Menjelang Hari Raya Idul Adha, banyak umat Islam yang menjalankan ibadah puasa sunnah Dzulhijjah. Apakah detikers termasuk salah satu di antaranya? Jika ya, tentu sangat penting untuk memahami bacaan doa buka puasa Dzulhijjah 2025 yang benar sesuai dengan syariat Islam.
Seperti yang dijelaskan dalam buku Tuntunan Puasa menurut Al Quran dan Sunah oleh Alik Al Adhim, Rasulullah menganjurkan kita untuk menyegerakan berbuka puasa ketika sudah masuk waktunya. Dalam waktu berbuka ini, kita juga dianjurkan untuk membaca doa karena termasuk waktu yang mustajab, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Tiga orang yang doanya tak ditolak yakni orang berpuasa hingga berbuka, pemimpin adil, dan orang yang dizalimi."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, seperti apakah bacaan doa buka puasa, khususnya puasa Dzulhijjah, yang benar menurut syariah? Mari simak penjelasannya!
Doa Buka Puasa Dzulhijjah 2025 yang Benar
Doa yang dibaca ketika berbuka puasa Dzulhijjah sama dengan doa berbuka puasa Ramadhan. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Buku Induk Doa dan Zikir tulisan Kasimun serta 33 Pertanyaan Populer Seputar Puasa Ramadhan tulisan Ahmad Muhaisin B Syarbaini, terdapat sejumlah beberapa doa berbuka puasa yang benar menurut hadits.
Doa Buka Puasa #1
Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩ
ΩΩ ΩΩΩΩ Ψ΅ΩΩ
ΩΨͺΩΨ ΩΩΨΉΩΩΩΩ Ψ±ΩΨ²ΩΩΩΩΩ Ψ£ΩΩΩΨ·ΩΨ±ΩΨͺΩ
AllΔhumma laka αΉ£umtu, wa 'alΔ rizqika afαΉartu.
Artinya: "Ya Allah, hanya karena-Mu aku berpuasa, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka."
Doa ini diriwayatkan oleh Mu'adz bin Zuhrah secara mursal, sebagaimana terdapat dalam Sunan Abu Dawud. Hadits ini juga ditemukan dalam kitab Ibnu Sinni. Meski sanadnya mursal, hadits ini memiliki syawahid (penguat) dari riwayat lain, sehingga tetap layak diamalkan. Selain itu, Imam Abu Dawud sendiri tidak mengomentari hadits ini dalam Sunan-nya, yang menurut pernyataannya dalam Risalah ila Ahl Makkah, berarti hadits tersebut shahih atau dapat dijadikan hujjah (dalil).
Dengan demikian, meskipun sebagian peneliti belakangan menyebutnya dhaif, praktik membaca doa ini tetap diperbolehkan, terlebih dalam konteks amalan fadhailul a'mal (keutamaan amal), seperti doa saat berbuka puasa. Sebab, mayoritas ulama menyatakan bahwa hadits dhaif bisa diamalkan untuk perkara-perkara non-akidah dan non-hukum, seperti berdoa.
Doa Buka Puasa #2
Ψ°ΩΩΩΨ¨Ω Ψ§ΩΨΈΩΩΩ
ΩΨ£ΩΨ ΩΩΨ§Ψ¨ΩΨͺΩΩΩΩΨͺΩ Ψ§ΩΩΨΉΩΨ±ΩΩΩΩΨ ΩΩΨ«ΩΨ¨ΩΨͺΩ Ψ§ΩΩΨ£ΩΨ¬ΩΨ±Ω Ψ₯ΩΩΩ Ψ΄ΩΨ§Ψ‘Ω Ψ§ΩΩΩΩ
Dzahabaz zhama'u, wabtallatil 'urΕ«q, wa tsabatal ajru in syΔ'a AllΔh.
Artinya: "Telah hilang rasa haus, urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan, insya Allah."
Doa ini berasal dari riwayat Abdullah bin 'Umar RA, sebagaimana disebutkan dalam Sunan Abu Dawud dan juga dalam Sunan an-Nasa'i. Menurut ulama hadits, redaksi azh-zhama'u (dahaga) ini menggunakan hamzah pendek, dan lafaz ini didukung oleh ayat Al-Quran dalam Surah At-Taubah ayat 120. Ayat tersebut menggunakan kata zhama untuk menunjuk pada kehausan yang menimpa kaum muslimin. Hadits ini berstatus hasan dan dijadikan rujukan utama dalam doa berbuka dengan air.
Penjelasan lebih lanjut datang dari Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fath Al-Mu'in. Ia menyatakan bahwa bagi yang berbuka dengan air, disunnahkan membaca doa ini dan menggabungkannya dengan doa Allahumma laka sumtu.
Doa Buka Puasa #3
Ψ§ΩΩΨΩΩ
ΩΨ―Ω ΩΩΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩ Ψ£ΩΨΉΩΨ§ΩΩΩΩΩ ΩΩΨ΅ΩΩ
ΩΨͺΩΨ ΩΩΨ±ΩΨ²ΩΩΩΩΩΩ ΩΩΨ£ΩΩΩΨ·ΩΨ±ΩΨͺΩ
Al-αΈ₯amdu lillΔhil-ladzΔ« a'Δnani faαΉ£umtu, wa razaqanΔ« fa afαΉartu.
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah menolongku hingga aku dapat berpuasa, dan telah memberiku rezeki hingga aku dapat berbuka."
Doa ini diriwayatkan dalam kitab Ibnu Sinni melalui jalur Mu'adz bin Zuhrah. Sanadnya disebut mursal lagi dhaif, tetapi dikuatkan oleh syahid dari hadits sebelumnya yang meriwayatkan doa 'Allahumma laka sumtu', sehingga tetap memiliki bobot untuk diamalkan, khususnya dalam hal fadhailul a'mal.
Doa ini menunjukkan dimensi syukur atas kekuatan dan rezeki yang Allah berikan selama menjalani ibadah puasa. Kandungan maknanya yang menyentuh menjadikan doa ini cocok dibaca oleh siapa saja yang ingin menghadirkan rasa syukur mendalam saat berbuka.
Doa Buka Puasa #4
Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩ
ΩΩ ΩΩΩΩ Ψ΅ΩΩ
ΩΩΩΨ§Ψ ΩΩΨΉΩΩΩΩ Ψ±ΩΨ²ΩΩΩΩΩ Ψ£ΩΩΩΨ·ΩΨ±ΩΩΩΨ§Ψ ΩΩΨͺΩΩΩΨ¨ΩΩΩΩ Ω
ΩΩΩΩΨ§Ψ Ψ₯ΩΩΩΩΩΩ Ψ£ΩΩΩΨͺΩ Ψ§ΩΨ³ΩΩΩ
ΩΩΨΉΩ Ψ§ΩΩΨΉΩΩΩΩΩ
Ω
AllΔhumma laka αΉ£umnΔ, wa 'alΔ rizqika afαΉarnΔ, fataqabbal minnΔ, innaka anta as-samΔ«'ul-'alΔ«m.
Artinya: "Ya Allah, karena Engkaulah kami berpuasa, dan dengan rezeki-Mu kami berbuka, maka terimalah dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Doa ini diriwayatkan dalam kitab Ibnu Sinni melalui jalur Ibnu Abbas RA. Sanadnya tergolong dhaif, tetapi permulaannya memiliki syawahid dari hadits sebelumnya, yaitu riwayat dari Mu'adz bin Zuhrah, sehingga penggalan awalnya tetap dapat diamalkan dengan kuat.
Meski redaksinya lebih panjang, doa ini mencakup permohonan penerimaan amal, menjadikannya sebagai bentuk kesempurnaan doa berbuka. Dengan tambahan pengakuan atas sifat Allah sebagai Maha Mendengar dan Maha Mengetahui, doa ini menegaskan harapan bahwa ibadah puasa kita tidak hanya sah secara syariat, tetapi juga diterima secara spiritual.
Doa Buka Puasa #5
Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩ
ΩΩ Ψ₯ΩΩΩΩΩ Ψ£ΩΨ³ΩΨ£ΩΩΩΩΩ Ψ¨ΩΨ±ΩΨΩΩ
ΩΨͺΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΨͺΩΩ ΩΩΨ³ΩΨΉΩΨͺΩ ΩΩΩΩΩ Ψ΄ΩΩΩΨ‘Ω Ψ£ΩΩΩ ΨͺΩΨΊΩΩΩΨ±Ω ΩΩΩ
AllΔhumma innΔ« as'aluka bi-raαΈ₯matika allatΔ« wasi'at kulla syai'in an taghfira lΔ«.
Artinya: "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu melalui rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, agar Engkau mengampuniku."
Doa ini dikisahkan oleh Ibnu Abu Mulaikah bahwa ia mendengar Abdullah bin 'Amr RA membaca doa ini saat berbuka. Hadits ini berpredikat hasan, dan meskipun tidak senyata redaksi sebelumnya, maknanya sangat mendalam sebagai bentuk permohonan ampun di momen berbuka.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Membaca Doa Buka Puasa?
Berdasarkan penjelasan Ahmad Muhaisin B Syarbaini dalam buku 33 Pertanyaan Populer Seputar Puasa Ramadhan, doa berbuka bisa dibaca sebelum maupun sesudah berbuka. Namun, menurut para ulama, yang paling utama adalah membacanya setelah berbuka puasa, yakni setelah seseorang benar-benar sudah melakukan sesuatu yang membatalkan puasa, seperti makan atau minum.
Alasannya, karena dalam teks doa berbuka puasa yang biasa dibaca, seperti "Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu", terdapat kata kerja dalam bentuk lampau (fi'il madhi), yaitu "shumtu" (aku telah berpuasa) dan "afthartu" (aku telah berbuka). Dalam bahasa Arab, bentuk kata kerja ini menunjukkan bahwa tindakan tersebut sudah selesai dilakukan. Maka, secara bahasa pun lebih sesuai jika dibaca setelah benar-benar berbuka.
Hal ini juga dikuatkan oleh hadits dari sahabat Mu'adz bin Zuhrah, di mana ia berkata:
"Rasulullah SAW ketika berbuka, beliau berdoa: 'Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka.'" (HR. Abu Daud)
Dari redaksi hadits ini terlihat jelas bahwa Nabi Muhammad SAW berdoa setelah berbuka. Penjelasan para ulama mendukung pemahaman ini. Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam kitab Fath Al-Mu'in menyebutkan:
"Disunnahkan membaca 'Allahumma laka shumtu...' setelah berbuka puasa."
Pernyataan ini diperkuat oleh Syekh Ad-Dimyathi dalam I'anah at-Thalibin, yang menjelaskan lebih spesifik:
"Yang dimaksud dengan 'setelah berbuka' adalah setelah melakukan perbuatan berbuka (makan atau minum). Bukan sebelumnya dan bukan pula pada saat berbuka."
Jadi, berdasarkan penjelasan ini, waktu yang paling tepat untuk membaca doa buka puasa adalah setelah seseorang mulai makan atau minum, bukan sebelumnya dan bukan pula di tengah-tengah mengangkat makanan. Sebelum makan cukup membaca basmalah dan doa makan seperti biasa.
Jadi, itulah penjelasan lengkap mengenai doa buka puasa Dzulhijjah yang benar sesuai syariat Islam. Semoga bermanfaat!
(par/ams)