Ngumpet di Plafon SD Pemalang, Sanca 3,5 Meter Dievakuasi Damkar

Ngumpet di Plafon SD Pemalang, Sanca 3,5 Meter Dievakuasi Damkar

Robby Bernardi - detikJateng
Senin, 26 Mei 2025 13:01 WIB
Petugas mengevakuasi ular sanca.
Petugas mengevakuasi ular sanca. Foto: Dok Damkar Pos Comal Pemalang.
Pemalang -

Ular sanca kembang sepanjang 3,5 meter berhasil di evakuasi Petugas Damkar Pos Comal, Pemalang, dini hari tadi. Ular dengan bobot lebih dari 20 kg tersebut bersembunyi di plafon SD Wiorowetan, Kecamatan Ulujami, Pemalang.

Kepala Pos Damkar Comal, Sodikin, menjelaskan pihaknya menerima informasi dari petugas sekolah Senin (26/5/2025) pukul 00.15 WIB. Keberadaan ular itu ketahuan gegara plafon jebol.

"Tadi sekitar pukul 00.15 WIB, kami menerima laporan dari petugas sekolah, adanya ular. Ular jenis sanca kembang, yang kelihatan ekornya setelah plafon jebol," kata Sodikin kepada detikJateng, Senin (26/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menerima laporan itu, timnya saat itu juga langsung menuju ke lokasi kejadian.

"Ular berada di plafon, cukup besar, panjangnya sekitar 3,5 meter. Kita lakukan proses evakuasi dibantu warga," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Proses evakuasi sendiri berjalan cukup menegangkan. Sebab, ular bersembunyi di balik plafon teras di depan ruang kelas.

"Lumayan sulit karena bersembunyi di plafon. Namun, karena petugas terlatih, dibantu warga ular bisa kita evakuasi," ucapnya.

Menurutnya, evakuasi ular jenis sanca memang diperlukan tips tersendiri agar ular tidak melilit tangan orang, yang justru akan membahayakan. Meskipun tidak berbisa, namun ular sanca termasuk berbahaya. Hal ini karena kemampuannya melilit sangat kuat sehingga bisa membahayakan.

"Alhamdulillah, ular kita berhasil evakuasi dibantu warga, agar tidak melilit kita pegang kepala, badan, dan ekornya. Berjalan lancar, kita karantina dulu ularnya," tambah Sodikin.

Setelah melakukan evakuasi seekor ular, pihaknya juga melakukan penyisiran di lokasi setempat, sebagai antisipasi adanya ular-ular lainnya. Namun, setelah dilakukan penyisiran tidak ditemukan ular sejenis maupun lainnya di plafon maupun lingkungan sekolah setempat. Rencananya ular yang berhasil dievakuasi akan dirilis ke habitatnya pada Rabu (28/5) lusa di hutan, yang jauh dari pemukiman warga.

"Kalau hewan yang dilindungi, kita biasanya serahkan ke BKSDA. Tapi ular sanca kembang ini, kita akan rilis ke habitatnya pada Rabu besok," jelas Sodikin.

Di musim penghujan ini, pihaknya mengimbau pada warga masyarakat agar waspada. Sebab, musim penghujan ini rawan bermunculan ular yang masuk ke rumah-rumah.

"Ya kecenderungan (muncul) saat musim hujan. prediksi saya terbawa arus sungai. Aslinya di hutan, terbawa arus sungai, naik ke permukiman, kalau musim hujan kecenderungan banyak laporan ular," katanya.

Pihaknya juga menyarankan agar warga menjaga kebersihan rumah, agar tidak menjadi sarang tikus. Menurutnya, ular akan datang, jika ada banyak sumber makanan di rumah-rumah, seperti tikus.

"Biasanya ular suka lembab banyak barang-batang terbengkalai, membuat tempat lembab, akan banyak tikus ke situ. Ya keberadaan tikus mengundang ular-ular ini," ucapnya.

Sodikin menambahkan, warga yang mengetahui keberadaan ular di rumah agar langsung melaporkan ke petugas Damkar. Dikatakannya tidak semua warga mengetahui ular itu berbisa atau tidak. Atau seperti ular sanca, meskipun tidak berbisa, namun kekuatan lilinnya bisa membahayakan.

"Imbauan kami, segera laporkan ke Damkar. Tidak semua warga memahami apakah ular itu berbisa atau tidak. Bisa jadi membahayakan. Ya, laporkan ke kami, jangan tangani sendiri, karena bisa sangat membahayakan. Kami standby 24 jam. Kapan pun siap melayani masyarakat," imbuhnya.




(apl/apl)


Hide Ads