Panitia perpisahan di SMP Negeri 7 Solo membalikkan uang iuran untuk kelulusan. Iuran itu dikembalikan sesuai arahan Wali Kota Solo, Respati Ahmad Ardianto.
"Sudah kita laksanakan tadi pagi (iuran dikembalikan). Sudah kita berikan kepada yang sudah membayar. Sudah kita kembalikan," kata ketua panitia perpisahan, Joko Prayitno dihubungi awak media, Jumat (9/5/2025).
Joko menyebut, sudah mengembalikan kepada 70 wali murid yang membayar iuran. Diketahui, satu siswa membayar Rp 280 ribu untuk iuran perpisahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya sudah kita kembalikan semua. nanti kita ada kepanitiaan baru, karena ada arahan baru kita kembalikan ke arahan Bapak Wali Kota (Respati), yang sudah menjadi polemik sudah kami selesaikan," ungkapnya.
Sedangkan untuk gedung yang sudah dibayar uang muka, pihaknya mengaku belum mengetahui lebih lanjut. Ia mengatakan uang DP akan menjadi tanggungan panitia.
"DP masih menggantung. Nanti menjadi tanggungan panitia. Panitia sudah bayar semua. Sementara panitia belum dikembalikan uangnya. Sampai kita selesaikan dengan vendor itu gimana," ucapnya.
Sementara itu, Wali Kota Solo, Respati Ardi menegaskan bahwa pihaknya tidak melarang adanya kegiatan wisuda. Hanya saja, ia mengingatkan agar tidak meminta iuran kepada wali kelas.
"Kami tidak melarang adanya acara wisuda, tapi mohon sekolah lebih kreatif dalam fund raising, bisa menggaet sponsor atau melibatkan swasta," ucapnya.
Mantan Ketua HIPMI Solo itu mengungkapkan banyak aduan mengenai iuran perpisahan yang diterima di Unit Layanan Aduan Surakarta (Ulas). Sehingga, ia meminta agar dijadikan skala prioritas.
"Karena ini aduan utama pekan ini, di tengah kondisi yang di mana kita harus serba efisiensi, kami mohon mengutamakan skala prioritas yang tidak membebani. SMP rentan protes," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Solo, Respati Ahamad Ardi melakukan sidak ke SMP Negeri 7 Solo usai adanya keluhan iuran untuk acara perpisahan. Respati menyebut ada beberapa wali murid yang merasa keberatan dengan iuran perpisahan dengan nominal Rp 280 ribu per siswa tersebut.
"Dalam minggu ini yang top nomor satu itu tentang keberatan orang tua atas ada acaranya wisuda. Itulah sebabnya saya sidak di sini," katanya ditemui di SMP N 7 Solo, Selasa (6/5/2025).
Pihaknya tidak melarang sekolah menggelar acara perpisahan. Namun, lanjutnya, acara tersebut tidak boleh membebani siswa dengan iuran.
"Apabila memang tetap ingin dilaksanakan itu bisa membuka jalur sponsor atau apapun melibatkan swasta. Yang kreatif, tidak boleh ada iuran yang mewajibkan ke masing-masing dengan jumlah murid, itu saja," ujarnya.
Untuk itu, ia meminta agar iuran untuk perpisahan dikembalikan ke wali murid yang sudah membayar.
"Kembalikan, harus dikembalikan secepatnya," bebernya.
(afn/apu)