Sederet Fakta Kejadian Luar Biasa Keracunan Massal di Bandung Barat

Sederet Fakta Kejadian Luar Biasa Keracunan Massal di Bandung Barat

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 25 Sep 2025 10:00 WIB
Korban keracunan MBG di Bandung Barat
Korban keracunan MBG di Bandung Barat. (Foto: Whisnu Pradana)
Bandung Barat -

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) atas serangkaian kasus keracunan massal yang diduga bersumber dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Dalam peristiwa keracunan massal yang terjadi di Bandung Barat sejak Senin (22/9/2025) kemarin, tercatat ada ratusan pelajar dari tingkat PAUD hingga SMA yang menjadi korban. Berikut fakta-faktanya:

1. Korban Tembus 411 Orang

Kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kini sudah menyentuh 411 pelajar. Dari jumlah itu, 47 orang masih menjalani rawat inap dan 364 orang menjalani rawat jalan di beberapa lokasi, yakni RSUD Cililin, Puskesmas Cipongkor, GOR Kecamatan Cipongkor, dan RSIA Anugrah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sampai Rabu pagi ini, ada 411 orang terdampak keracunan MBG. 364 masih dirawat jalan dan 47 rawat inap," kata Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotimah saat dikonfirmasi, Rabu (24/9/2025).

ADVERTISEMENT

2. Gejala Mual dan Pusing

Mereka yang menjalani rawat inap, kondisinya masih mengalami berbagai gejala seperti mual, muntah, pusing, dan sesak napas. Semuanya masih dipantau intensif tenaga kesehatan rumah sakit tempat mereka dirawat.

"Gejala umum seperti muntah, mual, pusing, lalu sesak napas. Secara umum itu saja gejalanya," kata Yuyun.

3. Kasus Baru dari SPPG Lain

Keracunan MBG di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kembali terjadi. Kali ini giliran pelajar SD hingga SMA/SMK dari Desa Sarinagen. Keracunan itu berawal dari empat siswa SMK Karya Perjuangan yang mengeluhkan gejala mual, muntah, dan pusing.

Mereka kemudian dilarikan ke GOR Kecamatan Cipongkor, sebagai pusat penanganan korban keracunan dari Desa Sirnagalih yang terjadi pada Senin (22/9/2025).

"Betul ada kasus baru hari ini (Rabu, 24/9) dari SPPG yang berbeda, dari SPPG Pasirsaji. Jumlah korban masih belum terkonfirmasi, terus bertambah," kata Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotimah saat dikonfirmasi, Rabu (24/9/2025).

4. Dievakuasi ke GOR

Penanganan untuk korban keracunan kedua ini tak akan berbeda jauh dengan penanganan kasus keracunan pertama. Semua diobservasi terlebih dahulu di GOR Kecamatan Cipongkor.

"Kita siapkan tempat penanganan awal di sini, kemudian jika ada yang harus dirujuk maka akan kita rujuk ke rumah sakit seperti RSUD Cililin," kata Yuyun.

Kebutuhan seperti oksigen serta velbed menjadi yang paling mendesak. Beberapa tabung oksigen bahkan didatangkan dari RSUD Cililin dan RSUD Cikalongwetan.

5. Kondisi Chaos

Tempat penanganan pasien yang dipusatkan di Gor Kecamatan Cipongkor, Gor Desa Sarinagen, Puskesmas Cipongkor, dan masjid di area Kecamatan Cipongkor tak lagi bisa menampung pasien.

Mobil ambulans tak berhenti membunyikan sirine, keluar masuk ke area Kecamatan Cipongkor mengantarkan pasien rujukan ke RSUD Cililin dan RSIA Anugrah. Di dalam satu ambulans, diisi rata-rata 3 pasien dengan kondisi lemas dan sesak napas.

"Kami akui ini chaos, lebih parah dari yang kemarin karena terjadi sekaligus. Jumlah pasien juga tidak bisa kami pastikan sekarang, yang pasti sudah lebih dari 220 orang," kata Yuyun.

6. Kekurangan Infus dan Obat

Yuyun mengatakan, untuk menampung pasien yang terus berdatangan, mereka dibantu BPBD Bandung Barat dan relawan mendirikan tenda darurat di halaman kantor Kecamatan Cipongkor.

Yuyun menyebut, pihaknya juga kekurangan oksigen, cairan infus, dan obat-obatan untuk pasien yang mengalami mual dan muntah-muntah.

"Kita sangat membutuhkan obat-obatan untuk mual dan muntah, kemudian cairan infus, sama tabung oksigen. Kalau melihat kondisinya, kemungkinan akan lebih banyak korbannya dari yang kemarin," kata Yuyun.

7. Ada Belatung di Menu MBG

Berdasarkan keterangan para siswa yang ditangani, kata Yuyun, mereka menyantap MBG yang menunya ayam goreng tepung, tahu kecap, serta buah-buahan seperti stroberi dan melong.

"Cuma keterangan mereka, katanya di buah itu ada belatungnya. Ya kami kaget, kok bisa menu MBG itu di buah yang dikonsumsi anak ada belatungnya. Untuk sampelnya sudah diambil sama petugas buat diuji di labkesda," kata Yuyun.

8. Terus Bertambah

Saat ini, siswa yang mengalami keracunan terus bertambah. Jumlahnya diperkirakan lebih dari 200 orang. Kepanikan terlibat jelas di area pusat penanganan keracunan di Gor Kecamatan Cipongkor.

Petugas sampai mendirikan tenda darurat milik BPBD Bandung Barat karena kondisi Gor Kecamatan Cipongkor, Gor Desa Sarinagen, Masjid di Kecamatan Cipongkor, dan Poned Puskesmas Cipongkor sudah tak bisa menampung pasien.

"Jumlahnya belum bisa kami pastikan berapa, karena masih terus bertambah. Kami juga kekurangan cairan infus, obat-obatan untuk mual dan muntah, serta oksigen dan velbed," kata Yuyun.

9. Muncul Lagi di Cihampelas

Muncul lagi kasus keracunan gegara MBG yang dialami oleh siswa SMK Negeri 1 Cihampelas. Korbannya sementara ini sebanyak 60 orang.

"Betul, dialami siswa SMKN 1 Cihampelas. Sampai saat ini laporan yang kami terima ada 60 orang," kata Sekretaris Daerah (Sekda) KBB, Ade Zakir saat ditemui di Cipongkor.

Ia mengatakan sejauh ini jumlah siswa yang mengalami keracunan dipastikan akan bertambah. Sebab Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mekarmukti itu mendistribusikan sekitar 1.600-an porsi untuk pelajar SD, SMP, dan SMA.

"Kemungkinan akan terus bertambah, cuma kan enggak sekaligus. Anak SMK ini yang dapat makanan terakhir, tapi yang pertama mengalami keracunan ini," kata Ade Zakir.

10. Dibawa ke Rumah Sakit

Dinas Kesehatan KBB sudah menyiapkan beberapa titik penanganan untuk kasus keracunan di Cihampelas. Sejauh ini, sudah ada belasan anak yang sudah dirujuk ke RSUD Cililin.

"Penanganan nanti dipusatkan di satu titik di Mekarmukti, tapi ada beberapa titik lain yang disiapkan. Ambulans, tenaga kesehatan sudah siap semua. Rujukan ke RSUD Cililin dan beberapa rumah sakit lainnya," kata Ade Zakir.

Halaman 2 dari 2
(bba/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads