Aktivitas vulkanik Gunung Slamet tercatat mengalami peningkatan dalam sepekan terakhir. Dalam periode 28 Juli-5 Agustus data Pos Pengamatan Gunungapi Slamet menunjukkan adanya peningkatan kegempaan.
Dari data yang dipaparkan, gempa low frekuensi yang berkaitan dengan pergerakan fluida magma di bawah permukaan melonjak dari 25 kejadian pada 28 Juli menjadi 74 kejadian pada 5 Agustus.
Asap kawah juga mengalami perubahan, dari semula bertekanan lemah setinggi 100-200 meter, kini menjadi bertekanan lemah hingga sedang dengan ketinggian mencapai 300 meter dan intensitas bervariasi dari tipis hingga tebal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat dimintai konfirmasi, Kepala BPBD Banyumas, Budi Nugroho, membenarkan peningkatan aktivitas Gunung Slamet. Meski begitu saat ini statusnya masih waspada level II.
"Memang ada peningkatan dari sisi visual dan kegempaan, terutama gempa low frekuensi. Tapi status Gunung Slamet masih waspada," kata Budi kepada wartawan, Rabu (6/8/2025).
Meski begitu ia mengimbau agar warga tetap tenang dan tidak beraktivitas dalam radius 2 km sesuai dengan ketentuan yang sudah dikeluarkan.
"Kami imbau warga tidak panik, tetap tenang dan waspada. Tetap patuhi radius aman yang sudah ditetapkan," terangnya.
Pihaknya telah menyiapkan jalur evakuasi dan sosialisasi kepada warga di sekitar Kecamatan Sumbang yang desanya paling dekat dengan puncak. Selain itu, simulasi juga telah dilakukan guna mengantisipasi peningkatan status Gunung Slamet.
"Kami siaga dan kami harap masyarakat juga selalu mengikuti informasi resmi.Jangan mudah percaya hoaks atau informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," jelasnya.
Sementara itu Dosen Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Yogi Adi Prasetya, mengatakan hingga saat ini dari data yang ada, belum mengindikasikan Gunung Slamet bakal erupsi besar. Namun ia meminta agar warga tetap waspada.
"Kegempaan di gunung api bisa diakibatkan oleh kenaikan gas vulkanik atau magma dari dapur magma.Namun kenaikan aktivitas ini tidak perlu dikhawatirkan apabila belum ada lontaran awan panas atau keluarnya aliran lava dari pusat erupsi.Cukup dimonitor dan diamati, terutama apabila ada peningkatan status," pungkasnya.
(apl/apu)