Tragedi Tewasnya 2 Bocah di Pantai Sigandu Diduga Diajak Ibu Bunuh Diri

Terpopuler Sepekan

Tragedi Tewasnya 2 Bocah di Pantai Sigandu Diduga Diajak Ibu Bunuh Diri

Tim detikJateng - detikJateng
Minggu, 03 Agu 2025 07:01 WIB
Petugas mengevakuasi mayat bocah berusia 6 tahun yang ditemukan di Pantai Sigandu, Batang, Rabu (30/7/2025). Selain bocah itu, sebelumnya mayat adik korban ditemukan tak jauh dari lokasi.
Petugas mengevakuasi mayat bocah berusia 6 tahun yang ditemukan di Pantai Sigandu, Batang, Rabu (30/7/2025). Selain bocah itu, sebelumnya mayat adik korban ditemukan tak jauh dari lokasi. Foto: dok. detikJateng
Solo -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Duka menggelayut di Pantai Sigandu, Desa Depok, Kecamatan Kandeman, Batang. Kakak beradik ditemukan tewas, di mana mereka diduga diajak ibunya untuk bunuh diri.

Penemuan mayat pertama adalah HH yang berusia sekitar 3 tahun pada Rabu (30/7) sekitar pukul 06.17 WIB. Korban ditemukan seorang pengunjung yang tengah beraktivitas di pantai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jenazah ditemukan oleh warga dalam posisi tengkurap. Sudah kami evakuasi ke RSUD Kalisari Batang untuk proses identifikasi dan pemeriksaan lebih lanjut," ujar Kapolres Batang, AKBP Edi Rahmat Mulyana, melalui Kapolsek Kandeman Ipda Sri Widadi saat dihubungi pada Rabu.

ADVERTISEMENT

Empat jam kemudian, jenazah sang kakak, HA (6) ditemukan sekitar 20 meter dari lokasi penemuan jasad adiknya.

Keduanya merupakan warga Kaliwareng, Kecamatan Warungasem, Batang. Jenazah korban dibawa ke RSUD Kalisari Batang.

Ibu Korban Ditemukan Sembunyi di Toilet

Kasat Reskrim Polres Batang, AKP Imam Muhtadi, menerangkan ibu para korban, VM (31), ditemukan tengah bersembunyi dalam toilet portabel di sekitar lokasi.

VM disebut sempat membawa putrinya ke tengah laut menyebabkan mereka tenggelam. Namun, dia justru terseret arus balik ke tepi pantai dan sembunyi di toilet.

"Ibunya kemudian terbawa arus dan terseret ke tepi lagi. Setelah itu, dia bersembunyi di toilet portabel," kata kata Imam kepada detikJateng, Kamis (31/5).

Berdasar informasi yang diperoleh, mereka bertiga datang menggunakan sepeda motor Honda Beat berpelat G 5744 CV di kompleks Pantai Sigandu.

Suami VM sekaligus ayah HH dan HA, M Aziz, sejak Rabu pagi mencari keberadaan keluarganya. Sebab, mereka semua pergi dari subuh.

Informasi tersebut disampaikan teman Aziz, Fredi. Ia mengaku ditelepon Aziz untuk membantunya mencari istri dan anaknya itu.

"Kebetulan ayahnya mencari istrinya yang hilang. Katanya, hobinya ke pantai. Minta tolong saya untuk mencarinya," kata Fredi.

Diakui Fredi, katanya kebiasaan istri Aziz jika tidak tenang, selalu pergi ke pantai.

"Belum jelas alasannya. Cuman memang kalau lagi nggak mood pergi ke pantai. Pergi sejak subuh," ucapnya.

Lokasi penemuan mayat di Pantai Sigandu, Batang, Rabu (30/7/2025).Lokasi penemuan mayat di Pantai Sigandu, Batang, Rabu (30/7/2025). Foto: Robby Bernardi/detikJateng

Korban Diduga Diajak Ibunya Bunuh Diri

AKP Imam Muhtadi menjelaskan, VM alias Pipit terungkap memang berniat mengakhiri hidup bersama buah hatinya. Karena itu, mereka berangkat usai salat Subuh.

"Tadi keterangan dari ibu korban, pagi setelah salat subuh dia mengajak anak-anaknya ke pantai, niatnya memang bunuh diri. Permasalahannya apa, masih kita dalami," jelas Imam.

Kemudian ia berjalan bersama dua anaknya ke tengah laut. Anak yang paling kecil sempat digendong. Namun sesampainya di tengah, mereka diterjang gelombang hingga terpisah.

"Ia menggendong anak yang kecil dan menggandeng anaknya yang besar, berjalan ke tengah laut," kata Imam.

"Kondisinya tertekan dan depresi karena terpisah dari anak-anaknya. Kondisinya linglung," imbuhnya.

Pipit Jalani Pemeriksaan Kejiwaan

Pada Jumat (1/8/2025), VM dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Amino Gondohutomo Semarang untuk mendapat pemeriksaan kejiwaan secara menyeluruh.

"Setelah kami kemarin melakukan pemeriksaan terhadap korban, dan melihat kondisi dari ibu, kami perlu melakukan pembuktian terhadap kondisi kejiwaannya. Hari ini kami bawa ke RS Gondohutomo untuk observasi," kata Imam.

Menurut Imam, observasi ini akan berlangsung sekitar 10 hari. Hasil dari pemeriksaan tersebut akan menjadi bahan pertimbangan dalam penyelidikan lebih lanjut.

"Nanti akan kami gelarkan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam penyelidikan," jelasnya.

Selain itu, penyidik juga telah memeriksa empat orang saksi yang berada di sekitar lokasi kejadian, termasuk warga yang pertama kali menemukan jasad dua anak di tepi pantai.

"Kami juga melengkapi pemeriksaan saksi-saksi di TKP yang melihat dan mengetahui kejadian. Total sudah ada empat saksi," ujarnya.

Polisi juga telah meminta klarifikasi dari suami VM dan mertuanya. Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan adanya konflik rumah tangga atau masalah pribadi yang mencolok.

"Dari keterangan suaminya, tidak ada permasalahan. Dari pihak orang tua dan mertuanya juga menyampaikan hal yang sama," tambah Imam.

Ayah VM Ungkap Putrinya Sosok Pendiam

Ayah VM, Tohri (56), yang tinggal serumah dengan anaknya mengungkap selama ini putrinya dikenal sosok yang pendiam. Meski begitu, dia menyatakan tidak terlihat ada masalah rumah tangga dengan suaminya.

Tohri ayah Pipit.Tohri ayah Pipit. Foto: Robby Bernardi/detikJateng

"Saya serumah, anak saya pendiam. Yang saya tahu tidak ada masalah, biasa-biasa saja. Kalau keluar rumah ya biasanya berempat, sama ibunya dan suaminya. Kemarin bertiga," ucapnya.

Ia mengungkapkan saat pulang dari RS QIM Rabu sekitar pukul 05.45 WIB, Pipit dan dua cucunya tidak ada. Ia langsung mencari mereka.

"Saya cari ke rumah tetangga, ke Pasar Pandansari, ke RSI tempat kerja anak saya, tapi tidak ada," imbuhnya.

Sekitar pukul 10.00 WIB, Tohri mendapat kabar bahwa anak dan cucunya mengalami kecelakaan dan dibawa ke RSUD Kalisari Batang. Ia sempat menuju ke IGD. Namun, setibanya di IGD, Tohri malah diarahkan ke kamar jenazah.

"Saya disuruh ke belakang (kamar jenazah), saya langsung lemas. Saya lihat ternyata cucu saya yang kecil, Hana, sudah meninggal. Saya tanya yang gede mana, ibunya mana. Tidak lama kemudian datang jenazah lagi, ternyata cucu saya yang gede," kata Tohri dengan suara bergetar.

Kejadian itu pun membuat Tohri terpukul. Dua cucunya tewas, sedangkan anaknya pun harus berurusan dengan pihak kepolisian.

"Cucu saya dekat dengan saya. Itu cucu pertama, kami sayang semua," ungkapnya.

Dua jenazah cucunya awalnya tiba di rumah duka pada Rabu Sore (30/7). Sempat disemayamkan selama beberapa jam, kemudian diminta kembali ke rumah sakit untuk menjalani autopsi.

"Selesai autopsi, Rabu malam sekitar pukul 23.00 WIB, dari rumah sakit, langsung kami makamkan," kata Tohri.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: 36 Biksu Thudong yang Jalan Kaki dari Thailand Telah Sampai di Borobudur"
[Gambas:Video 20detik]
(apu/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads