أَحْيَانًا، وَكَانَ بَيْرًا فِي العصر بفَاتِحَةِ الكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ، وَكَانَ يُطَوِّلُ فِي الأولى، وَكَانَ يُطَوِّلُ فِي الرَّكَعَةِ الأولى مِنْ صَلاةِ الصُّبْحِ، وَيُقْصِّرُ فِي الثَّانِيَةِ
Artinya: "Nabi SAW membaca Al-Fatihah di dua rakaat pertama sholat Dzuhur dan juga membaca dua surat yang panjang pada rakaat pertama dan pendek pada rakaat kedua dan terkadang hanya satu ayat. Beliau membaca Al-Fatihah di dua rakaat pertama sholat Ashar dan juga membaca dua surat dengan surat yang panjang pada rakaat pertama. Beliau juga biasanya memperpanjang bacaan surat di rakaat pertama sholat Subuh dan memperpendeknya di rakaat kedua" (HR Al-Bukhari no 759 dan Muslim no 451)
Adapun untuk rakaat 3 dan 4, para ulama berlainan pendapat. Simak pembahasan lebih lanjutnya melalui uraian di bawah ini!
Poin Utamanya:
- Membaca surat setelah al-Fatihah pada rakaat 1 dan 2 adalah sunnah. Para ulama tidak bertentangan pendapat.
- Membaca surat pendek pada rakaat 3 dan 4 bukan hal yang disunnahkan. Mengenai kebolehannya, ulama berlainan pendapat.
- Di antara surat yang biasa dibaca Nabi SAW adalah at-Thuur untuk sholat Maghrib dan Qaaf serta at-Takwir untuk sholat Subuh.
Hukum Baca Surat Pendek di Rakaat 3 dan 4
Berdasar penjelasan dari laman NU Online, membaca surat pendek pada rakaat 3 dan 4, baik itu sholat berjamaah maupun sendiri, adalah hal yang tidak disunnahkan. Syaikh Zainuddin al-Malibari dalam Fathul Mu'in menulis:
ـ )و( تسن )في( الركعتين )الاوليين( من رباعية أو ثلاثية، ولا تسن في الاخيرتين إلا لمسبوق بأن لم يدرك الاوليين مع إمامه فيقرؤها في باقي صلاته إذا تداركه ولم يكن قرأها فيما أدركه
Artinya: "Disunnahkan (membaca surat atau ayat Al-Quran) pada dua rakaat yang pertama dari sholat yang berjumlah 4 atau 3 rakaat, dan tidak disunnahkan (membaca surat atau ayat Al-Quran) pada dua rakaat yang akhir kecuali bagi makmum masbuq, dengan gambaran ia tidak menemui dua rakaat awal beserta imam, lalu ia (mestinya) membaca surat atau ayat Al-Quran pada rakaat sholatnya yang tersisa ketika bersama dengan imam, tapi ia tidak membacanya."
Untuk sholat berjamaah, seorang makmum boleh membaca surat pendek di rakaat 3 dan 4. Dengan catatan, ia adalah makmum masbuq yang baru ikut sholat pada dua rakaat terakhir itu. Alhasil, ia tidak sempat membaca pada rakaat 1 dan 2. Adapun jika ia sejatinya sempat membaca di rakaat 1 dan 2, tetapi tidak melakukannya, maka tidak disunnahkan membaca di rakaat 3 dan 4.
أن المدار على إمكان القراءة وعدمها، فمتى أمكنت القراءة ولم يقرأ، لا يقرأ في الباقي، لانه مقصر بترك القراءة.
Artinya: "Sesungguhnya hal yang menjadi pijakan adalah mungkinnya membaca (surat atau ayat Al-Quran) atau tidak. Ketika makmum (masbuq) masih mungkin untuk membaca surat-suratan namun ia tidak membacanya, maka ia tidak boleh membaca surat-suratan pada rakaat yang tersisa (rakaat 3 atau 4), sebab ia telah teledor dengan meninggalkan membaca surat-suratan (pada rakaat pertama dan kedua)." (Hasyiyah I'anah ath-Thalibin)
Syaikh Muhammad al-Utsaimin dalam sebuah vidio yang diunggah kanal YouTube Shahih Fiqih menjelaskan hal yang sedikit berbeda. Ia menyebut, membaca surat pendek di rakaat 3 atau 4 adalah hal yang tidak disunnahkan. Namun, hal tersebut boleh dilakukan kadang-kadang.
"Sunnahnya pada dua rakaat terakhir sholat, cukup membaca al-Fatihah saja. Jika ada yang kadang-kadang membaca surat setelah al-Fatihah pada sholat Dzuhur atau Ashar, maka ini boleh," terang sang syaikh, dikutip pada Selasa (16/12/2025).
"Namun, hukum asalnya adalah cukup membaca al-Fatihah saja pada dua rakaat setelah tasyahud awal, jika sholatnya 4 rakaat. Atau pada rakaat ketiga, jika sholatnya 3 rakaat," tutupnya.
Ulama 4 mazhab juga berlainan pendapat mengenai urusan ini. Perbedaan pandangan ini dijabarkan Ahmad Shams Madyan dalam buku Sholat Empat Madzhab: Mengenal Keragaman dalam Implementasi Syariat Islam, Melalui Kajian Fikih Ibadah Lintas Madzhab.
Diterangkan bahwa mazhab Hanafi menganggap sunnah hukumnya membaca surat di rakaat 3 dan 4. Di sisi lain, mazhab Maliki, Syafi'i, dan Hambali bersepakat tidak adanya kesunnahan itu. Dengan kata lain, rakaat 3 dan 4 cukup diisi dengan bacaan surat al-Fatihah semata.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Surat yang Biasa Dibaca Nabi Muhammad SAW
Rasulullah adalah teladan terbaik umat Islam untuk menjalani hidup, termasuk dalam perkara sholat. Kebiasaan beliau dalam membaca surat-surat tertentu dalam sholat sudah semestinya turut dicontoh. Jadi, apa saja surat yang biasa dibaca Nabi SAW? Berikut beberapa di antaranya:
Sholat Subuh
Nabi Muhammad SAW biasa membaca surat Qaaf dan at-Takwir untuk sholat Subuh. Salah satu dalilnya adalah hadits shahih riwayat Muslim dari Quthbah bin Malik:
أنه صلى مع النبي صلى الله عليه وسلم الصبح . فقرأ في أول ركعة والنخل باسقات لها طلع نضيد. وربما قال: ق
Artinya: "Ia pernah sholat Subuh bersama Nabi SAW. Beliau pada rakaat pertama membaca ayat baasiqaatin lahaa thal'un nadhiid (surat Qaaf ayat 10)." (HR Muslim no 457)
Sholat Maghrib
Untuk sholat Maghrib, Nabi SAW diketahui pernah membaca surat at-Thur, al-A'raf, dan al-Mursalat. Dalilnya, antara lain adalah perkataan dari Jubair bin Math'am RA:
سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقرأ بالطور في المغرب
Artinya: "Aku mendengar Rasulullah SAW membaca surat at-Thur pada sholat Maghrib." (HR Muslim no 463)
Sholat Isya
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW pernah menegur Muadz bin Jabal karena ia mengimami sholat Isya dengan surat al-Baqarah. Alhasil, salah satu jemaahnya mangkir dan sholat sendiri.
Muadz lalu mengomentarinya sebagai orang munafik. Tatkala hal tersebut diadukan, Rasulullah SAW berkata 'Apakah engkau ingin menjadi pembuat fitnah?' sebanyak 3 kali kepada Muadz. Setelahnya, beliau berkata:
"Bacalah was syamsi wad dhuhaaha (asy-Syams) dan sabbihisma rabbikal a'laa (al-A'laa) atau semisalnya." (HR Bukhari no 6106 dan Muslim no 465)
Nah, itulah pembahasan ringkas mengenai boleh tidaknya membaca surat pendek di rakaat ketiga dan keempat saat sholat sendiri. Semoga bermanfaat!
Simak Video "Siap-siap "War" Tiket Indonesia Vs Argentina Segera Dimulai"
(sto/dil)