Tangis Pecah di Mapolda Jateng, 327 Orang Akhirnya Dibebaskan

Tangis Pecah di Mapolda Jateng, 327 Orang Akhirnya Dibebaskan

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Minggu, 31 Agu 2025 19:14 WIB
Sebanyak 327 orang yang diamankan di Polda Jateng, Semarang, bertemu dengan orang tuanya. Mereka dibebaskan Minggu (31/8/2025).
Sebanyak 327 orang yang diamankan di Polda Jateng, Semarang, bertemu dengan orang tuanya. Mereka dibebaskan Minggu (31/8/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Suasana haru menyelimuti Mapolda Jawa Tengah (Jateng) saat ratusan orang tua akhirnya bertemu kembali dengan anak-anak mereka yang sempat diamankan polisi usai aksi ricuh beberapa hari lalu. Sebanyak 327 orang akhirnya dibebaskan.

Sejak pagi tadi para orang tua itu sudah menunggu di bawah terik matahari, sebagian membawa kartu keluarga untuk verifikasi. Mereka akhirnya diperbolehkan menemui anaknya sekitar pukul 16.00 WIB.

Mereka mengantre di Gedung Borobudur Mapolda Jateng. Satu per satu nama anak dipanggil polisi. Tangis pun pecah ketika mereka akhirnya bertemu orang tuanya. Beberapa dari mereka langsung berpelukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu orang yang ditangkap asal Pedurungan, A (21) mengaku mengalami luka di kepala usai ditangkap polisi.

"Posisi lagi istirahat kerja, keluar beli liquid. Di Jalan Pahlawan boncengan berdua, tiba-tiba ditarik polisi. Setelah jatuh dipukuli. Padahal saya sudah bilang cuma lewat aja," kata A kepada wartawan, Minggu (32/8/2025).

ADVERTISEMENT

Kisah serupa dialami R (20) warga Semarang Utara. Ia mengaku ditangkap saat perjalanan pulang kerja.

"Aku lagi mau pulang tiba-tiba disetop. Aku ngerasa nggak salah jadi aku gas terus, malah dipukul, motor oleng, aku jatuh. Bibir sama kepala berdarah," ujar dia.

Orang tua salah satu anak, Sri Mulyani (47), tampak menangis di samping anaknya yang menunduk. Sri yang datang sejak pagi tadi mengaku sempat kebingungan mencari putranya.

"Anaknya biasanya bal-balan (main bola), main di rumah. Saya khawatir karena anak nggak pernah keluar, nggak pernah tidur di rumah orang. Wis lemes (sudah lemas), tanya sama siapa, nyari siapa," ujarnya.

Sri mengaku tak ada yang menghubungi dirinya untuk memberitahu soal keberadaan putranya yang masih kelas 11 SMK. Ia hanya berinisiatif mendatangi Mapolda Jateng sambil berharap anaknya berada di sana.

"Saya nggak tahu, (anak saya) bilangnya antar temannya, beli di thrifting di mana nggak tahu, dan emang ada tasnya. Jadi nggak ada ikut demo, cuma kesalahan anak saya dia bonceng tiga," tuturnya.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto, mengatakan mayoritas yang diamankan ialah anak-anak atau berstatus pelajar.

"Hari ini 327 pelaku anarko yang sebagian besar adalah masih anak-anak atau pelajar ini kita panggil orang tuanya, setelah itu kita lakukan pembinaan," jelasnya.

Artanto juga memberi pesan kepada mereka yang sempat diamankan. Ia menegaskan, peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak.

"Orang tua kalian sejak pagi menunggu di bawah panas, sadar nggak kalian? Saya kasih waktu 2 menit minta maaf sama orang tua, monggo," tegasnya.

"Ini pelajaran bagi kita semua, yang paling muda ada yang umur 13 tahun, menurut saya tidak masuk akal," lanjutnya.

Dirbinmas Polda Jateng, Kombes Siti Rondhijah, turut mengekspresikan keprihatinannya.

"Pedih rasanya, saya juga punya anak SMP. Saya kemarin tanya ke anak-anak, kok bisa sampai di Mapolda, jawabannya hampir sama, cuma numpang lewat tiba-tiba ditangkap," jelasnya.

"Kalau satu dua saya percaya, tapi hampir semua menjawab sama, berarti diajarkan cara menjawabnya," lanjutnya.

Sementara itu Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Dwi Subagio menyebut ada beberapa orang yang akan diproses hukum lanjut.

"Yang kami proses lanjut ada tujuh orang karena jelas melakukan pelemparan, pemukulan, dan pengerusakan. Hari ini kami pulangkan dulu, tapi ada kewajiban lapor Selasa dan Kamis. Berani berbuat, berani bertanggung jawab," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, ratusan orang diamankan dalam aksi di Semarang terkait solidaritas untuk Affan Kurniawan (21), pengemudi ojek online (ojol) yang tewas dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di Jakarta.

Tim hukum beserta sejumlah orang mendatangi Polda Jawa Tengah (Jateng) untuk menemui massa yang ditangkap dan meminta mereka dibebaskan.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto, menyebut jumlah massa yang ditangkap hingga malam mencapai 327 orang. Mereka terdiri dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa, pelajar, pengangguran hingga pekerja swasta.

"Malam ini yang sudah ditangkap ada 327. Itu campuran. Ada yang dewasa, anak-anak, pelajar, ada yang mahasiswa, ada yang pengangguran, ada yang swasta," tuturnya saat dihubungi detikJateng, Sabtu (30/8/2025).




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads