Menyambut pergantian bulan Hijriah dari Zulkaidah menjadi Dzulhijjah, tidak sedikit kaum muslim yang hendak mengerjakan berbagai amalan.Terdapat berbagai amalan yang bisa dikerjakan oleh kaum muslim, salah satunya dengan memperbanyak bacaan doa. Berikut akan dipaparkan doa menyambut Dzulhijjah dan doa akhir bulan Zulkaidah yang bisa diamalkan.
Mengutip dari buku 'Kalender Ibadah Sepanjang Tahun' oleh Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, disampaikan bahwa bulan Zulkaidah atau Dzulqa'dah merupakan bulan ke-11 dalam penanggalan Hijriah. Sementara itu, bulan Dzulhijjah adalah bulan ke-12 sekaligus menandai akhir dalam kalender Hijriah setiap tahunnya.
Terkait dengan bulan Zulkaidah dan Dzulhijjah, terdapat sebuah riwayat hadits yang menjelaskan tentang keutamaan kedua bulan tersebut. Satu di antaranya dikatakan bahwa bulan Zulkaidah dan Dzulhijjah termasuk bulan haram (suci). Sebagaimana diriwayatkan oleh Rasulullah SAW bahwa:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Satu tahun ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga posisinya bulan berurutan: Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab." (HR. Bukhari dan Muslim)
Adapun yang dimaksud dengan bulan haram atau suci adalah dikarenakan pada bulan-bulan tersebut kaum muslim diharamkan untuk melakukan pertumpahan darah maupun peperangan. Sebaliknya, disunnahkan bagi mereka agar memperbanyak amalan baik.
Salah satu amalan yang dapat dikerjakan adalah dengan memperbanyak doa. Lantas, bagaimanakah bacaan doa di bulan Zulkaidah dan Dzulhijjah yang bisa diamalkan oleh setiap muslim? Berikut panduannya.
Doa Akhir Bulan Zulkaidah
Terkait dengan doa akhir bulan Zulkaidah, kaum muslim dapat mengamalkan doa bulan Zukaidah secara umum. Masih merujuk dari buku yang sama, dijelaskan bahwa ada salah satu versi bacaan doa bulan Zulkaidah yang bisa diamalkan. Berikut bacaan yang dimaksud:
يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ اغْفِرْ لِي ذُنُوبِي وَذُنُوْبَ جَمِيعِ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ.
Yaa 'aziizu yaa ghaffaaru, ighfirlii dzunuubii wa dzunuuba jamii'il mu'miniina wal mu'minaat. Fa innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.
Artinya: "Wahai Yang Maha Mulia, wahai Yang Maha Pengampun, ampuni dosa-dosaku serta dosa-dosa mukminin dan mukminat. Sebab, tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa, kecuali Engkau."
Doa Awal Bulan Dzulhijjah
Sebagai bulan terakhir dalam kalender Hijriah, terdapat doa yang turut dapat diamalkan oleh kaum muslim pada bulan Dzulhijjah. Doa yang dimaksud berupa dzikir yang diperuntukkan semata-mata kepada Allah SWT. Terkait dengan perintah berdzikir dengan menyebut nama Allah SWT, telah disampaikan dalam firman-Nya melalui Al-Quran. Tepatnya di dalam Surat Al-Hajj ayat 18. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَسْجُدُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَاۤبُّ وَكَثِيْرٌ مِّنَ النَّاسِۗ وَكَثِيْرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُۗ وَمَنْ يُّهِنِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّكْرِمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاۤءُ ۩ۗ ١٨
A lam tara annallâha yasjudu lahû man fis-samâwâti wa man fil-ardli wasy-syamsu wal-qamaru wan-nujûmu wal-jibâlu wasy-syajaru wad-dawâbbu wa katsîrum minan-nâs, wa katsîrun ḫaqqa 'alaihil-'adzâb, wa may yuhinillâhu fa mâ lahû mim mukrim, innallâha yaf'alu mâ yasyâ'.
Artinya: "Tidakkah engkau mengetahui bahwa bersujud kepada Allah siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi, juga matahari, bulan, bintang, gunung, pohon, hewan melata, dan kebanyakan manusia? Akan tetapi, banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Siapa yang dihinakan Allah tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sesungguhnya Allah melakukan apa yang Dia kehendaki."
Terdapat sebuah bacaan dzikir yang berasal dari riwayat al-Muwatha Imam Malik. Di dalam riwayat tersebut ada lafal dzikir yang bisa diamalkan pada hari Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Adapun bacaan doa yang dimaksud adalah sebagai berikut:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ
Laa ilaaha illal laahu wahdahu laa syariika lah.
Artinya: "Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya."
Kemudian terdapat bacaan doa lainnya yang turut bisa diamalkan tidak hanya pada awal bulan Dzulhijjah, tapi juga bulan-bulan lainnya. Abduh Zulfidar Akaha dalam bukunya '165 Kebiasaan Nabi SAW' memberikan informasi bahwa saat awal bulan atau malam pertama di suatu bulan, terdapat bacaan doa yang sebagaimana biasanya diamalkan oleh Rasulullah SAW.
Terlebih lagi apabila bulan menampakkan dirinya pada waktu tersebut. Diriwayatkan dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma bahwa bacaan doa yang dibaca Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ وَالتَّوْفِيقِ لِمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى رَبُّنَا وَرَبُّكَ الله.
(رواه الدرمي وابن حبان والطبراني)
"Allah Mahabesar. Ya Allah, jadikanlah bulan ini menerangi kami dengan berkah dan keimanan, keselamatan dan Islam, serta bimbingan untuk melakukan amal yang disukai dan diridhoi Tuhan kami. Tuhan kami dan Tuhanmu adalah Allah." (HR. Ad-Darimi, Ibnu Hibban, dan Ath-Thabarani)
Keutamaan Berdoa Akhir dan Awal Bulan Hijriah
Terdapat keutamaan berdoa secara umum yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi kaum muslim dalam memaknai setiap doa yang dipanjatkan. Tidak terkecuali pada saat bulan Zulkaidah berakhir dan datangnya bulan Dzulhijjah.
Diungkap dalam buku 'Doa-Doa Rasulullah Sehari-Hari dan Sepanjang Masa' karya Luthfi Yansyah, bahwa perintah berdoa telah disampaikan dalam firman Allah SWT melalui Al-Quran. Di dalam Surat Al-Baqarah ayat 186, Allah SWT berfirman:
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ١٨٦
Wa idzâ sa'alaka 'ibâdî 'annî fa innî qarîb, ujîbu da'watad-dâ'i idzâ da'âni falyastajîbû lî walyu'minû bî la'allahum yarsyudûn.
Artinya: "Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran."
Kemudian di dalam firman-Nya yang lain, juga turut disampaikan tentang keutamaan berdoa sebagai bagian dari ibadah kepada Allah SWT. Salah satunya tertuang di dalam Surat Al-Mu'min atau Ghafir ayat 60. Melalui ayat tersebut Allah SWT berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَࣖ ٦٠
Wa qâla rabbukumud'ûnî astajib lakum, innalladzîna yastakbirûna 'an 'ibâdatî sayadkhulûna jahannama dâkhirîn.
Artinya: "Tuhanmu berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina'."
Amalan Awal Bulan Dzulhijjah
Lantas, apa sajakah amalan yang bisa dikerjakan oleh kaum muslim selama bulan Dzulhijjah? Dihimpun dari buku 'Belajar Sendiri Semua Jenis Shalat' oleh Zainal Abidin, 'Fiqih Seputar Wanita' oleh AR Shohibul Ulum, dan 'Buku Harian Orang Islam' karya Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, berikut beberapa amalan yang bisa dikerjakan tidak hanya diawal bulan Dzulhijjah, tapi juga sepanjang dari bulan tersebut.
1. Berpuasa Sunnah
Salah satu amalan yang dianjurkan selama bulan Dzulhijjah adalah puasa sunnah. Untuk diketahui, sepanjang bulan Dzulhijjah terdapat sejumlah puasa sunnah yang bisa diamalkan. Sebut saja puasa Dzulhijjah, puasa Tarwiyah, hingga puasa Arafah. Terkait dengan anjuran untuk berpuasa Dzulhijjah tertuang dalam sebuah riwayat hadits. Sebagaimana diriwayatkan bahwa:
"Rasulullah SAW dahulu berpuasa sembilan hari bulan Dzulhijjah dan hari Asyura, tiga hari pada setiap bulan, serta Senin pertama dan Kamis pertama dari bulan itu." (HR. Abu Dawud)
2. Banyak Berdzikir
Selanjutnya, ada amalan lainnya berupa memperbanyak dzikir. Adapun dzikir yang dimaksud bisa berupa bacaan takbir, tasbih, tahlil, hingga istighfar. Terkait dengan anjuran untuk memperbanyak dzikir telah disampaikan dalam firman Allah SWT. Melalui Al-Quran Surat An-Nisa ayat 103, Allah SWT berfirman:
فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا ١٠٣
Fa idzâ qadlaitumush-shalâta fadzkurullâha qiyâmaw wa qu'ûdaw wa 'alâ junûbikum, fa idzathma'nantum fa aqîmush-shalâh, innash-shalâta kânat 'alal-mu'minîna kitâbam mauqûtâ.
Artinya: "Apabila kamu telah menyelesaikan sholat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah sholat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya sholat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin."
3. Berkurban
Seperti yang diketahui, awal bulan Dzulhijjah menandai momentum Idul Adha yang biasanya dimaknai oleh kaum muslim dengan berkurban. Terkait dengan berkurban merupakan sebuah perintah dari Allah SWT kepada hamba-Nya yang mampu untuk melakukannya. Perintah berkurban telah tertuang di dalam Al-Quran Surat Al-Kautsar ayat 2. Di dalam ayat tersebut Allah SWT berfirman:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ ٢
Fa shalli lirabbika wan-ḫar.
Artinya: "Maka, laksanakanlah sholat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!"
4. Sholat Idul Adha
Tidak hanya berkurban, kaum muslim juga dapat menunaikan sholat Idul Adha. Setiap tahunnya sholat Idul Adha digelar bersamaan dengan hari raya tersebut, yaitu di tanggal 10 Dzulhijjah. Di dalam sebuah riwayat terdapat anjuran untuk mengerjakan sholat Idul Adha. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa:
"Rasulullah SAW pernah keluar pada Hari Raya Idul Adha atau Idul Fitri, lalu beliau mengerjakan sholat Id dua rakaat, namun beliau tidak mengerjakan sholat qabliyah maupun ba'diyah." (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Beribadah Haji
Bagi kaum muslim yang memiliki kemampuan menunaikan ibadah haji, maka dapat melakukannya di bulan Dzulhijjah ini. Adapun anjuran untuk mengerjakan ibadah haji juga telah tertuang di dalam Al-Quran. Tepatnya di dalam Surat Al-Baqarah ayat 196. Sebagaimana Allah SWT berfirman di dalam ayat tersebut bahwa:
وَاَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلّٰهِۗ فَاِنْ اُحْصِرْتُمْ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِۚ وَلَا تَحْلِقُوْا رُءُوْسَكُمْ حَتّٰى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهٗۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ بِهٖٓ اَذًى مِّنْ رَّأْسِهٖ فَفِدْيَةٌ مِّنْ صِيَامٍ اَوْ صَدَقَةٍ اَوْ نُسُكٍۚ فَاِذَآ اَمِنْتُمْۗ فَمَنْ تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ اِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِۚ فَمَنْ لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلٰثَةِ اَيَّامٍ فِى الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ اِذَا رَجَعْتُمْۗ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٌۗ ذٰلِكَ لِمَنْ لَّمْ يَكُنْ اَهْلُهٗ حَاضِرِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِࣖ ١٩٦
Wa atimmul-ḫajja wal-'umrata lillâh, fa in uḫshirtum fa mastaisara minal-hady, wa lâ taḫliqû ru'ûsakum ḫattâ yablughal-hadyu maḫillah, fa mang kâna mingkum marîdlan au bihî adzam mir ra'sihî fa fidyatum min shiyâmin au shadaqatin au nusuk, fa idzâ amintum, fa man tamatta'a bil-'umrati ilal-ḫajji fa mastaisara minal-hady, fa mal lam yajid fa shiyâmu tsalâtsati ayyâmin fil-ḫajji wa sab'atin idzâ raja'tum, tilka 'asyaratung kâmilah, dzâlika limal lam yakun ahluhû ḫâdliril-masjidil-ḫarâm, wattaqullâha wa'lamû annallâha syadîdul-'iqâb.
Artinya: "Sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Akan tetapi, jika kamu terkepung (oleh musuh), (sembelihlah) hadyu yang mudah didapat dan jangan mencukur (rambut) kepalamu sebelum hadyu sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepala (lalu dia bercukur), dia wajib berfidyah, yaitu berpuasa, bersedekah, atau berkurban. Apabila kamu dalam keadaan aman, siapa yang mengerjakan umrah sebelum haji (tamatu'), dia (wajib menyembelih) hadyu yang mudah didapat. Akan tetapi, jika tidak mendapatkannya, dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (masa) haji dan tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itulah sepuluh hari yang sempurna. Ketentuan itu berlaku bagi orang yang keluarganya tidak menetap di sekitar Masjidil Haram. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Keras hukuman-Nya."
Itulah tadi rangkuman mengenai doa akhir bulan Zulkaidah dan doa awal bulan Dzulhijjah lengkap dengan keutamaan berdoa sekaligus amalan yang dapat dikerjakan. Semoga membantu.
(anm/ahr)