Terpopuler Sepekan

Salah Diagnosis Berujung Bocah Pekalongan Kritis Usai Digigit Ular Weling

Tim detikJateng - detikJateng
Minggu, 29 Jun 2025 09:39 WIB
Ilustrasi ular weling. (Foto: Benjamin Michael Marshall/Flickr/Lisensi CC BY-NC 2.0)
Solo -

Seorang bocah asal Bojong, Pekalongan, kritis lebih dari sepekan usai digigit ular weling. Kisah bocah bernama Rafa (11) ini viral di media sosial usai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kajen diduga salah diagnosis saat menangani Rafa.

Kisahnya salah satunya diunggah akun Facebook @pekalonganINFO. Disebutkan korban sempat kejang-kejang ketika dibawa pulang keluarganya, dan segera dilarikan ke rumah sakit swasta.

Digigit Ular Saat Tidur

Kuasa hukum pihak keluarga, Imam Maliki, mengutarakan insiden tragis ini berawal pada Senin (16/4) dini hari. Saat itu, Rafa tengah tidur.

"Dari keterangan pihak keluarga ke kita, kronologis awal pada Senin (16/6) pukul 04.00 WIB. Yang mana, adik RR sedang tidur. Ibunya kaget, karena ular melewatinya, kemudian ular menggigit anaknya," kata Imam saat ditemui detikJateng, Selasa (24/6/2025) di Kantor LBH Garuda Kencana Indonesia, Kabupaten Pekalongan.

Ular tersebut, dikatakan Imam, diduga terjatuh dari plafon rumahnya dan langsung menggigit korban. Keluarga segera membawanya ke mantri kesehatan terdekat. Oleh mantri, Rafa disarankan supaya segera dibawa ke rumah sakit.

"Saat itu langsung dibawa ke RSUD Kajen. Sekitar Pukul 05.30 WIB langsung ditangani pihak rumah sakit," jelasnya.

Saat dibawa ke RSUD Kajen, tim medis segera memberikannya penyuntikan dan oksigen. Sekitar 45 menit kemudian, oksigen dicabut dengan rumah sakit menganggap kondisi pasien aman dan bisa dilakukan rawat jalan.

"Disuntik, dioksigen, sekitar 45 menit kemudian dicabuti semua. Rumah sakit menganggap pasien tidak apa-apa dan disarankan untuk dibawa pulang. Pihak keluarga meminta pasien dirawat inap, RSUD meminta pasien dirawat rumah saja," ungkap Imam.

Kejang-kejang Sepulang dari RS

Sekitar pukul 06.27 WIB, pihak keluarga membayar administrasi rumah sakit dan membawa pulang pasien. Namun, belum juga sampai ke rumah, pasien kejang-kejang.

"Di perjalanan pulang, pasien kejang-kejang. Keluarga panik, kemudian langsung dibawa ke Rumah Sakit Islam Pekajangan. Sampai hari ini masih dirawat di RSI Pekajangan," kata Imam.

"Ya, kami menyayangkan, pihak RSUD sepertinya salah mendiagnosa. Jadi racun sudah menyebar di badan, tetapi dianggap tidak ada apa-apa. Kemarin, pihak keluarga mendatangi kantor kami untuk pendampingan hukum terkait hal ini," ungkapnya.

Imam melanjutkan, keluarga RR akan melakukan somasi. Sasarannya ke RSUD Kajen maupun dokter yang menanganinya.

"Langkah pertama kami akan melakukan somasi pada pihak RSUD Kajen dan dokter yang menangani. Jika tidak ada tanggapan, kita akan melakukan langkah-langkah hukum baik pidana maupun perdata, tentunya ini sesuai mekanisme yang ada," ungkapnya.

Bupati Tegur RSUD Kajen

Terpisah, Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, saat dikonfirmasi hal itu, melalui pesan singkatnya mengatakan, pihaknya telah memberikan teguran keras saat menggelar apel pagi di Halaman RSUD Kajen, Selasa pagi (24/6).

"Saya sudah tegur keras (RSUD Kajen), di apel tadi pagi. Langsung tanya pihak rumah sakitnya ya," kata Fadia Arafiq.

Sementara itu, Direktur RSUD Kajen, Imam Prasetyo, saat ditemui detikJateng, Selasa (24/6), mengungkapkan pihaknya belum bisa memberikan pernyataan resmi terkait peristiwa tersebut.

Rafa Belum Sadarkan Diri

Saat ini, RR menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam (RSI) Muhammadiyah Pekajangan, Pekajangan. Kondisinya tak sadarkan diri di ruang ICU.

Salah satu dokter di RSI Muhammadiyah Pekajangan, dr Maria Ulfa, menjelaskan sejak hari pertama, RR sudah ditangani empat dokter spesialis. Mereka masing-masing spesialis bedah, saraf, anak, serta anestesi.

"Kalau kondisi masih sama seperti saat masuk, tidak sadarkan diri. Terpasang alat bantu napas," tuturnya.

Maria mengungkapkan RR masuke ke RSI Muhammadiyah pada Senin (16/6) sekitar pukul 08.30 WIB.

"Pasien tidak sadarkan diri sejak masuk tanggal 16 Juni, ke IGD langsung kita masukan ke ICU, kondisinya seperti itu, sudah tidak sadarkan diri," ujar dia.

"Dari dokter katanya karena snake bite, gigitan ular, dugaannya seperti itu. Kita tidak tahu ularnya seperti apa, dan dari ciri-cirinya memang sesuai dengan informasi dari keluarga (digigit ular). Tidak ada bengkak, merah, atau memar itu tidak ada, memang itu kena ke sistem syarafnya," ungkap Maria.



Simak Video "Video: 36 Biksu Thudong yang Jalan Kaki dari Thailand Telah Sampai di Borobudur"

(aku/aku)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork