Sederet Fakta Ratusan Siswa-Guru di Sragen Keracunan MBG

Round-Up

Sederet Fakta Ratusan Siswa-Guru di Sragen Keracunan MBG

Tim detikJateng - detikJateng
Rabu, 13 Agu 2025 07:00 WIB
Sejumlah siswa menikmati makan siang dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMPN 8 Padang, Sumatera Barat, Rabu (4/6/2025). Pemkot Padang memulai pelaksanaan program MBG tahap awal di 11 sekolah di Kota Padang dengan dukungan satu dapur utama serta tambahan tujuh dapur baru yang sedang dalam tahap persiapan dengan target bisa menjangkau lebih dari 100 sekolah di kota itu.  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Ilustrasi makan bergizi gratis. Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Solo -

Ratusan orang yang terdiri dari siswa dan guru serta orang tua siswa diduga keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Jumlah korban yang terus bertambah membuat Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, menyetop pendistribusian MBG untuk sementara. Berikut sederet fakta kejadian tersebut.

Korban Keracunan dari 2 Sekolah

Korban yang mengalami keracunan MBG dari dua sekolah yang ada di Kabupaten Sragen, yakni SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong.

Kepala Puskesmas Gemolong, dr. Agus Pranoto Budi, mengatakan dari data sementara ada 196 orang baik dari siswa, guru, karyawan sekolah, dan anggota keluarga yang ikut mengonsumsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Data sementara 196 orang yang terdata mengalami gejala-gejala keracunan. Ada murid, guru, karyawan, atau keluarga yang memakan makanan yang dibawa pulang," kata Agus kepada awak media, Selasa (12/8/2025).

ADVERTISEMENT

Gejala Keracunan

Agus menambahkan, korban mengalami gejala mual, pusing, dan diare usai makan dari program MBG yang didistribusikan oleh Dapur SPPG Mitra Mandiri Gemolong pada 11 Agustus 2025. Agus mengatakan, korban tidak ada yang rawat inap.

"Kami sudah mendatangi korban dan pemulihan mereka cukup baik. Tidak ada yang memerlukan rawat inap," bebernya.

Pihaknya juga mendirikan posko layanan 24 jam selama dua hari. Pihaknya juga telah melakukan sosialisasi ke sekolah terkait kasus tersebut.

"Kita dirikan posko 2x24 jam, jam berapapun kita siap. Kita juga telah melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah terkait kasus ini. Saat ini sampel makanan dan air telah dikirim ke laboratorium di Semarang untuk memastikan penyebab pasti dari insiden ini. Kami juga masih menunggu hasil uji laboratorium untuk dapat memberikan kesimpulan resmi," pungkasnya.

Pemkab Sragen juga menyiagakan Puskesmas untuk merespons kemungkinan adanya korban tambahan.

"Kita membentuk crisis center, respons cepat menyiagakan Puskesmas 24 jam untuk merespons laporan masyarakat terkait dengan kemungkinan ada apa gejala keracunan lagi, semoga tidak ada ya," ujar dia.

Korban Keracunan Bertambah Jadi 251 Orang

Jumlah korban keracunan massal diduga akibat Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD dan SMP Gemolong, Sragen, terus bertambah. Kemarin tercatat 251 orang yang melaporkan mengalami gejala keracunan.

Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, langsung mendatangi lokasi sekolah yang terdapat siswa yang keracunan. Ia mengatakan siswa dan guru yang mengalami keracunan dari SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong.

"Kami mendapat laporan bahwa ada gejala keracunan dari sejumlah siswa di SD dan SMP di Gemolong yang merasakan mual, merasakan sakit perut yang melilit atau ada yang muntah begitu. Yang intinya ada dugaan keracunan. Per data hari ini yang melaporkan kena dugaan keracunan tadi ada 251 orang," kata Sigit kepada awak media di Gemolong, Sragen, Selasa (12/8/2025).

Pendistribusian MBG Dihentikan

Pendistribusian Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pihak penyedia akan dihentikan sementara imbas keracunan massal di SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong, Sragen.

"Kita mengambil kebijakan, yang pertama pendistribusian makan bergizi gratis yang berasal dari penyedia yang dimungkinkan mengakibatkan keracunan ini dijeda setidaknya dua hari," kata Bupati Sragen, Sigit Pamungkas saat ditemui di SDN 4 Gemolong, Selasa (12/8/2025).

"Lalu yang kedua, kita melakukan pengobatan kepada korban, kepada siswa-siswa kita yang diduga terkena keracunan," sambungnya.

Sampel Dikirim ke Lab

Pemkab Sragen juga sudah mengirimkan sampel makanan ke laboratorium Semarang.

"Yang keempat, Kita sedang mengirim sampel makanan ke lab di Semarang. Nah, kita harus menunggu hasilnya beberapa waktu nanti," jelasnya.

Sigit menerangkan, pihaknya melapor ke Badan Gizi Nasional atas kejadian tersebut.

"Nanti kita komunikasi dengan penyedia makan bergizi gratis untuk menantikan sementara distribusi ini dan Pak Dandim, kita semua juga sudah melaporkan ke atas ke MBG pusat atas apa yang terjadi di Sragen ini. (Status Kejadian Luar Biasa/KLB?) Belum, belum," ucapnya.

Dia menambahkan, menu makan siang yang didistribusikan pada Senin (11/8) lalu berupa nasi kuning, telur ayam suwir, orek tempe dan selada timun, apel dan susu.

"Menu tanggal 11 Agustus itu ada nasi kuning, telur ayam suwir, orek, timun, ada susu kotak, jadi ada lima menu," kata Sigit.




(apl/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads