ESDM Jateng Akan Validasi 5.500 Sumur Minyak Rakyat Buntut Kebakaran di Blora

ESDM Jateng Akan Validasi 5.500 Sumur Minyak Rakyat Buntut Kebakaran di Blora

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Rabu, 17 Sep 2025 18:59 WIB
Upaya pemadaman sumur minyak yang terbakar di Dukuh Gendono, Gandu, Bogorejo, Blora, Jumat 922/8/2025).
Upaya pemadaman sumur minyak yang terbakar di Dukuh Gendono, Gandu, Bogorejo, Blora, Jumat (22/8/2025). Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng
Semarang -

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah bakal (Jateng) melakukan validasi ribuan sumur minyak dan gas (migas) masyarakat usai insiden ledakan sumur di Blora yang menelan korban jiwa. Saat ini disebut ada lebih dari 5.500 sumur di Jateng yang akan diteliti kelayakannya.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng, Agus Sugiharto. Ia mengatakan, akan ada tim yang dibentuk untuk memvalidasi sumur minyak masyarakat di berbagai wilayah di Jateng.

"Ada 5.500-an lebih akan kita validasi, teman-teman kabupaten sudah nanti kita bagi koordinat yang diusulkan untuk dicek benar nggak sih, wis ana sumure (sudah ada sumurnya) apa mung (cuma) hanya patok-patok yang akan dibor," kata Agus di Hotel Gumaya, Kecamatan Semarang Tengah, Rabu (17/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Agus, tim validasi ini akan melibatkan OPD Jateng, Forkopimda provinsi maupun kabupaten/kota, serta SKK Migas dan Pertamina. Validasi mencakup aspek teknis, keselamatan, hingga lingkungan.

"Tim validasi akan bekerja untuk menentukan mana sumur yang aman sesuai ketentuan dan keselamatan kerja, dan mana yang mungkin sudah ada tapi nggak layak diusahakan secara teknikal maupun keselamatan," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

"Jadi kalau membahayakan masyarakat ya kita pasti akan mengarahkan, janganlah ini mudaratnya cukup tinggi," sambungnya.

Dia juga menyoroti banyaknya sumur minyak yang dekat permukiman. Ada kemungkinan sumur-sumur itu akan ditutup.

"Kalau itu (sumur) nanti di pemukiman warga, yang jaraknya cuma 3 meter, kan banyak di Blora, lah itu apakah nanti diizinkan kalau seperti itu bahayanya," lanjutnya.

Agus menegaskan, aturan baru Permen ESDM Nomor 14 Tahun 2025 hanya mengizinkan pengusahaan sumur tua, bukan sumur baru.

"Perintahnya Pak Menteri jelas, jangan ada kegiatan pemboran baru yang bisa membahayakan, karena setelah di Blora, Banyuasin, lima orang meninggal juga," tegasnya.

"Hal-hal itu menjadi perhatian tim, selain upaya untuk bagaimana mengoptimalkan potensi untuk diberdayakan oleh masyarakat tapi kita juga harus mempertimbangkan keselamatan, keamanan," lanjutnya.

Berdasarkan catatan, tambah Agus, Kabupaten Blora menjadi wilayah dengan jumlah sumur minyak rakyat terbanyak, yakni sekitar 3.000 sumur. Namun jumlah pastinya masih menunggu hasil validasi.

"Blora tadi sekitar hampir 3.000-an ya kalau yang masuk ke ESDM. Itu masih akan divalidasi ya," ujarnya.

Nantinya, tim validasi akan mengecek cek satu per satu sumur minyak rakyat bersama SKK Migas, Pertamina, dan Forkopimda. Ia menegaskan, pemerintah tak ingin masyarakat salah paham dengan aturan baru ini.

"Ini bareng-bareng kita bina masyarakat kita supaya melaksanakan implementasi terhadap Permen 14 tahun 2025 secara benar," tuturnya.

"Tidak terus asal-asalan, memanfaatkan peluang, seolah-olah pemerintah itu melegalisasi semua kegiatan pemboran migas, tidak. Ada batasan-batasan," lanjut Agus.




(afn/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads