Pemprov Jateng Usulkan Hybrid Sea Wall untuk Tangani Rob, Diklaim Lebih Murah

Pemprov Jateng Usulkan Hybrid Sea Wall untuk Tangani Rob, Diklaim Lebih Murah

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Selasa, 17 Jun 2025 16:04 WIB
Foto udara kondisi Perumahan Tahap III Sriwulan terisolasi ketika air pasang tinggi merendam akses jalan keluar-masuk perumahan di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Rabu (4/6/2025). Organisasi nirlaba perubahan iklim Climate Central melalui proyeksi citra satelit terhadap kenaikan permukaan air laut tahunan, memprediksi wilayah pesisir utara Kabupaten Demak terancam hilang tenggelam oleh air laut pada tahun 2030 akibat terdampak abrasi, penurunan permukaan tanah disertai banjir limpahan air laut ke daratan (rob) dampak dari krisis iklim. ANTARA FOTO/Aji Styawan/rwa.
Pesisir Utara Demak Terancam Hilang Tenggelam. Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan.
Semarang -

Perintah Provinsi Jawa Tengah mengusulkan konsep Hybrid Sea Wall untuk penanganan banjir rob di Kabupaten Demak. Konsep itu merupakan kombinasi beton dan mangrove.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin), mengatakan konsep itu berasal dari Tim Pengendalian Banjir Pasang Rob Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan dianggap lebih efisien serta lebih murah.

"Konsep dari Undip ini lebih hemat. Harapan kami bisa menangani banjir dan rob di seluruh Kabupaten Demak. Ekosistem juga bisa dikembalikan dengan edukasi penanaman mangrove," kata Gus Yasin dalam keterangannya, Selasa (17/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam keterangan tertulis tersebut, Hybrid Sea Wall yang dimaksud yaitu kombinasi beton ringan berupa kelontong untuk menahan ombak. Konstruksi beton kelontong ringan itu ditata tiga tumpuk ke atas kemudian diisi material hasil pengerukan sedimentasi sungai, sehingga mampu menjadi media tanam mangrove.

"Tujuannya agar membentuk ekosistem mangrove baru secara alami di kawasan pesisir," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Yasin juga menjelaskan skema Hybrid Sea Wall bisa memperpanjang pembangunan benteng alami di wilayah pesisir. Ia juga berharap dengan konsep itu bisa memperpanjang tanggul laut menjadi 20 KM, hingga Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara.

"Rencananya, konsep ini akan dibawa ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk dirapatkan kembali. Apabila secara teknis dinilai cocok diterapkan di pesisir Demak, maka bisa menjadi dasar untuk langkah selanjutnya," ujarnya.

Sementara itu Wakil Kepala LPPM Undip Bidang Pengabdian, Achmad Zulfa Juniarto, mengatakan area terdampak banjir dan abrasi khusus di Kecamatan Sayung cepat meluas dalam sepuluh tahun terakhir. Maka konsep itu bermanfaat dalam memperkuat dan memulihkan ekosistem pesisir.

"Tanaman mangrove dalam 6 tahun pertumbuhannya 4-6 meter. Inilah yang disebut dengan konsep hybrid sea wall," kata Achmad.

Achmad mencontohkan konsep tersebut sudah dilakukan di Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, dan Desa Purworejo, Kecamatan Bonang sejak 2012 dan susah mengembalikan sempadan pantai sepanjang 100 meter dengan tingkat keberhasilan pertumbuhan mangrove mencapai 90 persen.




(apl/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads