Nasib Tragis Brown Canyon Semarang, Dulu Tempat Wisata Kini Jadi Kubangan Tinja

Terpopuler Sepekan

Nasib Tragis Brown Canyon Semarang, Dulu Tempat Wisata Kini Jadi Kubangan Tinja

Tim detikJateng - detikJateng
Minggu, 10 Agu 2025 09:00 WIB
Terlihat asap sampah terbakar di sekitar Brown Canyon, Semarang, Senin (4/8/2025).
Terlihat asap sampah terbakar di sekitar Brown Canyon, Semarang, Senin (4/8/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Kawasan bukit kapur yang berada di perbatasan Tembalang Semarang dan Mranggen Demak dulunya sangat indah. Tempat itu dijuluki Brown Canyon karena sekilas mirip Grand Canyon di Arizona. Sayang, keindahan itu kini tinggal kenangan.

Kini, lokasi bukit kapur yang telah dikeruk itu kini justru jadi bukit sampah. Tak hanya itu, mobil tangki sedot tinja juga lalu lalang membuang muatan.

Nasib tragis kawasan Brown Canyon itu menjadi salah satu artikel yang banyak diakses pembaca detikJateng dalam sepekan terakhir ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cerita Indahnya Brown Canyon

Salah satu warga setempat, Heru Wibowo (47) mengenang keindahan kawasan itu. Dia menyebut kawasan itu dulunya bukit yang banyak mengandung kapur.

ADVERTISEMENT

Ia mengaku sejak kecil tinggal di kawasan yang dulu merupakan bukit batu hijau dan sejuk. Anak-anak bermain layangan di puncaknya.

Sejak akhir 1990-an, alat berat datang menggali, menggerus, dan mengoyak tubuh batu itu sampai habis.

"Dulu di sini gunung, terus dikeruk sampai jadi cekungan besar," kata Heru saat disambangi detikJateng pada Senin (4/8/2025).

Brown Canyon SemarangBrown Canyon Semarang saat masih jadi tempat wisata. Foto: (Dok. addy_addy13/Instagram)

Kini, masih ada sisa-sisa batu kapur yang menjulang tinggi serta tebing-tebing kapur hasil penambangan itu. Kondisi itu justru membuat kawasan itu menjadi mirip Grand Canyon di Arizona.

Masyarakat kemudian menjuluki tempat itu sebagai Brown Canyon. Beberapa tahun lalu tempat itu viral sehingga menjadi jujukan warga untuk berwisata.

Kini Jadi Bukit Sampah

Pemandangan eksotis Brown Canyon kini tinggal menjadi kenangan. Lokasi itu kini menjadi jujukan untuk membuang sampah.

Sampah yang membukit membuat lokasi itu menjadi bau. Belum lagi saat sampahnya terbakar, asap pekat membuat warga di sekitar lokasi itu merasa sesak napas.

"Panas, debu, bau, mau lapor juga nggak tahu ke siapa. Yang ngurus orang-orang di atas, kita yang di bawah cuma pasrah," kata Heru mengeluh.

Bukan hanya sampah yang jadi masalah. Truk tangki sedot tinja juga menjadikan lokasi itu untuk membuang muatan.

Berdasarkan pantauan detikJateng waktu satu jam saja, tampak ada lima septictank datang membawa kotoran manusia. Jika hujan turun, kata Heru, limbah itu mengalir ke sungai yang melewati kampung.

Aktivitas TPA ilegal di Brown Canyon Semarang, Senin (4/8/2025).Aktivitas TPA ilegal di Brown Canyon Semarang, Senin (4/8/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng

Tapi jika langit cerah berhari-hari, limbah membusuk di tempat, mengeluarkan bau yang bisa membuat perut mual meski dalam keadaan kosong.

"Air limbahnya ngalir ke sungai. Kalau nggak ada hujan ya makin bau, karena sampahnya itu numpuk," ujar Heru.

"Semua septiktank itu dibuangnya di sana. Di sungai itu mengalir sampah dan kotoran manusia. Septictank itu juga sudah puluhan tahun," lanjutnya.

Sementara itu, Luthfia (30), warga Perumahan Semesta Klipang, mengungkap anaknya yang masih bayi kerap terganggu kesehatannya akibat asap dan abu yang masuk rumah. Dipaksa menerima situasi itu, Lutfia dan keluarga kecilnya itu tak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Baunya sampai ke dalam rumah. Anak saya batuk-batuk kecil. Kalau malam api bahkan kelihatan dari pos satpam, paginya asap hitam tebal. Kadang saya sampai ngungsi ke rumah orang tua," ujar Luthfia.




(ahr/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads