Ratusan siswa diduga keracunan usai mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG). Salah satu sekolah yang siswanya menjadi korban menyatakan masih menerima MBG, namun mengajukan syarat.
Diketahui, peristiwa itu terjadi di wilayah Kecamatan Purwodadi. Adapun siswa yang diduga keracunan MBG berasal dari SMPN 8 Purworejo dan SMAN 3 Purworejo.
Kepala SMAN 3 Purworejo, Cahyo Winarno, menuturkan bahwa pihaknya sementara masih bersedia menerima MBG. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi sebelum menu itu dikonsumsi oleh para siswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara ini kami belum bisa menyimpulkan. Saya sudah mengkaji sudah membuat tim, jadi kami nanti punya SOP (Standar Operasional Prosedur). Ketika ada MBG masuk, di setiap mobil yang masuk itu akan kami buka, kami identifikasi kondisi fisik dari makanan tersebut diperiksa oleh tim kami. Kalau nanti aman bisa kami berikan ke anak, tapi kalau mencurigai kami harus koordinasi," ungkapnya saat dihubungi detikJateng Jumat (3/10/2025).
"Fisik kan bisa kelihatan. Katakanlah nasinya lembek, sayurnya kok agak berair berlendir kan itu bisa kelihatan, misalnya ada jamurnya gitu kan fisik kelihatan," sambungnya.
Sementara Kepala SMPN 8 Purworejo, Joko Indarto, menegaskan pihaknya sementara tidak bisa menerima menu MBG. Ia meminta agar sementara program tersebut disetop hingga batas waktu yang belum ditentukan.
"Sementara kami setop dulu, kami koordinasi dengan pihak terkait juga demikian, biar ada evaluasi dulu. Setopnya sampai kapan kita belum tahu, pokoknya nunggu dievaluasi dulu," kata Joko.
Pihaknya berharap agar ke depannya program tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Selain bisa lebih baik, ia juga menginginkan agar MBG benar-benar aman.
"Harapannya ke depan ya jauh lebih baik, ini jadi pembelajaran kita bersama lah ini kan program pemerintah untuk anak-anak kami, tapi kan harus juga betul-betul yang aman," imbuhnya.
Diwartakan sebelumya, Ketua Satgas MBG Kabupaten Purworejo, dr Tolkha menjelaskan, hingga kini ada 127 siswa yang diduga keracunan menu makan dari program MBG tersebut. 104 menjalani rawat jalan sedangkan sisanya harus opname di rumah Puskesmas dan rumah sakit.
"Kondisi terakhir dirawat 23 orang, 2 Puskesmas Bubutan, 8 Puskesmas Bragolan, 1 Puskesmas Ngombol, 5 RSUD Tjitrowardojo, 6 RS Tjokronegoro dan 1 RS Panti Waluyo," jelasnya.
(apu/dil)