Banjir yang melanda permukiman Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, semakin bertambah tinggi siang ini. Ketinggian air di dalam rumah warga mencapai sekitar 40 sentimeter.
Pantauan detikJateng di lokasi, hingga siang pukul 13.30 WIB banjir masih merendam seluruh permukiman warga Desa Tunggulsari. Baik jalanan hingga rumah warga. Bahkan kedalaman banjir terlihat semakin bertambah.
Warga resah karena banjir ini sering melanda daerahnya setiap kali hujan lebih dari 2 jam. Salah satu warga setempat, Mulyati mengatakan peralatan rias pengantin miliknya terkena banjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Banjir datang sejak tadi malam. Penyebabnya air hujan ditambah air rob," kata Mulyati kepada detikJateng, Selasa (17/6/2025).
Menurutnya, selama dua bulan terakhir ini banjir melanda permukiman warga. Terutama saat turun hujan deras dengan durasi cukup lama. Banjir ini karena banjir rob ditambah dari curah hujan.
Baca juga: Ratusan Rumah di Tunggulsari Pati Kebanjiran |
"Sering terjadi banjir. Banjir terus. Beberapa bulan ini banjir terus. Kalau ada air hujan genangan banjir sampai masuk ke rumah," ucapnya.
"Ini paling parah. Kedalaman sekitar 40 sentimeter di dalam rumah, kalau di luar lebih ada sampai 1 meter. Kalau ada hujan lebih dari satu jam harus mulai mengamankan barang-barang, kalau tidak berisiko terkena banjir," dia melanjutkan.
Kepala Desa Tunggulsari, Setyo Wahyudi mengatakan siklus banjir ditambah air pasang masih terjadi hingga siang ini. Banjir rob dari laut mengarah ke permukiman warga. Ditambah air banjir di kali. Sehingga genangan banjir bertambah tinggi hingga siang ini.
"Air masih mengalir ke arah barat ditambah lagi yang air dari banjir barat belum habis. Sehingga air bisa bertambah tinggi," ujarnya.
Menurutnya akibat banjir ini warga mengalami kerugian. Pertama di bidang lingkungan yakni terjadi abrasi besar-besaran. Sehingga menumbangkan pohon mangrove yang setiap tahun luasnya semakin berkurang.
"Kedua kerugian berupa infrastruktur yakni terjadi turun hampir seluruh badan jalan yang ada di Desa terutama jalan pertanian menuju kawasan budidaya ikan salin 2,2 kilometer terjadi penurunan dan jalannya putus sehingga menyulitkan petani yang akan ke tambak," jelasnya.
Berikutnya kerugian materil dalam bentuk ikan salin. Sebab ada 90 persen warga merupakan pembudidaya yaitu mengalami kerugian dari hilangnya tambak.
"Mereka yang menyebabkan keluarkan atau matinya budidaya di tambak. Sampai sekarang potensi kerugian sampai Rp 1 miliar dengan luasan 120 hektare," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya banjir melanda permukiman warga Desa Tunggulsari Kecamatan Tayu karena curah hujan dan rob. Ada 252 rumah yang kebanjiran.
(dil/ahr)