Ular Kobra Jawa Vs Weling: Mana yang Paling Berbahaya dan Mematikan?

Ular Kobra Jawa Vs Weling: Mana yang Paling Berbahaya dan Mematikan?

Nur Umar Akashi - detikJateng
Selasa, 05 Agu 2025 11:46 WIB
Ular weling (Bungarus candidus)
Ular weling. (Foto: Wibowo Djatmiko (Wie146)/Wikimedia Commons/Lisensi CC BY-SA 3.0)
Solo -

Kobra jawa dan weling adalah nama dua spesies ular yang bisa ditemukan di Indonesia, khususnya pulau Jawa. Keduanya menimbulkan kekhawatiran di hati masyarakat karena dapat tiba-tiba muncul dari sudut rumah yang gelap.

Disadur dari Journal of Scientech berjudul 'Keanekaragaman Spesies Ular di Resort Rowo Bendo Taman Nasional Alas Purwo' oleh Venansius Hugo Pantur dkk, nama ilmiah kobra jawa adalah Naja sputatrix. Adapun ular weling, punya nama Latin Bungarus candidus.

Biasa disebut ular sendok, warna tubuh kobra jawa bervariasi, mulai dari hitam, kecokelatan, hingga kekuningan. Di sisi lain, ular weling mudah dikenali karena belang hitam-putihnya yang mencolok. Saudara weling, ular welang (Bungarus fasciatus), punya warna berbeda yakni hitam-kuning.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kobra jawa dapat tumbuh kira-kira sepanjang 1 sampai 1,3 meter. Ukuran blue krait (nama lain weling) menurut keterangan dari National Parks in Thailand adalah 1,08 meter. Dengan demikian, kurang lebih, kedua ular ini berukuran sama.

Jadi, lebih berbahaya mana antara ular kobra jawa vs weling? Simak pembahasan ringkasnya yang telah detikJateng siapkan di bawah ini!

ADVERTISEMENT

Jenis Bisa Kobra Jawa dan Weling

Disadur dari Wildlife Preservation Canada, kobra jawa memiliki tipe bisa neurotoksin. Sesuai namanya, bisa tipe ini menyerang sistem saraf. Bila tergigit, rasa sakit tidak terasa. Namun, efek bisa neurotoksin ini sangat cepat sehingga bisa mengakibatkan kematian akibat lumpuhnya saraf pernapasan.

Bagaimana dengan ular weling? Berdasar uraian dari AZ Animals, bisa milik ular berwarna cerah ini juga sama yakni neurotoksin. Apabila tergigit, seseorang akan mual, muntah, sakit kepala, sakit perut, pusing, dan diare.

Kemudian, ketika saraf berhenti bekerja akibat serangan bisa neurotoksin tersebut, kelumpuhan dan kejang terjadi. Bila tidak segera ditangani dengan tepat, gigitan malayan krait -juga merupakan nama lain dari ular weling- dapat mengakibatkan kematian.

Lebih Mematikan Kobra Jawa atau Weling?

Guna menentukan bisa mana yang lebih mematikan, detikers dapat merujuk nilai LD 50 (Lethal Dose 50). Dikutip dari Canadian Centre for Occupational Health and Safety (CCOHS), LD50 adalah jumlah suatu bahan yang diberikan sekaligus untuk bisa menyebabkan kematian 50% dari sekelompok hewan uji.

Sebagai contoh, para ilmuwan ingin menguji bisa ular terhadap sejumlah tikus laboratorium. Bisa tersebut diberikan dalam dosis tertentu kepada hewan melalui berbagai macam metode, seperti disuntikkan atau dimasukkan melalui mulut.

Bila setengah dari jumlah tikus yang diuji coba mati, maka dosis tersebut jadi bukti seberapa mematikannya bisa si ular. Tentunya, semakin kecil angka LD50 yang diperoleh dari uji coba, semakin mematikan pula bisa ular terkait.

Dilansir Fact Animal, bisa ular paling berbahaya di dunia adalah milik inland taipan dengan LD50 0,025mg/kg. Artinya, hanya dibutuhkan 0,025 miligram dari bisa inland taipan per kilogram mangsanya. Sebagai informasi, hitungan LD50 juga bisa memakai satuan mikrogram/gram.

Lalu, berapa angka LD50 kobra jawa dan weling? Disadur dari jurnal berjudul 'Biochemical and Toxinological Characterization of Naja sumatrana (Equatorial spitting cobra) venom' oleh Yap MKK dkk, LD50 kobra jawa adalah 0,90 Β΅g/g. Dengan demikian, hanya butuh 0,90 mikrogram bisa kobra jawa per gram berat badan hewan yang dijadikan uji coba yang dalam hal ini adalah tikus.

Adapun ular weling, LD50-nya adalah 0,2828 ΞΌg/g atau dibulatkan jadi 0,29 ΞΌg/g menurut informasi dari Biochemistry & Molecular Biology Journal berjudul 'Determination of Lethal Dose (LD50) of Venom of Four Different Poisonous Snakes Found in Pakistan' tulisan Ghazala Parveen dkk. Ada pula penelitian lain yang menyebut LD50 weling sebesar 0,16-0,17 Β΅g/g.

Dari kedua data di atas, dapat disimpulkan bahwa bisa ular weling lebih mematikan dari kobra jawa. Tentunya, tanpa mendiskreditkan akibat mengerikan bisa kobra jawa.

Perlu diingat, LD50 diukur dengan hewan yang seringnya tikus sebagai bahan uji. Efeknya mungkin berbeda terhadap manusia. Di samping itu, ada sejumlah faktor yang memengaruhi kekuatan bisa ular salah satunya usia. Kendati tidak selalu akurat, informasi LD50 ini sedikit banyak dijadikan tolok ukur untuk mengetahui bisa ular mana yang lebih mematikan.

Kobra Jawa Vs Weling: Mana yang Lebih Agresif?

Usai mengetahui seberapa berbahayanya bisa kobra jawa dan weling, tidak ada salahnya bagi detikers untuk memahami ular mana yang lebih agresif. Informasi tentang keagresifan keduanya bakal jadi bekal berharga bila detikers tak sengaja berpapasan di jalan.

Diringkas dari The Snake Guide, kobra jawa adalah ular yang bersikap defensif. Ketika terancam, mereka akan menyerang dengan menyemburkan bisanya ke mata musuh. Kendati begitu, bila tidak diganggu ular ini tidak bakal serta-merta menggunakan bisanya yang berbahaya.

Informasi senada dijelaskan AZ Animals terkait ular weling. Diterangkan bahwasanya ular satu ini cenderung pemalu. Bila persembunyiannya terbongkar manusia, mereka memilih merayap pergi atau menutup kepalanya dengan ekor untuk menghindari masalah.

Akhir kata, baik kobra jawa maupun weling sebenarnya bukanlah ular agresif yang tiba-tiba menyerang. Meski begitu, mereka dapat mempergunakan bisanya yang berbahaya untuk mempertahankan diri jika terpojok.

Demikian pembahasan lengkap mengenai mana ular yang lebih mematikan antara ular kobra jawa vs weling. Semoga bisa menambah wawasanmu, ya, Lur!




(sto/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads