Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengurangi curah hujan di berbagai daerah. OMC juga dilakukan di Banjarnegara agar proses evakuasi korban longsor di Desa Pandanarum dapat berlangsung maksimal.
"Salah satu yang sudah dilakukan selama ini untuk mengurangi potensi terhadap curah hujan yang cukup tinggi dilakukan OMC," kata Deputi I Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati di Gedung Gradhika Pemprov Jateng, Semarang, Selasa (18/11/2025).
Raditya mengatakan OMC saat ini dijalankan di beberapa daerah di Indonesia yang memiliki curah hujan di atas 300 mm per hari, termasuk di Banjarnegara yang saat ini tengah dilanda bencana longsor
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang sedang berjalan, khususnya di wilayah yang terdampak supaya proses evakuasi bisa berjalan dengan baik. Ada di beberapa daerah Jateng dan Jakarta, di wilayah yang memiliki potensi risiko terhadap curah hujan yang cukup tinggi. (Sampai kapan?) Tergantung cuaca," ujarnya.
"Tentunya ini diutamakan bila ada curah hujan yang mungkin di atas 300 mm per hari, supaya tidak terjadi intensitas yang cukup tinggi. (Termasuk Banjarnegara?) Termasuk," sambungnya.
Raditya menjelaskan, tiap daerah harus memiliki peta risiko bencana sebagai pedoman langkah yang dilakukan ketika bencana terjadi. Selain itu, sosialisasi kepada warga juga harus digencarkan.
"Peta resiko bencana menjadi standar mandatori minimum dari Kementerian Dalam Negeri, kemudian informasi yang bisa disampaikan kepada masyarakat, bagaimana upaya pencegahan dan mitigasinya dan bagaimana kalau itu terjadi kedaruratan bisa dilaksanakan secara efektif dan efisien," kata dia.
Menurut Raditya, kajian resiko bencana menjadi dasar bagi daerah agar memahami resiko bencana, untuk upaya pencegahan dan mitigasi, dan agar penanganan bencana lebih efektif dan efisien.
"Indonesia, kita 50 persen belum memiliki kajian risiko bencana dan di Jawa Tengah dari 36 kabupaten/kota kurang lebih 10 (yang belum punya)," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 937 warga telah mengungsi akibat longsor yang terjadi di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara. Sebanyak 48 rumah tertimbun longsor dan jumlahnya masih bisa meningkat.
Hal itu dikatakan Kabid Kedaruratan BPBD Banjarnegara, Raib Saekhudin. Ia mengatakan, saat ini 26 korban hilang masih dalam pencarian.
"Per hari ini sementara 937 mengungsi. Sekarang 26 orang hilang, kemarin ditemukan 1, korbannya 2, atas nama Darti dan Luwih," kata Raib saat dihubungi detikJateng, Selasa (18/11).
(dil/apl)











































