Kasus dugaan keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) terjadi di Purworejo. Ratusan murid dari dua sekolah, masing-masing SMP dan SMA di Kecamatan Purwodadi, harus mendapat perawatan.
"Sementara 127 (siswa), rawat jalan 104 (siswa) sisanya opname. Ada yang di Puskesmas, ada yang di Tjokro, ada yang di Tjitro. Hanya dua, SMPN 8 sama SMAN 3," ungkap Ketua Satgas MBG Purworejo, dr Tolkha, Jumat (3/10/2025).
Tolkha mengungkap gejala sudah dirasakan para korban sejak Selasa (30/9) lalu. Namun, baru diketahui secara massal pada Jumat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diketahuinya macem-macem, ada yang mulai Selasa malem, ada yang baru tadi pagi. Keluhan mulai hari Selasa malam, bukan MBG yang kemarin. Ini yang daya tahannya kuat ya nggak papa, kemungkinan hari Selasa, masih diperdalam lagi. Yang jelas njebluke (meledaknya) hari ini (Jumat) totalnya segitu," tutur dia.
Ia mengaku tidak tahu menu MBG apa yang menyebabkan para siswa keracunan. Tolkha hanya menuturkan korban merasakan pusing, nyeri perut, diare, hingga demam.
"Kalau itu (menunya) belum tahu, belum kita ketahui lebih lanjut. Pusing, mual muntah, nyeri perut, diare sama demam," sebutnya.
1. Cerita Korban
Salah satu korban, Febrianti Caesyahrani (18) mengaku mual, muntah, dan pusing setelah menyantap menu MBG pada Jumat (3/10) pagi. Gejala itu ia rasakan setelah 30 menit menyantap MBG.
"Tadi pagi, setengah jam setelah menyantap langsung rasanya mual, muntah. Terus saya nangis dan dibawa ke UKS, terus pusing tangannya gemeteran gitu," kata Febri saat ditemui detikJateng di Puskesmas Bragolan, Jumat (3/10).
Sebelum keracunan, ia dan teman-temannya dari SMAN 3 Purworejo menyantap menu MBG yaitu ayam teriyaki, buncis, wortel, tahu, tempe, nasi, dan susu.
"Menunya tadi ayam teriyaki, buncis, wortel, tahu, tempe, susu, sama nasi. Tadi barter ayam sama tahu tempe, yang makan tahu tempe nggak papa. Kemungkinan ya ayamnya yang bikin keracunan," ucap dia.
Febri mengaku trauma dan tidak ingin lagi mengonsumsi MBG.
Saya sudah nggak mau makan MBG lagi, kalau dapat ya mau tak kasihkan yang lain aja atau tak bawa pulang," tuturnya.
Hal serupa juga diutarakan oleh korban lain, inisial AL (15) dari SMPN 8 Purworejo yang dirawat satu ruangan dengan Febri. Siswi ini mengaku merasakan mual sejak Kamis (2/10) kemarin.
"Setelah makan belum terasa, tapi sorenya perut melilit, mual pusing gitu. Hari Kamis (makan MBG), tadi belum makan MBG karena pas dibawa ke puskesmas," katanya.
Kemarin, AL mengaku menyantap kentang rebus, telur puyuh rebus, saus kacang, wortel rebus, sama jeruk.
"Ada kentang rebus, telur puyuh rebus, saus kacang, wortel rebus, sama jeruk. Saya takut nggak mau makan (MBG) lagi," ucapnya.
2. Dapur Langsung Ditutup
Kepala Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (KSPPI) atau kepala dapur MBG Desa Purwosari, Kecamatan Purwodadi, Yuda Sandi mengatakan, buntut dari keracunan itu, dapur akan segera ditutup.
"Ya kita tutup, untuk waktunya belum bisa kita tentukan karena kita harus menunggu hasil lab dan menunggu arahan dari atas. Ditutup mulai besok, karena Sabtu libur ya hari Senin. Arahan penutupan dari pusat," katanya saat ditemui di dapur MBG.
"Kan ternyata sudah dari hari kemarin dan tidak ada laporan ke kami. Misal ada konfirmasi ada yang tidak layak maka akan kami ganti," imbuhnya.
Ia menambahkan, sisa sampel makanan telah dibawa petugas ke laboratorium kesehatan untuk diperiksa lebih lanjut. Adapun makanan yang belum sempat disantap, langsung ditarik semua.
"Sampel makanan sudah kami bawa ke Dinkes untuk dicek ke laboratorium dan makanan hari ini kita sudah tarik semua setelah ada kabar keracunan di SMP 8. Masih ada yang belum disajikan kita tarik semua," sebutnya.
![]() |
3. Sekolah Masih Mau Terima MBG, asal...
Kepala SMAN 3 Purworejo, Cahyo Winarno, berujar berkaca dari murid-muridnya yang harus dirawat karena keracunan makanan, ia mengaku bakal membentuk tim. Nantinya, tim tersebut untuk menguji MBG sebelum dibagikan ke siswa.
"Sementara ini kami belum bisa menyimpulkan. Saya sudah mengkaji sudah membuat tim, jadi kami nanti punya SOP (Standar Operasional Prosedur). Ketika ada MBG masuk, di setiap mobil yang masuk itu akan kami buka, kami identifikasi kondisi fisik dari makanan tersebut diperiksa oleh tim kami. Kalau nanti aman bisa kami berikan ke anak, tapi kalau mencurigai kami harus koordinasi," paparnya.
"Fisik kan bisa kelihatan. Katakanlah nasinya lembek, sayurnya kok agak berair berlendir kan itu bisa kelihatan, misalnya ada jamurnya gitu kan fisik kelihatan," sambungnya.
Sementara Kepala SMPN 8 Purworejo, Joko Indarto, menegaskan pihaknya sementara tidak bisa menerima menu MBG. Ia meminta agar sementara program tersebut disetop hingga batas waktu yang belum ditentukan.
"Sementara kami setop dulu, kami koordinasi dengan pihak terkait juga demikian, biar ada evaluasi dulu. Setopnya sampai kapan kita belum tahu, pokoknya nunggu dievaluasi dulu," kata Joko.
4. Polisi Olah TKP Dapur MBG
Buntut kasus keracunan yang terjadi di Kecamatan Purwodadi, polisi mendatangi dapur MBG setempat dan melakukan pemeriksaan.
epala Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (KSPPI) atau kepala dapur MBG Desa Purwosari, Kecamatan Purwodadi, Yuda Sandi, mengatakan petugas dari Polres dan Tim Labfor Polda Jateng melakukan olah TKP pada Jumat (3/10) malam. Selain itu, petugas juga mengambil sampel seluruh makanan yang disajikan pagi tadi.
"Pengambilan sampel makanan hari ini sama identifikasi dari Polres dan Polda. Semuanya diambil, menu hari ini yang sisa tadi pagi, ayam teriyaki, tahu tempe goreng, air, selada juga. Ya pokoknya olah TKP gitu," kata Yuda saat ditemui detikJateng di dapur MBG Desa Purwosari, Kecamatan Purwodadi usai diperiksa petugas.
Ia menambahkan, selaku penanggung jawab dapur, dirinya juga dimintai keterangan oleh petugas. Secara detail, ia pun menjelaskan semua alur yang ada selama proses pengolahan menu MBG.
"Yang ditanyakan tadi alur dari barang masuk sampai keluar, ompreng masuk ompreng kotor, proses masak secara runtut, racikan dan lain-lain,imbuhnya.
Tak hanya itu, semua ruangan dari depan hingga belakang juga tak luput dari pemeriksaan petugas. Pihaknya berharap agar hasil investigasi tersebut segera keluar sehingga bisa diketahui di mana letak kesalahannya agar dapat dievaluasi. Tak lupa, ia juga meminta maaf jika memang keracunan tersebut disebabkan oleh kelalaian pihak dapur MBG.
"Semua ruangan diperiksa, mulai dari load in barang, loker, gudang basah gudang kering, racikan, ruang produksi, pemorsian, ruang cuci," urainya.
"Harapan saya ya dari identifikasi itu semoga bisa lebih cepat terselesaikan masalahnya, kita bisa tahu di mana letak kesalahannya kalau misal dari kita yang memang bersalah, saya atas nama SPPG Purwosari meminta maaf sebesar-besarnya dan akan mengevaluasi serta memperbaiki semuanya, bisa berjalan lagi," sambungnya.
(apu/afn)