SMPN 11 Semarang memperketat pengawasan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan aturan wajib mencicipi sampel makanan sebelum dibagikan ke siswa. Langkah ini dilakukan menyusul maraknya kasus keracunan MBG di sejumlah daerah.
Wakil Kepala SMPN 11 Semarang, Danus Irfangi, mengatakan aturan uji sampel baru diterapkan tiga hari terakhir setelah arahan dari Dinas Pendidikan (Disdik) dan Puskesmas.
"Ada sampel dulu yang harus diberikan kepada pihak sekolah, dua, kemudian dicoba, uji kelayakan untuk anak-anak," jelas Danus, Senin (29/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua sampel itu, kata Danus, dicicipi Kepala Sekolah (Kepsek) dan guru penanggung jawab MBG. Menurutnya, mekanisme ini penting agar sekolah punya jaminan kelayakan makanan yang disajikan.
"Kami intinya tetap ber-positif thinking karena semua proses sekarang harus memihak kepada murid," terang Danus.
"Walaupun mungkin di medsos, kadang-kadang ada yang bilang dikorbankan, kita sebenarnya ya bisa melihat ini kami menilai layak kami makan apa nggak," lanjutnya.
![]() |
Sementara Penanggungjawab MBG SMPN 11 Kota Semarang, Ema Maeda, mengakui sempat ada guru yang keberatan mencicipi.
"Sebenarnya ada beberapa yang keberatan, tapi kembali lagi kita kan nggak mungkin dengan segitu menu banyaknya, dari pihak sekolah nggak mencicipi," ujarnya.
Pantauan detikJateng, hari ini menu MBG di SMPN 11 Semarang adalah nasi ayam geprek dengan sambal terpisah, dengan sayur oseng sawi wortel dan jeruk. Salah satu siswi kelas 8D, Chelina (13), mengaku sempat takut dengan maraknya isu keracunan, tetapi tetap percaya.
"Takut sih, cuma percaya saja, semoga nggak kenapa-kenapa. Karena selama ini MBG selalu enak, belum pernah dapat yang berbau atau basi. Pernah dapat lauk nggak enak tapi tetap dimakan untuk menghargai," kata Chelina.
"Harapannya untuk yang keracunan itu dapur bisa diselidiki, kan kasihan anaknya yang keracunan," lanjutnya.
(aku/apu)