Sudah setahun lamanya, mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan keluarganya hidup dalam pengasingan di Rusia usai digulingkan. Selama itu pula, dia dilaporkan menjalani hidup tenang nan mewah, dan mengasah lagi kemampuannya sebagai dokter mata.
Diketahui, Assad menuntut ilmu sebagai oftalmologi atau dokter mata di Inggris sebelum meneruskan peran ayahnya, Hafeez al-Assad, sebagai Presiden Suriah pada Juli 2000 silam. Ia dan keluarganya kabur pada 1 Desember 2024, setelah pasukan oposisi mengepung ibu kota Damaskus dari segala penjuru.
Media Inggris The Guardian, dilansir detikNews Selasa (16/12/2025), mengabarkan Assad dikawal tentara Rusia ke Pangkalan Udara Khmeimim, sebelum diterbangkan ke luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber yang dekat dengan keluarga Assad mengungkap, politisi yang kini berusia 60 tahun itu kini melanjutkan studi kedokteran selama di pengasingan.
"Dia sedang mempelajari bahasa Rusia dan kembali mengasah kemampuan oftalmologinya," kata sumber tersebut.
"Itu adalah hobinya, dia jelas tidak membutuhkan uang. Bahkan sebelum perang di Suriah dimulai, dia secara teratur mempraktikkan oftalmologinya di Damaskus," sebut sumber yang dikutip The Guardian tersebut.
Hidup Mewah
Sumber itu menuturkan, Assad dan keluarganya diyakini menghuni Rublyovka, sebuah distrik elite di sebelah barat ibu kota Moskow. Distrik tersebut dikenal sebagai tempat tinggal para tokoh politik senior dan pengusaha kaya.
Menurut pemberitaan The Guardian, Assad sudah memindahkan sebagian besar kekayaaannya ke Rusia begitu dunia Barat memukulnya dengan serangkaian sanksi sejak 2011. Sanksi dijatuhkan buntut tindakan represifnya kepada unjuk rasa antipemerintah saat itu.
Meski secara finansial sudah aman, Assad dilaporkan berada di bawah pengawasan ketat Kremlin. Ia dan keluarganya nyaris terisolasi.
"Kehidupannya sangat tenang. Dia hampir tidak memiliki kontak dengan dunia luar," tutur seorang teman keluarga Assad kepada The Guardian.
Dilaporkan, Assad dicegah untuk berhubungan dengan para mantan pejabat senior rezimnya. Ia disebut hanya menghubungi segelintir ajudan istana kepresidenannya, termasuk Mansour Azzam dan Yassar Ibrahim.
Seorang sumber yang dekat dengan Kremlin mengatakan kepada The Guardian bahwa Assad tidak lagi relevan secara politik bagi kepemimpinan Rusia.
"(Presiden Rusia Vladimir) Putin memiliki sedikit kesabaran terhadap para pemimpin yang kehilangan kendali atas kekuasaan, dan Assad tidak lagi dipandang sebagai tokoh berpengaruh atau bahkan tamu yang menarik untuk diundang makan malam," sebut sumber tersebut.
(apu/dil)











































