Wajah semringah terpancar dari pasangan Sukidi (47) dan Jumi (46), warga Senden, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Pasalnya, setelah menikah secara siri pada tahun 2004 atau sekitar 21 tahun silam, kini pernikahannya secara resmi diakui oleh negara.
Selain mereka, 21 pasangan lainnya yang sebelumnya menikah secara siri juga telah diakui oleh negara. Sebanyak 22 pasangan ini mengikuti isbat nikah di Pendopo Merapi Rumah Dinas Bupati Magelang.
Usai isbat nikah, ke-22 pasangan ini mendapat buku nikah. Selain itu, pencetakan Kartu Keluarga (KK) maupun akta bagi yang telah memiliki anak.
Selama 21 tahun membina biduk rumah tangga secara siri, Sukidi dan Jumi dikaruniai dua orang putra.
"Alhamdulillah lancar. Dapat bantuan, Alhamdulillah. Kami syukuri," kata Sudiki kepada wartawan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Magelang, Senin (1/12/2025).
"Ya nikah siri 2004 (sudah 21 tahun). Sudah (punya anak), dua. Dulu yang menikahkan bapak istri, terus disaksikan keluarga," sambung Sukidi.
Sementara istrinya, Jumi, menambahkan pernikahan siri tersebut telah dikaruniai dua putra. Kemudian dalam akta kelahiran tertulis anak dari ibunya.
"Bisa (akta kelahiran anak dari seorang ibu). Saya, masih gadis, bapaknya juga perjaka," kata Jumi dengan Bahasa Jawa khas Magelang.
"Dulu nikah cuman lingkungan, disaksikan di lingkungan. Alhamdulillah, ini semuanya lancar (proses isbat nikah). Ya cuman tetangga. Sudah lega sekarang, alhamdulillah," tutur Jumi yang memakai jilbab warna cokelat.
Hal senada disampaikan pasangan Herman (48) dan Utari (43), warga Sujan, Desa Salam, Kecamatan Grabag.
"Senang banget ada ini (isbat nikah). Termasuk anak-anak saya punya status keluarga. Sudah sekitar 10 tahun (nikah siri). Punya satu (dengan pasangannya), tapi sudah meninggal," kata Herman.
Herman menambahkan, saat menikah siri dengan Utari berstatus duda sekitar 8 tahunan dan istrinya berstatus janda.
"Dulu kenalan lewat HP (handphone). Satu minggu langsung (melamar)," kenangnya.
Saat menikah siri tersebut, ia telah memiliki dua putra. Sedangkan, istrinya sudah memiliki tiga putra. Ia mempersunting Utari yang masih tetangga desa.
"Kenal lewat HP. Saya duluan (menghubungi), terus (janjian) bertemu. Langsung dilamar," ujarnya.
Utari pun menambahkan, kenal dengan suaminya hanya satu minggu.
"Sekitar 2015. Kenal cuman satu minggu. Sudah janda, sekitar 3 tahun," ujarnya.
(apu/ahr)