Di Jawa, ada beberapa tipe ular yang kerap ditemui di lingkungan tempat tinggal, seperti kobra Jawa, king cobra, dan weling. Tahukah kamu bahwa ular-ular itu masuk deretan yang paling berbisa di dunia?
Guna menentukan ular paling berbisa, tentu dibutuhkan indikator. Setidaknya, ada 2 yang dipergunakan, yakni LD50 dan jumlah kematian. Istilah yang kedua tentu bukanlah hal asing, tetapi, apa itu LD50?
Dirujuk dari Biotech Academy, LD50 adalah singkatan dari Lethal Dose 50%. Maksudnya adalah dosis zat tertentu, termasuk bisa, yang efektif untuk membunuh 50% populasi kelompok uji. Semakin sedikit dosis yang dibutuhkan, semakin kuat bisa tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Contohnya, racun ular A dites kepada sekelompok tikus lab. Hasilnya, dibutuhkan 0,5 miligram/kg untuk menghabisi nyawa 50% tikus itu. Sebaliknya, untuk ular B, hasil LD50-nya adalah 0,01 miligram/kg. Dari perbandingan ini, dapat dipahami bahwa ular B lebih berbahaya karena butuh dosis lebih rendah untuk mematikan jumlah tikus yang sama.
Setelah mengetahui definisi ringkas LD50, mari simak urutan ular paling berbisa di dunia lewat uraian berikut!
Intinya:
- Tingkat mematikan ular berbisa bisa diketahui dari kadar LD50-nya.
- Ular paling berbisa di dunia adalah inland taipan.
- King cobra, weling, dan kobra jawa adalah ular-ular mematikan yang salah satunya bisa ditemukan di Pulau Jawa.
Daftar Ular Paling Berbisa di Dunia
Perlu dicatat sebelumnya, antara satu sumber dengan sumber lain mungkin mencantumkan urutan ular berbeda. Adapun daftar di bawah ini, dirujuk dari laman A-Z Animals yang memakai acuan LD50.
1. Inland Taipan
Bukan kobra atau king kobra, yang berada di urutan pertama adalah ular inland taipan. Predikat menyeramkan didapatnya karena punya nilai LD50 terendah, yakni 0,01 mg! Padahal, per gigitan, ular ini dapat menyalurkan 44-110 mg bisanya!
Kemampuan bisanya membuat inland taipan berada di puncak klasemen. Meski begitu, karakter jinaknya yang tak suka mencari masalah jadi penenang bagi umat manusia. Namun, detikers disarankan segera menjauhinya jika kebetulan berpapasan.
2. Coastal Taipan
Bersumber dari keluarga yang sama dengan inland taipan, ada coastal taipan di posisi kedua. Sesuai namanya, ular ini hidup dekat laut-laut Australia. Kekuatan bisanya tidak main-main, sekali gigit, dosis 100-400 mg-nya bisa dipakai membunuh hingga 56 orang!
Coastal taipan punya nilai LD50 yang lebih tinggi ketimbang saudaranya, yakni 0,1 mg. Bisanya sendiri bertipe neurotoksin sehingga bekerja dengan cara melumpuhkan saraf. Pertolongan medis dibutuhkan secepatnya bila ular ini menggigit.
3. Kobra Hutan
Di urutan ketiga, ada kobra hutan atau forest cobra. Ular dengan warna tubuh cokelat gelap kekuningan ini dapat menyuntikkan 570-1.100 mg bisa sekali gigit. LD50-nya sendiri ada di angka 0,22 mg.
Hidup di Afrika, kobra hutan sejatinya jarang berkontak dengan manusia. Hal tersebut tidak terlepas dari kawasan tempat tinggalnya yang jauh dari pemukiman. Bila ada manusia yang kurang beruntung dan tergigit, gejala parah mungkin timbul hanya dalam 30 menit saja.
4. Ular Laut Dubois
Dengan buntut mirip dayung mini, ular laut dubois menduduki peringkat 4 ular paling berbisa. LD50-nya ada di angka 0,04 miligram, tetapi bisa yang ia keluarkan saat menggigit 'hanya' ada di kisaran 1-10 mg saja.
Seperti kebanyakan ular laut lain, ular laut dubois jarang menyebabkan kematian manusia. Bukan tanpa sebab, laut yang begitu luas memperkecil kemungkinan perjumpaan dengannya. Ular ini hidup di sela-sela terumbu karang Laut Arafuru, Samudera Hindia, hingga Laut Koral.
5. Eastern Brown
Ular cokelat timur adalah yang berhak menduduki peringkat selanjutnya dengan LD50 sebesar 0,03 mg. Binatang melata ini tinggal di Australia dan merupakan makhluk yang bertanggung jawab atas banyaknya kematian manusia.
Salah satu kebiasaan eastern brown snake adalah berburu mangsa di daerah padat penduduk. Tak pelak, perjumpaan dengan manusia kerap terjadi. Sekali gigit, pemilik racun tipe neurotoksin ini dapat memasukkan 5-75 mg bisanya.
6. Black Mamba
Tubuh terselubung kulit berwarna hitam pekat membuat black mamba tampak mengintimidasi. Menariknya, bukan hanya penampilan, ular mamba hitam punya LD50 sekuat 0,3 mg. Sekali gigit, bisa sebanyak 100-400 mg mengalir keluar dari taringnya.
Dapat tumbuh mencapai 3 meter, ukuran black mamba tidak bisa diremehkan. Ular berbisa asal sub-sahara Afrika ini pun mampu mengangkat tubuhnya, persis tabiat kobra. Kemampuan gigitannya yang kuat juga dibarengi kecepatan hingga 20 km/jam, menjadikannya dapat melakukan serangan cepat akurat.
7. Russell's Viper
Bercorak cokelat muda kombinasi putih dan hitam, Russel's Viper punya LD50 0,16 mg. Faktanya, bisa mematikan miliknya memang telah menimbulkan begitu banyak korban di Sri Lanka, Burma (Myanmar), dan India, ketimbang ular lain.
Efek gigitan ular dari keluarga viper ini adalah pembengkakan dan pendarahan lokal. Apabila tidak diobati, statistik kesehatan menunjukkan angka kematian korban mencapai 30%.
8. Boomslang
Berbeda dari ular-ular lain, boomslang tampak dihiasi kulit berwarna hijau-kekuningan. Sekilas, ia terlihat ramah selayaknya ular pohon. Di balik 'kepolosan' itu, boomslang menyimpan kekuatan mematikan. Bisanya yang sekali gigit dapat keluar sebanyak 1-8 mg, punya LD50 0,1 mg.
Beruntungnya bagi masyarakat Indonesia, ular berbahaya yang biasa tinggal di pepohonan ini hanya bertempat tinggal di Afrika. Sebut saja Swaziland, Namibia, Mozambik, dan Botswana.
9. King Cobra
King cobra, ular berbisa terbesar di dunia punya penampilan menakutkan. Tubuh besar berpadu dengan bisa mematikan jadi senjata utamanya. LD50 king cobra memang tak serendah inland taipan, tetapi tetap saja berbahaya, yakni 1 mg.
Dalam satu gigitan, king cobra dapat mengeluarkan 400-1000 mg bisa. Jumlah ini cukup kuat untuk membunuh 11 orang sekaligus, lo! Hanya dalam 30 menit setelah gigitan, seseorang dapat menemui ajalnya, bila tak segera ditangani.
10. Fer-De-Lance
Di urutan sepuluh, ada ular fer-de-lance yang mendiami Amerika Selatan dan Tengah. Termasuk golongan ular beludak, fer-de-lance punya dosis LD50 3 mg. Sekali gigit, 500-1.500 mg bisa mengucur keluar dari mulutnya.
Dosis tersebut memampukan fer-de-lance untuk membunuh rata-rata 6 tikus dalam satu gigitan saja. Bagi manusia, kemampuan bisanya juga mematikan. Apa lagi, ular ini banyak terdapat di daerah berpenduduk, membuatnya lebih berbahaya.
Berapa LD50 Weling dan Kobra Jawa?
Dilihat dari Biochemistry & Molecular Biology Journal berjudul 'Determination of Lethal Dose (LD50) of Venom of Four Different Poisonous Snakes Found in Pakistan' tulisan Ghazala Parveen dkk., ular weling punya LD50 sebesar 0,29 ΞΌg/g.
Di sisi lain, LD50 kobra jawa adalah 0,90 Β΅g/g, sebagaimana dijelaskan dalam Biochemical and Toxinological Characterization of Naja sumatrana (Equatorial spitting cobra) venom' oleh Yap MKK dkk.
Bisa kedua ular ini juga mematikan bagi manusia. Apalagi, keduanya adalah tipe ular yang mungkin saja dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian penjelasan ringkas mengenai urutan ular paling berbisa di dunia. Semoga menambah wawasanmu, ya!
(par/alg)