Petaka Ratusan Siswa di Bandung Barat Keracunan Massal MBG

Regional

Petaka Ratusan Siswa di Bandung Barat Keracunan Massal MBG

Tim detikJabar - detikJateng
Kamis, 25 Sep 2025 10:42 WIB
Siswa korban keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) menjalani perawatan medis di Posko Penanganan di Kantor Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (24/9/2025). Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan sebanyak 500 pelajar di Kecamatan Cipongkor mengalami keracunan yang diduga akibat menyantap hidangan makan bergizi gratis pada (24/9). ANTARA FOTO/Abdan Syakura
500 Pelajar Bandung Barat Keracunan Usai Santap Makan Bergizi Gratis. Foto: ANTARA FOTO/Abdan Syakura
Solo -

Ratusan pelajar dari tingkat PAUD hingga SMA di Kabupaten Bandung Barat menjadi korban serangkaian kasus keracunan massal yang diduga bersumber dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pemkab Bandung Barat telah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB).

Dilansir detikJabar pada Kamis (25/9), peristiwa keracunan massal terjadi di Bandung Barat sejak Senin (22/9) lalu. Korban kasus keracunan MBG di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) sudah mencapai 411 siswa.

"Sampai Rabu pagi ini, ada 411 orang terdampak keracunan MBG. 364 masih dirawat jalan dan 47 rawat inap," kata Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotimah saat dikonfirmasi, Rabu (24/9/2025), dikutip dari detikJabar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gejala umum seperti muntah, mual, pusing, lalu sesak napas. Secara umum itu saja gejalanya," sambungnya.

Muncul Kasus Baru

Keracunan MBG di Kecamatan Cipongkor kembali terjadi. Korbannya pelajar SD hingga SMA/SMK dari Desa Sarinagen.

ADVERTISEMENT

Keracunan itu berawal dari empat siswa SMK Karya Perjuangan yang mengeluh mual, muntah, dan pusing. Mereka kemudian dilarikan ke GOR Kecamatan Cipongkor, sebagai pusat penanganan korban keracunan dari Desa Sirnagalih yang terjadi pada Senin (22/9/2025).

"Betul ada kasus baru hari ini (Rabu, 24/9) dari SPPG yang berbeda, dari SPPG Pasirsaji. Jumlah korban masih belum terkonfirmasi, terus bertambah," kata Yuyun, kemarin.

Penanganan untuk korban keracunan kedua ini tak berbeda jauh dengan penanganan kasus keracunan pertama. Semua diobservasi dulu di GOR Kecamatan Cipongkor. Jika ada yang harus dirujuk, maka akan dirujuk ke rumah sakit seperti RSUD Cililin.

Kebutuhan seperti oksigen serta velbed menjadi yang paling mendesak. Beberapa tabung oksigen didatangkan dari RSUD Cililin dan RSUD Cikalongwetan.

Tempat penanganan pasien yang dipusatkan di Gor Kecamatan Cipongkor, Gor Desa Sarinagen, Puskesmas Cipongkor, dan masjid di area Kecamatan Cipongkor tak lagi bisa menampung pasien.

Mobil ambulans keluar masuk ke area Kecamatan Cipongkor mengantarkan pasien rujukan ke RSUD Cililin dan RSIA Anugrah. Tiap satu ambulans rata-rata diisi 3 pasien dengan kondisi lemas dan sesak napas.

"Kami akui ini chaos, lebih parah dari yang kemarin karena terjadi sekaligus. Jumlah pasien juga tidak bisa kami pastikan sekarang, yang pasti sudah lebih dari 220 orang," ungkap Yuyun.

Kekurangan Tabung Oksigen-Infus

Untuk menampung pasien yang terus berdatangan, mereka dibantu BPBD Bandung Barat dan relawan yang mendirikan tenda darurat di halaman kantor Kecamatan Cipongkor.

"Kita sangat membutuhkan obat-obatan untuk mual dan muntah, kemudian cairan infus, sama tabung oksigen. Kalau melihat kondisinya, kemungkinan akan lebih banyak korbannya dari yang kemarin," kata Yuyun.

Menurut keterangan para siswa yang ditangani, mereka menyantap MBG yang menunya ayam goreng tepung, tahu kecap, serta buah-buahan seperti stroberi dan melong.

"Cuma keterangan mereka, katanya di buah itu ada belatungnya. Ya kami kaget, kok bisa menu MBG itu di buah yang dikonsumsi anak ada belatungnya. Untuk sampelnya sudah diambil sama petugas buat diuji di labkesda," ucap Yuyun.

Saat ini siswa yang mengalami keracunan terus bertambah. Jumlahnya diperkirakan lebih dari 200 orang. Petugas sampai mendirikan tenda darurat milik BPBD Bandung Barat karena kondisi Gor Kecamatan Cipongkor, Gor Desa Sarinagen, Masjid di Kecamatan Cipongkor, dan Poned Puskesmas Cipongkor sudah tak bisa menampung pasien.

"Jumlahnya belum bisa kami pastikan berapa, karena masih terus bertambah. Kami juga kekurangan cairan infus, obat-obatan untuk mual dan muntah, serta oksigen dan velbed," terang Yuyun.

Juga Terjadi di Cihampelas

Muncul lagi kasus keracunan gegara MBG yang dialami oleh siswa SMK Negeri 1 Cihampelas. Korbannya sementara ini sebanyak 60 orang.

"Betul, dialami siswa SMKN 1 Cihampelas. Sampai saat ini laporan yang kami terima ada 60 orang," kata Sekretaris Daerah (Sekda) KBB, Ade Zakir saat ditemui di Cipongkor.

Ade mengatakan sejauh ini jumlah siswa yang mengalami keracunan dipastikan akan bertambah. Sebab Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mekarmukti itu mendistribusikan sekitar 1.600-an porsi untuk pelajar SD, SMP, dan SMA.

"Kemungkinan akan terus bertambah, cuma kan enggak sekaligus. Anak SMK ini yang dapat makanan terakhir, tapi yang pertama mengalami keracunan ini," kata dia.

Dinas Kesehatan KBB sudah menyiapkan beberapa titik penanganan untuk kasus keracunan di Cihampelas. Sudah ada belasan anak yang sudah dirujuk ke RSUD Cililin.

"Penanganan nanti dipusatkan di satu titik di Mekarmukti, tapi ada beberapa titik lain yang disiapkan. Ambulans, tenaga kesehatan sudah siap semua. Rujukan ke RSUD Cililin dan beberapa rumah sakit lainnya," terang Ade.




(dil/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads