MBG Disetop Usai 251 Orang Keracunan di SD-SMP Gemolong Sragen

MBG Disetop Usai 251 Orang Keracunan di SD-SMP Gemolong Sragen

Tara Wahyu NV - detikJateng
Selasa, 12 Agu 2025 21:11 WIB
Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, meninjau dapur MBG usai sejumlah siswa di Gemolong mengalami keracunan, Selasa (12/8/2025).
Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, meninjau dapur MBG usai sejumlah siswa di Gemolong mengalami keracunan, Selasa (12/8/2025). Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng
Sragen -

Pendistribusian Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pihak penyedia akan dihentikan sementara imbas keracunan massal di SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong, Sragen.

"Kita mengambil kebijakan, yang pertama pendistribusian makan bergizi gratis yang berasal dari penyedia yang dimungkinkan mengakibatkan keracunan ini dijeda setidaknya dua hari," kata Bupati Sragen, Sigit Pamungkas saat ditemui di SDN 4 Gemolong, Selasa (12/8/2025).

"Lalu yang kedua, kita melakukan pengobatan kepada korban, kepada siswa-siswa kita yang diduga terkena keracunan," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemkab Sragen juga menyiagakan Puskesmas untuk merespons kemungkinan adanya korban tambahan.

"Kita membentuk crisis center, respons cepat menyiagakan Puskesmas 24 jam untuk merespons laporan masyarakat terkait dengan kemungkinan ada apa gejala keracunan lagi, semoga tidak ada ya," ujar dia.

ADVERTISEMENT

Pemkab Sragen juga sudah mengirimkan sampel makanan ke laboratorium Semarang.

"Yang keempat, Kita sedang mengirim sampel makanan ke lab di Semarang. Nah, kita harus menunggu hasilnya beberapa waktu nanti," jelasnya.

Sigit menerangkan, pihaknya melapor ke Badan Gizi Nasional atas kejadian tersebut.

"Nanti kita komunikasi dengan penyedia makan bergizi gratis untuk menantikan sementara distribusi ini dan Pak Dandim, kita semua juga sudah melaporkan ke atas ke MBG pusat atas apa yang terjadi di Sragen ini. (Status Kejadian Luar Biasa/KLB?) Belum, belum," ucapnya.

Dia menambahkan, menu makan siang yang didistribusikan pada Senin (11/8) lalu berupa nasi kuning, telur ayam suwir, orek tempe dan selada timun, apel dan susu.

"Menu tanggal 11 Agustus itu ada nasi kuning, telur ayam suwir, orek, da timun, ada susu kotak, jadi ada lima menu," kata Sigit.

Korban Keracunan 251 Orang

Diberitakan sebelumnya, jumlah korban keracunan massal diduga akibat Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD dan SMP Gemolong, Sragen, bertambah. Kini tercatat 251 orang yang melaporkan mengalami gejala keracunan.

Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, langsung mendatangi lokasi sekolah yang terdapat siswa yang keracunan. Ia mengatakan siswa dan guru yang mengalami keracunan dari SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong.

"Kami mendapat laporan bahwa ada gejala keracunan dari sejumlah siswa di SD dan SMP di Gemolong yang merasakan mual, merasakan sakit perut yang melilit atau ada yang muntah begitu. Yang intinya ada dugaan keracunan. Per data hari ini yang melaporkan kena dugaan keracunan tadi ada 251 orang," kata Sigit kepada awak media di Gemolong, Sragen, Selasa (12/8/2025).

Pihaknya juga mendatangi langsung lokasi dapur makan bergizi gratis. Sigit melihat proses pengadaan makan bergizi gratis.

"Kalau sejauh yang kita lihat memang harus ada beberapa yang dirapikan ya di bagian pembersihan begitu. Kalau dapurnya bersih, ininya bersih, prosesnya bersih, mungkin bagian pembersihan ya, alat-alat itu yang perlu dirapikan, tapi secara umum bagus," ungkapnya.

Sigit mengatakan untuk melihat kasus tersebut harus melihat penyebab secara spesifik. Pihaknya juga masih mendalami sumber persoalan tersebut.

"Iya, ini kan harus melihat case by case penyebabnya apa nanti harus dilihat sebagai secara generik ataukah spesifik. Nah, ini harus kita perlu mendalami itu dulu ya. Itu sebenarnya problemnya apakah di bahan bakunya, apakah problemnya di penyajiannya, apakah problemnya diprosesnya. Ini kita lihat dulu," ungkapnya.

Sigit juga memastikan korban yang mengalami keracunan menjalani rawat jalan. Saat ini para korban menjalani perawatan di rumah.

"Saat sampai sejauh ini tidak ada yang rawat inap. Mereka berada di rumah masing-masing melakukan penyembuhan," jelas dia.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Puskesmas Gemolong, dr. Agus Pranoto Budi, mengatakan korban mengalami gejala mual, pusing, dan diare usai makan dari makanan yang didistribusikan oleh Dapur SPPG Mitra Mandiri Gemolong pada 11 Agustus 2025.

Pada Selasa (12/8) siang tercatat ada 196 orang baik dari siswa, guru, karyawan sekolah, dan anggota keluarga yang mengalami gejala keracunan.




(dil/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads