Masjid Agung Baitunnur Blora Jadi Masjid Bersejarah, Eksis Sejak 1722

Masjid Agung Baitunnur Blora Jadi Masjid Bersejarah, Eksis Sejak 1722

Achmad Niam Jamil - detikJateng
Senin, 28 Apr 2025 06:30 WIB
Menara Masjid Agung Baitunnur Blora. Foto diunggah Minggu (27/4/2025).
Menara Masjid Agung Baitunnur Blora (Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng)
Blora -

Lembaga Takmir Masjid (LTM) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah menetapkan Masjid Agung Baitunnur Blora sebagai masjid bersejarah. Penetapan tersebut ditandai dengan penyerahan prasasti kepada jajaran takmir masjid.

Ketua LTM PWNU Jawa Tengah, H. Nur Akhlis menyampaikan apresiasi kepada jajaran pengurus Masjid Agung Baitunnur Blora yang terus merawat masjid bersejarah. Dia berharap Masjid Agung Baitunnur Blora akan semakin maju dan dapat memakmurkan jamaahnya.

"Plangisasi ini juga sebagai bentuk melestarikan budaya melestarikan peninggalan-peninggalan para Kyai dan pendahuluan kita agar para generasi muda yang akan datang bisa meneladani dan sekaligus juga merawat," jelas Nur dalam keterangan tertulisnya, Minggu (27/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, kegiatan ini juga sekaligus untuk menghidupkan kembali khasanah yang dulu pernah digali, dikembangkan oleh para masyayikh dan para kiai.

"Ini bukan hanya simbolik semata tetapi harapannya ini nanti mampu menjadi ruh untuk mengembangkan nilai-nilai keagamaan khususnya di Kabupaten Blora. Sehingga Baitunnur ini merupakan cahaya yang bisa dinikmati dan menerangi masyarakat secara luas," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Pihaknya berharap mudah-mudahan dengan pemasangan pelang bersejarah bisa mengoptimalkan pengembangan nilai-nilai ajaran-ajaran Aswaja masyarakat secara luas. Usulan agar Masjid Agung Baitunnur Blora itu menjadi masjid bersejarah, mengacu aturan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yaitu didirikan lebih dari 50 tahun.

Sedangkan, masjid ini berusia lebih dari 100 tahun. Nur mengatakan Masjid Baitunnur Blora ini bukan masjid pertama yang dinobatkan sebagai masjid bersejarah di Jawa Tengah.

"Kabupaten Blora ini sudah menepati angka kelima dari masjid bersejarah yang sudah dilakukan plangisasi oleh LTM PWNU Jawa Tengah. Sebelumnya ada Masjid Agung Rembang, kemudian Masjid Agung Pati kemudian masjid Jami' Ismail di Demak kemudian Masjid Tiban di Grobogan. Meskipun begitu kami menginginkan bisa meluas di seluruh kabupaten kota di seluruh Jawa Tengah harapannya ada plangisasi," jelasnya.

Ketua Takmir Masjid Agung Baitunnur Blora, Khoirur Rozikin, menambahkan dengan label masjid bersejarah tersebut diharapkan menjadi nilai tambah serta penyemangat untuk mengurus masjid.

"Alhamdulillah masjid agung Baitunnur Blora sudah ditetapkan menjadi masjid bersejarah tentunya ini menjadi semangat dalam beribadah dan mengurus masjid yang usianya sudah Ratusan tahun," ucap Khoriur.

Sementara itu, Bupati Blora Arief Rohman mengapresiasi langkah LTM PWNU Jawa Tengah yang berdedikasi dan berjuang menjaga dan melestarikan masjid bersejarah di Jawa Tengah. Menurutnya, pemasangan prasasti masjid bersejarah merupakan wujud terima kasih jamaah kepada para ulama terdahulu, karena para ulama telah berjasa dan berperan dalam penegakan agama Islam, terutama di Kabupaten Blora.

"Masjid ini bukan hanya bangunan, tetapi juga warisan budaya dan nilai-nilai ke-Islam-an yang patut kita jaga bersama. Masjid merupakan pusat kegiatan dakwah sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat dan ulama-ulama terdahulu," ujar Arief.

LTM PWNU Jawa Tengah menetapkan Masjid Agung Baitunnur Blora sebagai masjid bersejarah. Foto: dok. Pemkab Blora

Masjid Agung Baitunnur diharapkan menjadi pusat dakwah, dan sumber inspirasi bagi masyarakat. Selain itu, diharapkan menjadi tempat yang nyaman dan kondusif untuk beribadah dan memperkuat Ukhuwah Islamiyah.

"Tentunya ini untuk memberikan pertanda dan menunjukkan kepada masyarakat bahwa Masjid Agung Baitunnur ini adalah masjid bersejarah di Blora kita harus memakmurkan masjid ini meramaikan masjid ini agar keberadaan masjid ini akan memberikan kemaslahatan untuk umat yang ada di Blora," tuturnya.

Ke depan Pemkab Blora bakal menggandeng diaspora untuk merencanakan pembangunan, dan menata sarpras yang ada di Masjid agung Baitunnur Blora.

"Masjid Baitunnur ini kan masjid yang sudah cagar budaya ya, yang depan ini kan tidak, kalau yang tengah ini cagar budaya jadi nanti berkoordinasi dengan kementerian konsepnya seperti apa yang tidak melanggar cagar budaya tersebut," terangnya.

Untuk pelangisasi, Bupati berharap nantinya bisa dilakukan inventarisasi di Blora ini ada yang sudah masuk apa belum yang bisa diajukan untuk penetapan masjid bersejarah seperti masjid Baitunnur ini.

"Seperti masjid di Ngadipurwo dekat makam Bupati-bupati terdahulu itu kan sudah lama ya dan nanti tim bisa kesana dan bisa dilakukan pelangisasi karena masjid tersebut juga masjid bersejarah yang ada di Blora," jelas dia.

Tentang Masjid Agung Baitunnur Blora

Berdasarkan keterangan tertulis dari Pemkab Blora diterima detikJateng, Masjid Agung Baitunnur merupakan masjid yang menjadi pusat penyebaran dan pengembangan agama Islam tertua di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Masjid ini berdiri di sebelah Barat Alun-alun Kota Blora, tepatnya di Kelurahan Kauman, Kecamatan Blora, yang berdekatan juga dengan kompleks Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora.

Masjid ini dibangun pada tahun 1722 dan pelaksanaan pemugaran pertama dilakukan oleh Bupati R.T. Djajeng Tirtonoto pada tahun 1774 dengan Surya Sengkala "Catur Pandhita Sabdaning Ratu".

Era Orde Baru (1968 dan 1975), masjid kembali dipugar oleh Bupati Supadi Yudhodharmo, yang menambahkan sebuah menara di sisi kiri serambi masjid. Penambahan ini semakin memperkuat identitas Islam Nusantara dalam desain masjid.

Pemugaran terakhir dilakukan pada masa pemerintahan Bupati Djoko Nugroho dengan Wakil Bupati waktu itu Arief Rohman, yang menyesuaikan dengan kebutuhan modern tanpa menghilangkan keaslian arsitekturnya.




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads