Bagi bangsa Indonesia, peringatan Sumpah Pemuda terasa sangat mengharukan. Bagaimana tidak, para pemuda dari berbagai latar belakang dengan sukarela mengesampingkan perbedaannya demi Indonesia yang satu.
Dalam sejarahnya, Sumpah Pemuda lahir melalui Kongres Pemuda 2 yang digelar tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta. Dilansir laman Museum Pendidikan Nasional, Sumpah Pemuda diucap pada penghujung kongres pada tanggal 28 Oktober.
Tanggal bersejarah itu kemudian diabadikan menjadi Hari Sumpah Pemuda. Penetapannya tercantum dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959. Sejak ditetapkan, Sumpah Pemuda selalu diperingati secara meriah.
Beragam kegiatan digelar, mulai dari upacara hingga diskusi-diskusi ilmiah. Kamu juga bisa turut menyemarakkan dengan membuat dan membagikan puisi bertema Sumpah Pemuda. Butuh contoh puisi Sumpah Pemuda yang bikin nangis? Simak deretan contohnya yang singkat dan panjang berikut ini, yuk!
Contoh Puisi Sumpah Pemuda yang Mengharukan dan Bikin Nangis
Puisi-puisi di bawah ini di antaranya diambil dari buku Aku Pemuda yang ditulis Penulis Pilihan LCPN Aku Pemuda Maret-Mei 2019, buku Puisi Sejarah karya Firmansyah dkk, buku Petani dan Sebatang Padi oleh Dewi Aisyah dkk, buku Membangun Negeri: Kumpulan Puisi tulisan Warniati, buku Kumpulan Puisi Sahabat Kecilku oleh Susilawati dkk, dan buku Kumpulan Puisi Rahasia Hati tulisan Nurfaizah.
Puisi Sumpah Pemuda #1: Semangat Pemuda
(oleh Tsamarah Atikah Nurdiyanah)
Aku Pemuda Indonesia
Hormatku bagi Ibu Pertiwi
Penegak keadilan adalah sejatiku
Semangat juang adalah harga diriku
Aku percaya, tuhan menyaksikan perjuanganku
Akan kuadili kemunafikan tikus-tikus koruptor
Ingatlah, Sumpah Pemuda bukan sekadar pidato atau hari nasional
Lebih dari itu, Sumpah Pemuda adalah abdi hidupku bagi Indonesia
Mengokohkan akar patriotisme
Penopang cikal bakal masa depan negara
Menyalakan lilin-lilin cahaya kedamaian yang mulai redup perlahan
Menyucikan rakyat dari racun keegoisan
Rembulan pun tak meragukan tekadku
Cakrawala bersedia bersaksi akan peluh dan pengorbanan
Kami para pemuda bagi bangsa
Dan harga bagi sebuah perjuangan akan kami bayar tuntas
Aku pemuda Indonesia
Kulayarkan pesiar-pesiar yang membawa Indonesia maju!
Aku pemuda Indonesia
Salamku untuk semesta yang masih menyaksikanku bertaruh dengan waktu
Puisi Sumpah Pemuda #2: Darah Muda di Tanah Ibu
Di bawah langit bulan Oktober yang teduh
Terdengar gema janji dari dada para pemuda
Mereka datang tanpa pamrih tanpa nama
Hanya membawa cinta untuk Indonesia
Di antara perbedaan yang dulu membentang
Mereka satukan dalam satu pelukan tanah air
Bukan emas bukan kuasa yang mereka cari
Hanya agar merah putih tak lagi terbelah
Lihatlah wahai generasi hari ini
Di tiap kata sumpah mereka ada air mata suci
Yang menetes bukan karena lemah
Tapi karena cinta pada negeri yang mereka titipi
Kini bendera itu berkibar di pundak kita
Jangan biarkan warnanya pudar oleh waktu
Karena di setiap helainya ada darah muda
Yang dulu berjanji tak akan mundur demi Indonesia
Puisi Sumpah Pemuda #3: Pemuda yang Siap Berjuang
(oleh Anis Khoirunnisak)
Merah darahku; putih tulangku: Menjadi satu kesatuan tubuh
Yang lahir dari rahim Ibu Pertiwi
Nyala semangat para pahlawan hidup bersama detak jantungku
Putih tulangku: Lambang cita-cita luhur nan suci
Di langkah kakiku menuju; perjuangan itu bertumpu
Sumpah pemuda berkumandang di dalam hati
Tiada jemu menggugah semangat yang sempat mati
Darah muda pun mengalirkan ambisi untuk meraih prestasi
Aku; pemuda yang siap mengabdikan diri
Siap berdiri di barisan paling depan
Aku; pemuda yang tak kenal gentar
Berjuang meraih cita-cita bangsa dan negara
Puisi Sumpah Pemuda #4: Impian Pemuda Indonesia
(oleh Eka Pramudianzah)
Aku adalah pemuda
Yang bercita-cita untuk bisa memajukan bangsa
Aku adalah pemuda
Cita-citaku ini bukanlah ilusi melainkan cita-cita yang nyata
Dan akulah pemuda
Yang mempunyai sumpah yaitu sumpah pemuda
Tetapi, pemuda-pemuda saat ini melupakan esensinya
Sebagai pemuda Indonesia
Mengaku sosialis padahal borjuis
Mengaku demokratis padahal apatis
Mengaku humanis padahal egois
Dan Ibu Pertiwi pun menangis, melihat para pemuda-pemudanya berlaku bengis
Yang suka menindas kaum yang lemah dan memaki yang tidak bersalah
Wahai para pemuda Indonesia!
Hentikan semua ini! Hentikan segala kekacauan di negeri ini
Dan janganlah kalian menambah lara dan duka
Lebih baik buatlah negeri ini kembali tersenyum bahagia
Puisi Sumpah Pemuda #5: Sumpah Tertinggal di Langit Senja
Di ruang sempit kongres itu mereka bersumpah
Dengan dada bergetar dan mata basah
Tak ada yang tahu siapa pulang siapa gugur esok pagi
Mereka hanyalah anak muda dengan mimpi yang sederhana
Ingin negeri ini berdiri tanpa rantai dan tanpa takut
Namun tanah ini menelan nama mereka dalam diam
Kini hanya gema suaranya yang tersisa di udara
Kita mengucap sumpah yang sama dengan suara bergetar
Tapi masihkah kita seteguh mereka dulu di tengah gelapnya sejarah
Puisi Sumpah Pemuda #6: Rihlah Tri Sumpah Perjaka
(oleh Firmansyah)
Berabad sudah penjajah merajalela di tanah pusaka
Menjerat rakyat dari sudut desa hingga labirin kota
Tak mampu dihitung lagi jumlah korban yang berserakan di atas bentala
Ada yang terbakar, juga tergilas akibat peluru menembus tulang lenyapkan atma
Sebelum kebebasan direbut atas tanah surga
Namun, atas ilham dari Sang Maha Pencipta
Terbesitlah niat para pemuda satukan harkat sirah tua
Melalui serangkaian perundingan dengan para tokoh terkemuka
Tercetuslah tri sumpah sakral melegenda, terikrar lantang di rumah keturunan Tionghoa
Terbingkai dalam bait-bait Agung yang dikenal dengan "Sumpah Pemuda"
Bak lentera di tengah malam nan gulita
Ikrar perjaka telah menjadi misbah di langit nusantara
Kokohkan darah nasionalisme yang mengalir dalam saban daksa para pemuda
Menenggelamkan sifat tamak dan egoisme demi
Indonesia merdeka
Wahai pemuda bangsa! Kenanglah rihlah mereka
Sepanjang masa
Bukan hanya sekadar ucapan semata
Melainkan dengan tingkah laku pemuda Indonesia
Seutuhnya
Puisi Sumpah Pemuda #7: Api yang Tak Pernah Padam
Di bawah langit yang kelabu mereka berkumpul
Anak-anak muda dari tanah yang berbeda
Dengan tangan kosong dan hati menyala
Mereka ukir janji di dada sejarah bangsa
Satu tanah air mereka ucap dengan gemetar
Bukan karena takut, tapi karena cinta yang besar
Tanah ini mereka sebut ibu
Dan ibu tak akan mereka biarkan menangis lagi
Satu bangsa mereka ikrarkan dengan dada terbuka
Meski darah dan air mata menodai langkah
Mereka tahu, persatuan bukan hadiah
Melainkan perjuangan yang lahir dari luka
Satu bahasa mereka pilih dengan tegas
Bahasa yang tak hanya diucap, tapi dirasakan
Bahasa yang menyatukan, bukan memisahkan
Bahasa yang hidup dalam denyut nadi Nusantara
Kini waktu berlari, negeri ini tak lagi sama
Namun janji mereka masih bernafas di udara
Kita pewaris yang tak boleh berdiam
Sebab diam adalah bentuk pengkhianatan yang halus
Wahai pemuda masa kini, lihatlah ke belakang
Ada nyawa yang dikorbankan demi langkahmu hari ini
Apakah layak kita berpaling
Ketika sejarah memanggil untuk diperbaiki?
Bangkitlah dari nyamanmu yang semu
Robeklah tirai malas dan acuh yang membelenggu
Tanah ini butuh tanganmu, bukan sekadar kata
Butuh kerja, bukan sekadar cerita
Sebab sumpah itu bukan hanya suara masa lalu
Ia adalah bara yang menunggu disiram kembali
Agar Indonesia tak sekadar merdeka
Tapi tumbuh, menjadi rumah yang benar-benar bahagia
Puisi Sumpah Pemuda #8: Penghujung Oktober
(oleh Andika Halim)
Sumpah yang menjadi cikal bakal harapan kelak
Sumpah yang menjadi bara api yang membakar semangat
Sumpah yang terus menjadi pegangan kesetiaan
Tapi sekarang sumpah itu menjadi sampah
Pemuda sekarang
Menjadikan sumpah setianya menjadi sampah yang tak berarti
Tumpah darahnya, terpapar pecandu berita hoax
Bangsanya, bangsa pecandu radiasi
Berbahasa satunya, bahasa yang mereka katakan kekinian
Jadi sekarang mana sumpahmu?
Mana semangatmu?
Mana kegagahanmu pemuda?
Di penghujung Oktober ini
Kuberharap
Engkau mengingat lagi sumpahmu
Engkau menggapai lagi cita-cita pendirimu
Sampai kelak ku menutup mata
Dengan senyuman yang tidak akan kau lupa
Senyuman sumpah pemuda
Yang menggerakkan dan mengubah bangsa ini
Puisi Sumpah Pemuda #9: Sumpah Pemuda
Janji suci
Telah diucapkan
Anak negeri
Di tanggal 28 Oktober 1928 dulu
Janji tentang berbangsa satu
Janji bertanah air satu
Juga janji berbahasa satu
Sebagai tekad bulat
Sumpah Pemuda
Sebagai ikrar
Antar anak bangsa
Yang ingin merdeka
Terlepas dari penjajahan
Bersatu mengusir kolonialisme
Meraih mimpi
Kemerdekaan bangsa
Puisi Sumpah Pemuda #10: Merah Putih Berkibar
Di tanah subur dan megah, kita berdiri tegak
Tak goyah, terdengar gema perjuangan
Yang menembus ruang dan waktu
MERDEKA! Teriak pahlawan yang gagah
Ada sejarah yang takkan pudar, pahlawan
Berjuang dengan darah dan air mata mereka basah
Menegakkan bangsa dan menentang segala
Merah putih berkibar, simbol keberanian dan cinta
Sumpah Pemuda menggema di angkasa
Mengikat janji setia, menjaga api
Kemerdekaan di hati
Di setiap sudut, di setiap ruang jiwa
Kita rayakan hari yang bersejarah
Di setiap detak jantung kami, kau tetap abadi
Kami berjanji setia, menjaga kemerdekaan
Menghargai, tanah air yang abadi
Puisi Sumpah Pemuda #11: Sumpah Pemuda
Ketika pemuda bersumpah
Sumpah yang bukan hanya untuk dirinya melainkan
Tanah airnya
Ketika pemudi tekad
Tekad yang bukan hanya untuk kaumnya
Melainkan segenap bangsanya
Gagar gunung dan lembah
Gemetar lautan dan pantai
Bergetar jantung dan berdesir darah
Puisi Sumpah Pemuda #12: Janji yang Hidup Kembali
Pagi itu tak ada seragam
Hanya dada yang berdebar menyebut nama negeri
Mereka datang tanpa pangkat
Hanya dengan keyakinan yang tak bisa dibeli
Langit Jakarta menyaksikan getar suara yang menembus waktu
Bahwa tanah ini bukan sekadar tempat berpijak, tapi tempat berjanji
Satu bangsa, satu bahasa, satu tanah air
Bukan ucapan, tapi nyawa yang dititipkan
Kini gema itu menua, tapi belum mati
Menunggu disapa kembali
Kita, pewaris yang sering lupa
Masih sibuk dengan bendera diri sendiri
Padahal mereka sudah menyatukan semuanya di bawah langit yang sama
Maka mari hidupkan sumpah itu bukan di bibir
Tapi di langkah
Agar Indonesia tidak hanya ada di peta, tapi juga di hati yang setia
Nah, itulah 12 puisi Sumpah Pemuda bikin nangis yang mengharukan sebagai contoh. Semoga bisa membantumu menemukan inspirasi, ya, detikers!
Simak Video "Video: Ramai-ramai Kibarkan Merah Putih di Hari Sumpah Pemuda"
(sto/ahr)