Sebuah video yang memperlihatkan seorang nenek tinggal di rumah seorang diri viral di media sosial. Disebutkan, nenek tersebut tinggal di 'Kampung Mati' yang ditinggal warganya akibat tanah gerak. Seperti apa kisahnya?
Video ini diunggah oleh akun TikTok bomal_vlog. Dalam unggahan tersebut, terlihat nenek tinggal sendiri bersama beberapa ekor kambing. Video ini pun sudah mendapat respons hingga 162 ribu lebih warganet.
"Seorang nenek tinggal sendirian di kampung mati," tulis akun tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan penelusuran detikJateng, kampung tersebut berada di Dusun Praguman, Desa Clapar, Kecamatan Madukara, Banjarnegara. Saat dicek ke lokasi, sejumlah rumah masih berdiri kokoh di tengah perkebunan salak.
Beberapa rumah sudah berubah fungsi. Jika sebelumnya digunakan untuk tempat tinggal, beberapa digunakan untuk kandang kambing. Beberapa rumah lagi digunakan untuk tempat menaruh salak hasil panen.
Sedangkan beberapa bekas bangunan rumah terlihat sudah rata dengan tanah. Saat ini area itu sudah kembali ditanami pohon salak.
Namun ada dua rumah yang masih dihuni oleh warga. Salah satunya dihuni oleh nenek Syamroni yang disebutkan tinggal seorang diri di Dusun Praguman, Desa Clapar.
Salah satu warga Dusun Praguman, Rasis, saat ditemui di lokasi mengatakan masih ada dua rumah yang ditempati. Salah satunya adalah rumah milik nenek Syamroni.
"Ada dua rumah yang masih ditempati. Satunya dihuni oleh tiga orang, satunya 1 orang yakni nenek Syamroni. Beberapa rumah ada yang ditempati juga tapi kalau siang saja," terang Rasis, Jumat (8/8/2025).
Rumahnya sendiri saat ini sudah digunakan untuk kandang kambing. Sedangkan dirinya sudah direlokasi ke tanah Pemerintah Desa Clapar sejak tahun 2007 lalu.
"Ini dulu rumah saya, sekarang sudah digunakan untuk kendang kambing dan untuk menaruh peralatan kalau ke kebun. Kalau sekarang rumah saya di dekat lapangan Desa Clapar bersama warga sini yang lainnya juga," kata dia.
Rasis juga menyebutkan relokasi di kampungnya itu disebabkan karena tanah di Dusun Praguman labil. Sehingga warga yang tinggal di dusun tersebut direlokasi ke tempat yang lebih aman.
"Semua sudah direlokasi, dulu ada 2 RT di sini, ya sekitar 50-an KK. Tapi sekarang sudah pindah, sudah direlokasi. Hanya ada 2 rumah yang masih di sini karena tidak mau direlokasi," ujarnya.
Sementara itu, Kades Clapar, Somad, mengatakan Dusun Praguman atau wilayah RW 03 masuk dalam wilayah rawan bencana tanah longsor. Sehingga pada 2007 lalu, warga direlokasi ke tempat yang lebih aman.
"Itu wilayah di Dusun Praguman memang masuk zona merah rawan bencana tanah longsor. Sehingga tahun 2007 kami mengajukan ke Pemerintah Daerah untuk merelokasi warga yang tinggal di situ," kata Somad.
Tempat relokasi itu masih di wilayah Desa Clapar, yakni di tanah milik pemerintah desa seluas 2 hektare. Somad pun tidak memungkiri masih terdapat warga yang tinggal di Dusun Praguman.
"Untuk tempat relokasi itu di tanah bengkok Kades luasnya sekitar 2 hektare. Tapi memang masih ada yang tinggal di rumah lama. Karena memang tidak mau pindah," jelasnya.
(ams/ahr)