Bupati Pati, Sudewo, didemo besar-besaran pada Rabu (13/8). Sehari berselang, dia tidak terlihat berada di kantornya.
Pantauan detikJateng pada Kamis (14/8/2025) siang, suasana di kantor Bupati Pati tampak lengang. Meski begitu, kendaraan mobil dinas bupati tidak terparkir di halaman. Selain itu, masih ada kendaraan polisi yang berjaga di halaman kantor bupati.
Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Kabag Prokompim) Pati, Sugiharto, saat dimintai konfirmasi menuturkan Sudewo tidak memiliki agenda pada Kamis (14/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Agenda belum ada," jawab Sugiharto singkat.
Begitu juga dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) di kantor bupati mengaku tidak mengetahui ke mana Sudewo.
"Bapak nggak ada sejak tadi pagi. Saya nggak tahu bapak ke mana," kata salah satu ASN yang enggan disebutkan namanya ditemui wartawan di kantor Bupati Pati.
Awak media juga berusaha menghubungi Sudewo. Namun hingga Kamis (14/8) sore Sudewo belum memberikan respons. Aktivitas di kantor bupati juga tampak lengang.
Diketahui pada Rabu (13/8), demo besar-besaran terjadi di Alun-alun Pati. Massa mendesak supaya Sudewo turun dari jabatannya.
Aksi massa tersebut bahkan sempat ricuh hingga mengakibatkan puluhan orang terluka.
Tidak hanya itu, massa juga sempat melempari bupati yang saat itu menemui peserta aksi. Sudewo yang menyampaikan permintaan maaf langsung dihujani lemparan botol hingga alas kaki.
Massa meminta Sudewo lengser karena kebijakannya dianggap sewenang-wenang. Salah satunya terkait dengan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2) hingga 250 persen.
DPRD Pati kemudian merespons demo tersebut dengan mengumumkan pembentukan panitia khusus (pansus) hak angket memakzulkan Sudewo. Salah satu dasar pansus itu muncul adalah pengisian jabatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang dianggap tidak sah.
(apu/rih)