Gedung serbaguna bertembok batako di Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Klaten, ini bikin heboh di media sosial lantaran papan proyeknya mencantumkan anggaran Rp 16 miliar. Ternyata ini gegara salah ketik. Begini ceritanya.
Pantauan detikJateng di lokasi, Senin (22/9), gedung di sebelah barat lapangan desa itu belum selesai dikerjakan. Bangunan gedung sudah berdiri, tapi belum diplester sehingga masih tampak batakonya. Atapnya baru dipasang kerangka baja. Jendelanya belum dipasangi kusen.
Di dalam gedung yang belum ada penutupnya itu, lantainya masih berupa plesteran semen. Di tembok luarnya terpasang empat papan laporan pelaksanaan proyek tahun 2025 dan 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pada papan pertama, paling barat, tertulis pembangunan gedung serbaguna milik desa dengan luas 31x38 meter dengan anggaran Rp 75 juta, sumber dana PBK tahun 2025 secara swakelola.
Pada papan kedua tertulis pembangunan dengan desa dana desa (Silpa) tahun 2025 Rp 242.733.754 secara swakelola. Di papan ketiga tertulis pembangunan gedung serbaguna itu dengan Silpa dana desa tahun 2024 Rp 202.186.750 oleh TPK desa.
Pada papan keempat tertulis angka fantastis yaitu dengan anggaran PBK tahun 2025 secara swakelola dengan nilai Rp 16.341.021.000.
Adapun di bawah papan kegiatan itu terdapat empat prasasti keramik yang menempel di tembok. Dari empat prasasti tersebut, tiga prasasti nilai proyeknya sama persis dengan papan kegiatan.
Tapi pada prasasti yang keempat terdapat perbedaan mencolok antara yang tercantum di papan dan prasasti. Di papan kegiatan tertulis Rp 16.341.021.000 (Rp 16 miliar) tetapi pada prasasti tertulis angka Rp 16.341.021 (Rp 16 juta).
Kondisi gedung yang belum selesai dan papan pelaksanaan kegiatan yang bernilai fantastis Rp 16 miliar itu pun viral. Di akun Facebook INFO SEPUTAR JOGONALAN KLATEN disertakan video rekaman ponsel yang melaporkan detail papan laporan pembangunannya.
Penjelasan Kades Wonoboyo
Menurut Kepala Desa Wonoboyo, Supardiyono, perbedaan angka Rp 16 miliar dan Rp 16 juta itu gegara salah ketik.
"Jadi itu terjadi kekeliruan ketik atau tulis di papan kegiatan. Yang benar yang di prasasti itu (Rp 16 juta)," jelas Supardiyono saat diminta konfirmasi detikJateng, Senin (22/9/2025).
Supardiyono mengatakan, gedung serbaguna itu memang belum selesai dibangun. Kekeliruan tulis anggaran di papan proyek sudah dia jelask ke Camat.
"Kemarin saya sudah jelaskan ke Pak Camat, jadi itu (Rp 16 miliar) salah tulis, kelebihan angka nol. Mana mungkin desa punya dana Rp 16 miliar? Apalagi tertulisnya Silpa (sisa lebih pelaksanaan anggaran), tidak mungkin desa punya Silpa sebesar itu," jelasnya.
(dil/ahr)