Dua dapur Satuan Pelayan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang melayani program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Kecamatan Karanglewas dan Kecamatan Banyumas ditutup sementara. Penutupan itu buntut dari banyaknya siswa yang diduga keracunan usai menyantap MBG.
Koordinator wilayah Badan Gizi Nasional (BGN) Kabupaten Banyumas, Luky Ayu Parwatiningsih, mengatakan pemberhentian pelayanan ini dilakukan setelah ada instruksi dari pusat.
"Untuk sementara akan diberhentikan, itu sudah surat dari pimpinan kami yang ada di atas, surat perintahnya sudah ada. Akan berhenti sambil kita menunggu untuk hasil lab sampel makanannya," kata Luky saat ditemui wartawan, Senin (29/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luky menyatakan belum mengetahui secara pasti apakah para siswa yang keracunan itu akibat menu MBG.
"Karena sampel makanan sudah dibawa oleh Dinas Kesehatan dan puskesmas untuk dicek. Kami sambil menunggu hal itu, hasilnya keluar, maka setelah itu akan kami sambil evaluasi," terangnya.
"Dari internalnya, apakah mungkin ada masalah di internalnya atau kita juga koordinasi dengan sekolah. Kita juga terus memantau setiap hari untuk korban yang terdampak," lanjut dia.
Luky menjelaskan, BGN Kabupaten Banyumas juga terus memantau perkembangan dari sejumlah siswa yang mengalami mual, muntah dan diare. Setiap hari ia meminta bawahannya untuk membuat laporan perkembangan kesehatan siswa terdampak.
"Jadi di Sudagaran juga kemarin laporan per hari Sabtu yang saya terima, itu ada sekitar 12 atau 14 yang ada insiden dugaan KLB juga. Maka dari itu kita langsung cepat-cepat kita meminta surat agar segera berhenti dulu sampai ada evaluasi dan kita mendapatkan update untuk 12 anak itu," jelasnya.
"Setiap harinya, jam 7 pagi dan jam 3 sore kita harus melapor, jadi kepala SPPG-nya harus datang sampai ke mungkin rumah sakit atau puskesmas tempat dia dirawat," sambungnya.
Luky memahami sebagian wali siswa merasa ketakutan usai banyak siswa dilaporkan mengalami dugaan keracunan di wilayah Kecamatan Karanglewas dan Kecamatan Banyumas.
"Karena kan ada ketakutan juga bagi sekolah lainnya dan kita juga secara etisnya berhenti dulu. Berarti kan ada masalah, sambil kita evaluasi ada apa di situ, sampai kita temukan apa yang bermasalah akan kita perbaiki, baru dia bisa berjalan lagi," ujarnya.
Seperti diketahui, sejumlah siswa di wilayah Kecamatan Karanglewas dan Banyumas mengalami mual, muntah, dan diare. Menurut data Dinkes Banyumas, di Karanglewas terdapat 408 siswa dari berbagai sekolah yang diduga keracunan usai menyantap MBG.
"Yang Karanglewas total ada 408 siswa, yang diduga keracunan (MBG) dalam satu kecamatan," kata Kepala Dinkes Banyumas, dr Dani Esti Novia saat ditemui wartawan, Senin (29/9/2025).
Dani mengungkapkan, dari jumlah tersebut kondisinya sudah mulai membaik. Pihaknya saat ini tengah menunggu hasil uji sampel makanan yang sudah dikirim ke Laboratorium Semarang.
"Kondisi sekarang sudah, sudah sehat semua, tidak ada yang rawat inap di sana. Ya, jadi nanti rencana kan hasilnya menunggu dari hasil dari laboratorium provinsi, sudah dikirim sampelnya," terangnya.
Sedangkan di wilayah Kecamatan Banyumas dilaporkan ada 12 siswa yang mengalami muntah dan diare usai menyantap Spageti yang disediakan MBG pada Jumat (26/9) lalu.
(dil/apu)