Tim SAR gabungan menemukan mayat salah satu pekerja proyek penguatan tebing yang hanyut saat banjir bandang terjadi di Sungai Klawing, Kabupaten Purbalingga. Mayat korban ditemukan di aliran sungai tersebut di wilayah Desa Rejasari, Kecamatan Kaligondang.
Koordinator Unit Siaga SAR (USS) Banyumas, Trisno, menjelaskan mayat korban ditemukan sekitar pukul 13.30 WIB oleh anak kecil yang sedang mencari rumput di sekitar lokasi.
"Alhamdulillah sudah ketemu di Desa Rejasari, Kecamatan Kaligondang masih masuk aliran Klawing jam 13.30 WIB. Ketemu di tepi sungai, yang menemukan itu anak kecil yang mencari rumput," kata Trisno saat dihubungi detikJateng, Selasa (5/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga kemudian meneruskan informasi tersebut ke tim SAR gabungan yang tengah menyisir. Saat itu ada satu regu yang lokasinya tidak jauh dari lokasi temuan.
"Sudah ada tim yang kebetulan sedang di dekat situ menyisir pakai perahu karet jadi langsung menuju ke lokasi," terangnya.
Mayat yang ditemukan berhasil teridentifikasi dari pakaian yang dikenakan. Kondisi mayat itu masih utuh dan bisa dikenali.
"Ini atas nama Sarwoyo, warga Desa Penaruban. Waktu ditemukan masih dikenali," jelasnya.
Setelah dibawa ke RSUD Goeteng Taroenadibrata, mayat korban lalu diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan.
Diberitakan sebelumnya, enam pekerja proyek penguatan tebing Sungai Klawing di Desa Penaruban, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga sempat terjebak saat banjir bandang menerjang sungai tersebut, Minggu (3/8). Tiga pekerja berhasil dievakuasi, tiga lainnya hanyut.
Banjir bandang terjadi imbas cuaca ekstrem melanda wilayah setempat sejak Minggu (3/8) sore. Kepala BPBD Purbalinga, Prayitno menjelaskan keenam pekerja proyek saat itu dilaporkan terjebak sejak pukul 19.30 WIB.
"Tim BPBD Purbalingga setelah menerima laporan menuju lokasi melakukan asesmen dan operasi SAR berkoordinasi dengan Basarnas," kata Prayitno dalam keterangannya, Senin (4/8).
Kronologi peristiwa tersebut bermula saat para pekerja sedang mengerjakan jembatan akses alat berat. Namun saat itu curah hujan tinggi hingga menyebabkan air Sungai Klawing tiba-tiba meluap.
Prayitno menyebut karena arus yang sangat kuat, tiga pekerja memutuskan bertahan di shelter menunggu untuk diselamatkan. Namun tiga rekannya nekat menyeberang menuju jalur alat berat dan akhirnya tak diketahui keberadaannya.
Ketiga korban yang hilang saat itu adalah Sarwoyo dan Muhyadi warga Penaruban, Purbalingga, dan Tedi Setiawan warga Majenang selaku surveyor.
(dil/apl)