SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Solo, memilih tetap melanjutkan program dapur sehat untuk siswanya daripada menerima Makan Bergizi Gratis (MBG). Wali murid rela membayar Rp 10 ribu per porsi untuk makan siang (maksi) anaknya di sekolah. Menunya komplet dan variatif.
Koordinator Dapur SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Eni Husnul Khatimah mengatakan dengan anggaran Rp 10 ribu per porsi, 600 siswa di sekolah itu mendapat jatah makanan yang lengkap. Mulai dari nasi, protein, sayur, dan buah.
"Kalau di sini itu mesti ada sayur, buah. Jadi ya tetap ada karbohidrat, protein, sayur, nggih. Kita seimbangkan, pokoknya setiap hari harus ada karbohidrat, protein, sayur, nasi, sayur, lauk. Itu harus, penting. (Rp 10 ribu cukup?) Cukup, alhamdulillah memenuhi," kata dia saat ditemui detikJateng, Selasa (30/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Eni mengatakan, bahan makanan datang tiap pagi dalam kondisi segar. Sebelum mulai memasak, para juru masak memilah mana bahan makanan yang tidak layak.
"Setiap hari bahan datang, sayur segar, masak, makan, selesai. Besok datang lagi dan kita hanya menyimpan bahan-bahan kering saja seperti kecap, garam, minyak. Itu pun kita setok 1 bulan sekali. Sebelum dimasak juga dicek terlebih dahulu," ungkapnya.
"Kita juga punya supplier sendiri dari wali murid, baik untuk sayuran atau daging. Daging ayam ataupun sapi kita juga sudah ada sertifikasi halal," sambungnya.
![]() |
Eni menyebut ada 5 juru masak yang bertugas sejak pukul 06.00 WIB. Mereka mempunyai tugas berbeda dalam menyiapkan makanan.
"Di sini ada lima (juru masak dapur sehat). Ada yang bagian menggoreng, ada yang menanak nasi, ada yang bagian membuat bumbu. Kalau bumbu memang kita patok satu yang lulusan dari boga, beliau juga sudah punya sertifikat," jelasnya.
Bahan-bahan itu selanjutnya diolah pukul 06.30 WIB dan proses memasak selesai sekira pukul 11.00 WIB. Siang harinya langsung dibagikan ke siswa, guru dan pendamping.
"Masak nasi rata-rata bisa 30 kilo per hari, kalau sayuran ya per kelas bisa setengah kilo dikali 24 kelas. Karena sistemnya ambil sendiri, jadi anak-anak bisa nambah juga kalau makan," bebernya.
Eni menambahkan, menunya sudah dirinci setiap awal bulan. Menu tersebut berbeda setiap harinya. Daftar dan jadwal menu yang berlaku selama satu bulan itu juga dibagikan ke wali murid.
"Jadi untuk bulan Oktober ini sudah ada, tapi masih ada revisi. Jadi setiap akhir bulan kita pasti membuat daftar menu dapur sehat, lalu dikirim ke Kepala Sekolah dan wali murid," bebernya.
Menu-menu tersebut juga ditempel di kantin tembok kantin sehat. Menu hari ini yaitu nasi, ayam asam manis, dan kerupuk.
"Bumbunya kita tidak kasih bahan pengawet, hanya gula dan garam saja, hanya itu," pungkas Eni.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah wali murid SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo menolak rencana pembagian MBG. Para ortu lebih memilih membayar Rp 10 ribu ke sekolah untuk menu makan anaknya dengan penerapan dapur sehat.
(dil/ahr)