PCNU Kabupaten Demak menggelar Istigasah Kemanusiaan di Jalur Pantura Demak-Semarang, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Mereka memanjatkan doa memohon pertolongan atas bencana rob yang sudah bertahun-tahun melanda wilayah pesisir Demak.
Istigasah itu digelar sekitar pukul 15.00 WIB dan baru berakhir sekitar pukul 17.00 WIB. Ribuan warga hadir mengenakan pakaian putih maupun seragam NU dan ikut berdoa untuk permasalahan rob yang selama ini mereka hadapi.
Salah satu warga setempat sekaligus peserta istigasah, Jumarni (64) mengatakan, baru kali ini dilaksanakan istigasah besar-besaran guna mendoakan banjir rob di Kabupaten Demak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rumah saya sini, setiap hari kena rob. Kalau istigasah tok nggak dibangun ya nggak selesai robnya. Harusnya istigasah ya dibangun juga. Ndang dicor. Mesakke (kasihan) wargane," kata Jumarni kepada detikJateng di Jalan Pantura Demak-Semarang, Minggu (16/5/2025).
Ia mengaku, setiap lima tahun sekali harus meninggikan rumah. Rob tahun ini, dinilai jadi rob terparah karena sudah sekitar sebulan ini tak juga surut.
"Rumah di sini kayak nyewa, membangun tiap lima tahun Rp 100 juta, setahun jadinya Rp 20 juta. Beli tanah lain udah bisa dapat, tapi gimana lagi sudah lama di sini, cari makan di sini, lahir di sini. Pindah kemana-mana juga rob," tuturnya.
"Saya susah kemana-mana, sepeda motor ngeropos semua. Baru setahun sudah keropos padahal masih baru. Karena walau dicuci tapi kan setiap hari kena rob. Kerja setaun urung entuk motor, motore wis rusak (kerja setahun belum dapat motor, motornya sudah rusak)," lanjutnya.
Sementara itu, Ketua PCNU Demak Aminudin Mas'udi menyampaikan, bencana rob telah membuat kehidupan warga porak-poranda. Bahkan, masjid, musala, rumah, hingga tempat bermain anak-anak hanyut terbawa arus laut.
"Ribuan hektare sawah sudah tidak bisa ditanami, ribuan tambak sudah tidak bisa ditaburi ikan lagi. Kami sudah tidak bisa berkata apa-apa," kata Aminudin.
"Masjid kami, rumah kami, musala kami, tempat bermain anak-anak kami hanyut terbawa arus laut," lanjutnya.
Dalam doa yang dipanjatkannya, Aminudin memohon agar Allah memberikan petunjuk kepada para pemimpin bangsa agar segera ada langkah nyata untuk mengatasi rob.
"Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, dosa orang tua kami, dosa pemimpin kami. Berikan jalan yang Kau ridhoi. Tunjukkan hidayah kepada bupati kami, gubernur kami, presiden kami," pintanya yang langsung diamini masyarakat.
Terpisah, Koordinator Istigasah, Musta'in menyebut, aksi ini menjadi bentuk keprihatinan warga NU atas bencana rob yang tak kunjung terselesaikan selama bertahun-tahun sejak 2001.
"Akan tetapi penanganan yang dilakukan oleh pemerintah daerah tidak mampu untuk menanggulangi bencana ini. Di mana justru air rob semakin tidak bisa tertanggulangi," jelasnya.
"Air rob semakin naik ke jalan raya dan sudah menenggelamkan beberapa desa di Kecamatan Sayung, Kecamatan Karang Tengah, Kecamatan Bonang, dan Kecamatan Wedung," lanjutnya.
Ia pun berharap, dengan digelarnya istigasah kali ini, pemerintah pusat bisa memberikan atensi dan bisa segera turun tangan secara langsung.
"Harapannya Pak Presiden Prabowo turun, Pak Menteri PU turun, Menteri ATR turun, Mensegneg turun, untuk memperbaiki keadaan Demak tercinta ini. Demak yang merupakan kerajaan pertama Islam di Jawa Saat ini sangat menderita sekali karena keadaan yang tidak baik," tegasnya.
Ia juga menjelaskan alasan istigasah digelar di tengah jalan raya Pantura yang sudah tergenang rob.
"Kita pilih tempat ini biar beliau-beliau tahu, turun sendiri, menyaksikan sendiri bahwa air rob ini sudah sampai di jalan," tandas Musta'in.
(ahr/ahr)