Pekerja Tewas Tertimbun Saat Gali Tanah untuk Penelitian Gempa di Demak

Pekerja Tewas Tertimbun Saat Gali Tanah untuk Penelitian Gempa di Demak

Ardian Dwi Kurnia - detikJateng
Jumat, 26 Sep 2025 09:39 WIB
Lokasi longsor di Desa Sumberrejo, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Kamis (25/9/2025)
Lokasi longsor di Desa Sumberrejo, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Kamis (25/9/2025). Foto: Dok. Polsek Mranggen, Demak
Demak -

Seorang warga tewas tertimbun longsor saat menggali tanah untuk keperluan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di wilayah Desa Sumberrejo, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak.

Video seputar kabar tersebut diunggah oleh akun Instagram @smg_repostt. Dalam video itu terlihat sejumlah warga mengerumuni bekas galian yang sudah dipasangi garis polisi.

"Breaking news
Unnes mengadakan penelitian gempa di Dk. Sendang Delik Desa Sumberejo Kec. Mranggen Kab. Demak. Hingga terjadi longsor. 1 orang menjadi korban.
Hal ini terjadi Kamis, 25 September 2025
jam 13. 30 pada saat pemasangan alat pendeteksi Gempa, terjadi longsor posisi 2 orang bisa menyelamatkan diri, yang 1 Tidak sempat melarikan diri lalu tertimbun, pada kedalaman 1 pinggang, sempat di lakukan pertolongan dengan cara manual, pada saat dianggkat, terjadi longsor susulan.
Korban bernama Ahmad Zaedun (55 THN)* Dk Sendang Delik 01/08 Ds. Sumberejo kec. Mranggen," tulis akun tersebut, dilihat detikJateng pada Jumat (26/9/2025) pagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolsek Mranggen, AKP Kumaidi mengatakan peristiwa itu terjadi pada Kamis (25/9) sore. Dia bilang korban merupakan warga setempat yang dipekerjakan oleh BRIN untuk membantu penggalian.

"BRIN dari Bandung mempekerjakan warga wilayah setempat untuk membantu galian. Ada tiga orang," kata Kumaidi saat dimintai konfirmasi detikJateng, Jumat (26/9/2025).

ADVERTISEMENT

"Sekitar pukul 08.30 WIB, di wilayah Dukuh Sendang Delik RW 8 Desa Sumberrejo, (pekerja mulai) menggali tanah dengan ketentuan kedalaman 2,5 meter, lebar 1,5 meter, dan panjang menyesuaikan lokasi," sambungnya.

Penggalian tersebut berjalan lancar sekitar 5 jam. Pada siang harinya, tiba-tiba terjadi longsor di galian tersebut dan korban tidak berhasil menyelamatkan diri. Saat longsor pertama itu, korban belum tertimbun sepenuhnya.

"Saat pukul 13.30 WIB terjadilah longsor. Ketiga orang tersebut berusaha loncat. Saksi Mashudi (45) loncat ke arah selatan, dan saksi Soni Ari Wibowo (42) loncat ke utara," ujar Kumaidi.

"Korban Ahmad Zaedun (54) tertanam sekira sampai dada tepatnya ulu hati, kedalaman sekitar 1,3 meter," imbuhnya.

Upaya penyelamatan langsung dilakukan oleh para pekerja galian. Mereka berusaha mengeluarkan korban menggunakan cangkul dan sekop.

"Diupayakan untuk dievakuasi dengan cara manual menggunakan alat cangkul, sekop, sekop garpu, dan lain lain. (Jika) Evakuasi dengan excavator, dikhawatirkan dan bisa dipastikan terjadi longsor susulan," ungkap Kumaidi.

Korban saat itu hendak diangkat saat tanah yang menguburnya telah digali sampai ke pinggang. Tapi karena posisi kaki korban tertekuk, korban urung diangkat langsung.

"Kaki kiri korban kondisi tertekuk dan tertimbun, jika langsung diangkat akan terasa sakit dan bisa terjadi patah tulang. Selanjutnya pekerja yang berusaha menyelamatkan korban meminta tolong rekan lainnya dan warga sekitar untuk membantu evakuasi," ujar Kumaidi.

"Datanglah warga sekitar dan rekan sekira 10 orang berusaha untuk membantu evakuasi korban dan masih diupayakan digali dengan alat manual," tambahnya.

Namun sebelum korban berhasil dievakuasi, tiba-tiba datang longsor susulan. Pekerja dan warga yang menolong pun segera menyelamatkan diri, sehingga seluruh tubuh korban akhirnya tertimbun tanah.

"Sekitar jam 14.30 WIB ada teriakan peringatan kalau terjadi longsor susulan lebih besar. Selanjutnya semuanya pada loncat menyelamatkan diri masing-masing dari longsor susulan tersebut, sedangkan korban terkubur di dalam," terang Kumaidi.

Warga kemudian melaporkan peristiwa ini ke pihak berwenang. Petugas kemudian datang melakukan evakuasi.

"Pihak Polsek Mranggen langsung mendatangi TKP dan bersama warga sekitar melakukan evakuasi korban, sekira 18.10 WIB korban bisa dievakuasi selanjutnya korban dibawa ke rumah duka," ucapnya.

Saat ditanya mengenai penyebab longsor, Kumaidi menyebut peristiwa itu disebabkan oleh kondisi tanah di lokasi penggalian.

"Penyebab longsornya itu karena tanah sawah ya, tanah labil," terang Kumaidi.

Kumaidi juga menjelaskan lebih lanjut terkait kabar di media sosial yang menyebut soal Universitas Negeri Semarang (Unnes) sebagai pihak yang mengadakan penelitian di lokasi tersebut. Menurut Kumaidi, memang ada mahasiswa Unnes yang turut dalam penelitian itu.

"Ada mahasiswa Unnes yang ikut penelitian ke situ. (Penelitian) Dari BRIN, cuma kebetulan Unnes ikut ke dalam, gabung dengan mengirimkan mahasiswanya," tutur Kumaidi.

"Mereka juga melakukan penelitian (untuk) menentukan kekuatan tanah yang berkaitan dengan gempa," tambahnya.

Saat dimintai konfirmasi terkait keterlibatan mahasiswa Unnes dalam penelitian itu, Kepala UPT Humas Unnes, Rahmat Petuguran, menyatakan belum bisa memberikan tanggapan.

"Kami belum bisa memberi statement karena belum bisa mengonfirmasi kabar tersebut, Mas," ujar Rahmat melalui pesan singkat kepada detikJateng, Jumat (26/9/2025).




(dil/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads