Kantor Desa Kadirejo, Kecamatan Karanganom, Klaten, disegel dan digembok warga. Akibatnya perangkat desa tidak bisa berkantor dan beraktivitas di lokasi.
Pantauan detikJateng, kondisi kantor desa tampak lengang. Pada kaca pintu masuk utama dipasang poster bertulisan, 'Tolong Segera Diselesaikan Proses Tukar Guling Kantor Desa... Kami Hanya Diberi Janji-Janji Saja'.
Pada pegangan pintu itu dipasang gembok besi berukuran besar yang biasa digunakan mengunci roda sepeda motor. Praktis pintu yang menghadap ke jalan desa itu tidak bisa dibuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari ahli waris itu ingin kejelasan kapan selesainya tukar guling. Ya itu yang melakukan (penggembokan), ahli waris pemilik tanah," kata Kades Kadirejo, Kecamatan Karanganom, Agus Widodo saat ditemui detikJateng, Kamis (30/10/2025).
Dijelaskan Agus, sekitar tahun 2015 para ahli waris lahan kantor desa dijanjikan tukar guling. Namun, saat itu prosesnya belum selesai.
"Tapi belum selesai, kemarin tahun 2022 kita proses lagi tapi sampai sekarang belum selesai. Pihak ahli waris butuh kepastian, kalau memang ditukar guling ya segera ada nama, sertifikat," jelas Agus.
Atas kejadian itu, lanjut Agus, Pemdes sudah melaporkan ke kecamatan. Dia berharap pihak dan dinas terkait segera turun tangan.
"Mudah-mudahan dengan kejadian seperti ini dinas-dinas terkait segera memproses. Besok akan mediasi, mungkin kalau sampai nggembok sudah jengkel," sambung Agus.
Agus menceritakan kerja sama orang tua ahli waris dengan pemerintah desa sudah terjadi sejak 1971. Dalam kesepakatan kerja sama itu Pemdes menempati lahan milik orang tua ahli waris, demikian juga sebaliknya.
"Tukar menukar tanah itu sudah sejak 1971, desa menggunakan tanah orang tua ahli waris dan ahli waris menggarap tanah kas desa. Tapi kan belum ada kepastian sehingga mau digunakan hal lain tidak bisa karena tidak ada suratnya," papar Agus.
Alasan Ahli Waris
Salah seorang ahli waris, Subadri, menjelaskan pihaknya hanya minta kejelasan status tanah yang sudah sekian lama tidak pasti. Keluarga minta tanahnya dibeli, bukan sekedar tukar guling.
"Dari keluarga minta dibeli tapi kenyataannya belum selesai, tukar guling sudah lama, keluarga tidak mau dan minta dijual beli. Harapannya ya segera selesai," kata Subadri kepada detikJateng di rumahnya.
(ams/dil)











































