Kisah Yasmin, Ilustrator dan Komikus Difabel Berprestasi Asal Klaten

Kisah Yasmin, Ilustrator dan Komikus Difabel Berprestasi Asal Klaten

Achmad Husain Syauqi - detikJateng
Minggu, 09 Nov 2025 13:45 WIB
Yasmin Cahya Nabila dengan kanvas bergambar bunga bikinannya. Foto diunggah Minggu (9/11/2025).
Yasmin Cahya Nabila dengan kanvas bergambar bunga bikinannya. Foto diunggah Minggu (9/11/2025). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Kabupaten Klaten memiliki seorang ilustrator dan komikus remaja tingkat nasional, Yasmin Cahya Nabila. Meskipun memiliki keterbatasan fisik (disabilitas), segudang prestasi telah ditorehkannya.

"Terakhir dapat medali emas di lomba cipta komik strip di festival lomba seni siswa nasional (FLS2N) tingkat nasional di Jakarta tahun 2023," ungkap ibu Yasmin, Nining, kepada detikJateng, Sabtu (8/11/2025).

Nining mengatakan selain peraih medali emas tingkat nasional, putrinya juga pernah menjadi juara 1 lomba komik strip FLS2N Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2023 dan 2022. Tahun 2021 menjadi juara lomba serupa dari kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kemendikbud tahun 2021 dan sebagainya secara berjenjang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi lomba-lomba itu berjenjang, ada dari kabupaten, maju provinsi, sampai maju tingkat nasional. Ya memang sejak kecil hobinya menggambar," tutur Nining.

ADVERTISEMENT

Diceritakan Nining, di tengah keterbatasan fisik putrinya yang lahir Juli 2004 memiliki bakat menggambar sejak di bangku TK. Saat itu putrinya yang tunarungu hanya bisa mengungkapkan sesuatu lewat gambar.

"Jadi waktu itu komunikasi belum bisa, belum bisa bahasa isyarat. Jadi jika ingin mengungkapkan sesuatu bisanya lewat gambar, misalnya minta apa atau perasaan dia itu apa digambar pakai kapur," terang Nining.

Salah satu karya komik buatan Yasmin Cahya Nabila, komikus dan ilutrator asal Klaten. Foto diunggah Minggu (9/11/2025).Salah satu karya komik buatan Yasmin Cahya Nabila, komikus dan ilutrator asal Klaten. Foto diunggah Minggu (9/11/2025). Foto: dok. Nining

Lama-kelamaan, ungkap Nining, putrinya terbiasa mengungkapkan sesuatu alur dengan gambar. Kebiasaan itu membuat putrinya mampu membuat komik secara autodidak.

"Jadi tidak ada guru, belajarnya autodidak meskipun sekolah di SLB. Dari kemampuan itu kemudian sering ikut lomba dan menang," lanjut Nining.

Hobi itu, sambung Nining, keterusan sampai putrinya sering juga diminta untuk membuat ilustrator, terutama untuk buku. Kini, Yasmin sudah bisa mendapatkan penghasilan sendiri sebagai ilustrator di sebuah perusahaan di Bogor.

"Jadi sekarang jadi ilustrator untuk sebuah studio di Bogor tapi penulis-penulis, panitia lomba menghubungi Yasmin sendiri. Terakhir itu penulis yang berkolaborasi dengan Monash University juga yang buat Yasmin," papar Nining.

Kini, ujar Nining, hampir setiap bulan ada yang meminta putrinya membuatkan ilustrasi gambar. Dari hobi itu bahkan putrinya sudah bisa memenuhi kebutuhannya.

"Sekarang kan gambarnya dengan komputer, jadi bisa beli laptop sendiri, HP, bayar WiFi sendiri, dan lainnya," sebut Nining.

Yasmin, saat diwawancarai melalui seorang penerjemah mengaku sejak kecil dirinya mulai menggambar. Namun itu semua tidak lepas dari peran mamanya.

"Yang mengajari dan mendampingi ibu. Harapan saya nanti ke depan karena hobi saya menggambar ya bekerja untuk menggambar sesuai kemampuan saya," ungkap Yasmin.

Ketua Paguyuban Penyandang Disabilitas Klaten (PPDK), Qoriek Asmarawati, menyatakan Yasmin memang sosok berprestasi. Sering mewakili lomba sejak SD.

"Aktif di PPDK itu sejak SD dan sering mewakili lomba. Juga aktif di organisasi karena dia sebagai sekretaris di komunitas tuli," jelas Qoriek kepada detikJateng.

"Juga sering mewakili di berbagai forum. Terakhir seingat saya dari Bappenas acaranya mendengar suara anak-anak," imbuhnya.




(apu/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads