Heboh Jas Almamater Undip Jadi Biru Kobalt, Ini Penjelasan Kampus

Heboh Jas Almamater Undip Jadi Biru Kobalt, Ini Penjelasan Kampus

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Kamis, 25 Sep 2025 20:09 WIB
Mahasiswa baru Undip mengenakan jas almamater berwarna biru kobalt di Muladi Dome Undip, Kecamatan Tembalang, Kamis (25/9/2025).
Mahasiswa baru Undip mengenakan jas almamater berwarna biru kobalt di Muladi Dome Undip, Kecamatan Tembalang, Kamis (25/9/2025). (Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)
Semarang -

Perubahan warna jas almamater (almet) Universitas Diponegoro (Undip) jadi topik hangat di kalangan mahasiswa. Jika sebelumnya almet Undip dikenal dengan warna yang kerap disebut 'hijau bunglon', kini mahasiswa baru 2025 mendapat almet berwarna biru kobalt.

Wakil Rektor I Undip, Prof Heru Susanto, menegaskan Undip tidak pernah mengganti warna almet. Sejak lama, sesuai regulasi, almet Undip berwarna biru kobalt sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2015 tentang Statuta Undip.

"By rule sebenarnya tidak ada yang berubah. Dalam statuta disebutkan jas almamater Undip berwarna biru kobalt dan di bagian dada kiri terdapat lambang Undip," kata Heru di Kampus Undip, Kecamatan Tembalang, Semarang, Kamis (25/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya peraturan itu terbit 2015. Tapi sebelum itu, dulu ada SK Peraturan Rektor, dan isinya juga sama sebenarnya. Jadi dalam tatanan praktik pun nggak mengganti warna sebelumnya, hanya mengembalikan sesuai regulasi," lanjutnya.

ADVERTISEMENT
Mahasiswa Undip mengenakan jas almamater berwarna hijau emeral di Kampus Undip Pleburan, Kecamatan Semarang Selatan, Kamis (25/9/2025).Mahasiswa Undip mengenakan jas almamater berwarna hijau emeral di Kampus Undip Pleburan, Kecamatan Semarang Selatan, Kamis (25/9/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng

Menurutnya, warna 'hijau bunglon', 'biru kehijauan', 'hijau emerald' yang sempat melekat selama beberapa tahun terakhir bukanlah kebijakan resmi kampus, melainkan faktor teknis dalam proses pengadaan.

"Jadi pada saat pengadaan jas almamater mungkin mulai 2016-an, bagian pengadaan barang dan jasa barangkali di dalam proses pengadaannya, mencari warna biru kobalt seperti ini agak kesulitan, kemudian dari Undip juga karena berburu waktu, oke deh," jelasnya.

"Kemudian mengalami perubahan sedikit, tahun berikutnya mengalami perubahan lagi, tahun berikutnya berubah lagi, sehingga sampai relatif jauh perbedaannya dengan biru yang seharusnya. Akhirnya sampai kami di tahun 2025 ada momentum melakukan perubahan itu," lanjutnya.

Momentum tahun 2025 ini, kata Heru, Undip sekaligus meningkatkan kualitas jas almamater. Selain warnanya kembali sesuai regulasi, bahan jas almmamater juga disebut lebih bagus dan lebih rapi.

"Hanya persoalannya mungkin kurang lebih 8-10 tahun mahasiswa sudah terbiasa dengan dengan warna itu. Sebenarnya jas almet kita pun kalau dibandingkan betul antar tahunnya agak ada gradasi, tidak tepat sama," ujarnya.

"Paling gampang, biru kobalt itu bisa dilihat dari bendera Undip, itu juga kobalt. Jadi antara warna bendera dengan warna jas almamater harusnya sama," lanjutnya.

Ia mengungkapkan warna biru kobalt dalam jas almamater mulai diterapkan sejak angkatan 2025. Tidak ada penggantian jas almamater untuk mahasiswa angkatan sebelumnya.

"Kita tidak mungkin juga mengganti semua dari mahasiswa lama, karena bayangkan satu angkatan saja paling tidak kita mencetak sekitar 12.000. Cost-nya kalau harus mengganti cukup tinggi. Makanya ini kita mulai mahasiswa yang baru 2025, nanti 2026 akan seperti itu (biru kobalt)," ungkapnya.

Jas almamater itu, kata Heru, sudah langsung didapatkan mahasiswa baru setelah resmi diterima dan sudah membayar biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT). Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan BEM Undip meski setelah itu ada berbagi pro dan kontra.

"Kalau soal bagus dan tidaknya itu kan relatif. Ada beberapa yang memilih warna seperti dulu, lebih bagus, lebih eye catching. Tetapi ada juga yang mengatakan warna sekarang lebih tegas. Tapi kalau soal jas almamater yang paling benar, ya yang sesuai dengan regulasi," tuturnya.

Ia pun meminta mahasiswa untuk memahami Undip tidak mengganti warna, tetapi mengembalikan warna jas almamater sesuai regulasi. Heru juga berharap ke depannya pihak penyedia jasa bisa lebih konsisten terhadap warna jas almamater.

"Nanti kalau untuk event-event khusus, event resmi, tentu kita akan samakan warnanya bagi perwakilan Undip, jasnya harus sama. Tentu setiap perubahan ada pro dan kontra," tegasnya.

"Saya juga menghargai mahasiswa yang mempunyai opini atau pendapat bahwa jas 2016-2024 lebih bagus. Tetapi dalam membuat jas almamater konteksnya tidak bagus atau tidak, tapi kita hanya sekadar menjalankan regulasi yang sudah dibuat," lanjutnya.

Meski begitu, sebagian mahasiswa mengaku kaget. Mahasiswa Akuntansi Perpajakan, Raja Rasyid (21), menyebut warna lama lebih ikonik.

"Menurutku lebih elegan yang bunglon itu. Kalau sekarang birunya malah mirip almet kampus lain, jadi kurang khas Undip," kata Raja kepada detikJateng di Kampus Undip Pleburan, Kecamatan Semarang Selatan.

Senada, Aprilia Tri Rahayu (20) yang juga merupakan mahasiswa Akuntansi Perpajakan menilai, perubahan ini terasa mendadak. Ia mengaku beruntung masih bisa menyandang jas almamater berwarna hijau emerald.

"Kayak tiba-tiba langsung ganti. Kasihan angkatan 2025, kaget pas masuk tahu-tahu almetnya beda. Padahal katanya aturan sudah ada sejak lama," ucapnya kepada detikJateng.




(aap/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads