Ular Viper Vs Kobra Jawa, Mana yang Paling Berbahaya?

Nur Umar Akashi - detikJateng
Senin, 10 Nov 2025 14:49 WIB
Ular viper. (Foto: Evan Pickett/Wikimedia Commons/CC BY-SA 4.0)
Solo -

Kobra jawa (Naja sputatrix) merupakan salah satu tipe kobra sejati yang hidup di Indonesia. Selain binatang melata berwarna hitam pekat itu, Indonesia juga menjadi daerah hunian ular viper.

Dikutip dari How Stuff Works, ular-ular viper termasuk dalam famili Viperidae yang terdiri atas ratusan spesies. Mereka terkenal dengan bisa ampuh, serangan mematikan, dan taring yang bisa ditarik.

Lebih lanjut, laman The Viper Specialist Group menjelaskan bahwa ular viper bisa ditemukan di seluruh benua, kecuali Australia dan Antartika. Habitatnya sangat bervariasi, mulai dari lingkungan gurun yang kering kerontang sampai hutan tropis dengan kelembapannya.

Karakteristik ular viper adalah tubuh pendek nan gemuk. Kepalanya berbentuk segitiga besar yang diperlengkapi rahang panjang. Matanya yang besar memiliki pupil bercelah vertikal. Dalam bahasa Indonesia, ular viper juga dikenal sebagai beludak.

Telah disebut sekilas di atas bahwasanya ular viper memiliki bisa yang ampuh. Pertanyaannya, bisa ular viper vs kobra Jawa lebih berbahaya yang mana? Simak selengkapnya di bawah ini, yuk!

Poin Utamanya:

  • Ular viper adalah semua jenis ular yang termasuk faimili Viperidae. Jumlah spesiesnya mencapai ratusan.
  • Dilihat dari kadar LD50-nya, beberapa jenis viper seperti eastern russell's viper dan saw-scaled viper terbukti lebih mematikan dibanding kobra jawa.
  • Di sisi lain, ada juga ular viper yang lebih lemah. Contohnya, malayan pit viper yang hanya punya LD50 6,1 µg/g dibanding milik kobra jawa, yakni 0,90 µg/g.

Lebih Berbahaya Ular Viper atau Kobra Jawa?

Untuk menjawab pertanyaan ini, salah satu indikator yang bisa dipakai adalah kadar LD50. Berdasar penjelasan dari Global Antibiotic Research and Development Partnership (GARDP), LD50 adalah singkatan dari Lethal Dose 50.

Sederhananya, LD50 merujuk pada dosis di mana suatu zat mampu mematikan 50% hewan yang diuji. Semakin rendah nilai LD50, semakin besar pula toksisitasnya. Dengan kata lain, nilai LD50 yang kecil menunjukkan bahwa hanya dibutuhkan sedikit dosis zat tersebut untuk menyebabkan kematian pada setengah populasi hewan uji.

Dikutip dari tulisan bertajuk 'Biochemical and Toxinological Characterization of Naja sumatrana (Equatorial Spitting Cobra) Venom' oleh Yap MKK dkk, kobra jawa punya LD50 sebesar 0,90 µg/g (mikrogram/gram). Artinya, hanya dibutuhkan 0,90 mikrogram racun kobra Jawa untuk membunuh 50% hewan uji, dalam hal ini tikus.

Bagaimana dengan ular viper? Kita gunakan contoh ular bandotan puspo atau biasa dikenal sebagai eastern russell's viper. Ular dengan nama ilmiah Daboia siamensis ini hidup di berbagai wilayah, seperti Jawa Timur dan Guangxi (China).

Berdasar laporan ilmiah 'Venom Proteomics and Antivenom Neutralization for the Chinese Eastern Russell's Viper, Daboia siamensis from Guangxi and Taiwan' oleh Kae Yi Tan dkk, LD50 bisa ular bandotan puspa dari Guangxi ketika dimasukkan secara intravena (via pembuluh darah) adalah 0,18 µg/g. Adapun spesimen dari Taiwan punya dosis LD50 lebih rendah, yakni 0,09 µg/g.

Atas perbandingan ini, praktis dikatakan bahwasanya ular bandotan puspa lebih berbahaya ketimbang kobra jawa. Ular viper lainnya, saw-scaled viper, dilaporkan Word Atlas memiliki kadar LD50 0,24 mg/kg atau 0,24 µg/g. Jadi, lebih berbahaya ketimbang kobra jawa.

Dilihat dari buku Panduan Bergambar Ular Jawa tulisan Nathan Rusli, jenis ular viper lain yang ada di Jawa adalah malayan pit viper alias Calloselasma rhodostoma. Ular ini hidup di dataran rendah, bersembunyi di balik dedaunan.

Piboon Pornmanee dalam tulisannya 'Neutralization of Lethality and Proteolytic Activities of Malayan Pit Viper (Calloselasma rhodostoma) Venom with North American Virginia Opossum (Didelphis virginiana) Serum' yang dipublikasikan dalam Jurnal Toxicon menyebut LD50 bisa mentah malayan pit viper adalah 6,1 mg/kg atau 6,1 µg/g. Jadi, dibandingkan viper satu ini, kobra jawa lebih berbahaya.

Singkat kata, lebih berbahaya mana ular viper atau kobra jawa tidak bisa dijawab hitam atas putih. Ada ular viper yang bisanya lebih kuat, seperti eastern russell's viper, sehingga lebih berbahaya. Namun, ada juga yang keampuhan bisanya kalah dibanding kobra jawa.

Pun, hasil pengujian LD50 bisa berbeda-beda, bahkan untuk spesies yang sama. Alasannya, kadar LD50 dapat dipengaruhi sejumlah faktor, seperti usia, kondisi fisiologis hewan, dan metode pengukuran (oral, injeksi, atau inhalasi).

Fakta Menarik Ular Viper

Untuk memperkaya pengetahuan detikers seputar ular viper, di bawah ini sederet fakta menariknya, dilansir A-Z Animals dan Live Science:

  1. Ular viper terkecil di dunia adalah mao-lan (Protobothrops maolanensis) dengan panjang kurang dari 61 sentimeter.
  2. Ular viper terpanjang adalah bushmaster amerika selatan (Lachesis muta) yang bisa tumbuh hingga 335 sentimeter lebih.
  3. Ular viper terbesar di dunia adalah gaboon vipers (Bitis gabonica). Beratnya bisa mencapai 10 kilogram dengan panjang 213 sentimeter.
  4. Taring viper bisa berputar di mulut. Ketika tidak digunakan, taring akan terlipat dan menempel di langit-langit. Alhasil, taring viper bisa tumbuh panjang.
  5. Ular viper adalah makhluk nokturnal.
  6. Africa's puff adder bisa menyerang dengan kecepatan seperempat detik!
  7. Ular viper tergolong hewan ovovivipar. Jadi, telur dibuahi dan dierami dalam tubuh induk. Kemudian, lahir sudah berbentuk anakan ular.
  8. Anakan viper disebut neonatus atau snakelet.
  9. Ular viper sudah eksis di Bumi sejak 50 juta tahun.

Demikian pembahasan ringkas mengenai lebih berbahaya mana ular viper atau kobra jawa. Semoga menjawab pertanyaan detikers, ya!



Simak Video "Video: Lansia 'Pembentang Ular' di Jaktim Sebut Motor Tak Lagi Naik Trotoar"

(sto/apl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork