Seorang pendaki dilaporkan hilang di Gunung Merbabu. Pendaki yang kemudian ditemukan tewas itu terungkap adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas Kesehatan (Dinkes) Temanggung bernama Sugeng Parwoto.
"Iya betul (ada seorang pendaki yang hilang di Merbabu). Kami dapat laporan tadi malam, kemudian tadi pagi mulai dilakukan pencarian," kata Kasubbag TU Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Nurpana Sulaksono, dimintai konfirmasi detikJateng, Senin (21/4) sore.
Dijelaskan Nurpana, pendaki yang dilaporkan hilang kontak tersebut bernama Sugeng Parwoto (50) warga Krajan RT 4 RW 4, Tlogorejo, Temanggung. Dia naik mendaki ke Gunung Merbabu sendirian melalui jalur Timboa, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia mendaki sendiri melalui jalur Timboa di sisi timur Gunung Merbabu. Jalur ini bukan jalur resmi pendakian di Merbabu, jadi ya nggak ada izinnya. Iya, ilegal," jelasnya.
Korban ASN Dinkes Temanggung
Profesi korban yang merupakan ASN di Dinkes Temanggung dibenarkan Sekretaris Dinkes Temanggung, Sanento Budhi Setyawan.
"Iya, jadi salah satu pegawai kami atas nama Sugeng Parwoto, itu adalah salah satu pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung," kata Sanento ditemui di Posko Operasi SAR, basecamp Timboa, Desa Ngadirojo, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali, Selasa (22/4).
Sanento datang ke basecamp Timboa bersama 4 pegawai dinkes. Mereka ikut memantau proses pencarian Sugeng.
Dikatakan Sanento, Sugeng adalah staf di gudang farmasi sebagai asisten apoteker. Dia sudah sekitar 25 tahun terakhir menjadi ASN dinas kesehatan.
Disebutnya, Sugeng Prawoto memang hobi naik gunung. Kegiatan itu biasa dia lakukan pada akhir pekan.
"Kalau Pak Sugeng itu memang biasa di weekend itu memang punya hobi naik gunung. Jadi beliau itu secara fisik juga kuat, karena memang sudah terbiasa naik gunung dan itu dilakukan di weekend biasanya. Jadi kalau weekend kan nggak perlu izin ya," jelasnya.
Sanento juga membenarkan bahwa Sugeng Parwoto berasal dari Boyolali. Namun Boyolalinya mana, dia tidak mengetahui.
"Iya memang betul dari Boyolali, cuma persisnya mana kurang (tahu). Menjadi ASN di Temanggung. Istri juga dari Kartasura, kemudian sudah jadi domisili di Temanggung," imbuhnya.
Dinkes Temanggung, kata dia, mendapat kabar hilangnya Sugeng Parwoto di Gunung Merbabu pada Senin (21/4) kemarin. Dari istrinya yang mengabarkan ke kantor, karena hingga Senin pagi, Sugeng belum kembali pulang ke rumah.
"Biasanya Pak Sugeng kalau naik gunung itu hari Jumat. Minggu itu sudah pulang ke rumah. Jadi Senin itu sudah bisa aktivitas masuk kantor seperti biasa. Tapi kemarin sampai Senin pagi kok belum pulang. Kemudian istri mencari tahu kabar ke kantor. Kemudian ya ini sampai sekarang juga belum tahu keberadaannya," pungkas Sanento.
Sementara itu Koordinator Posko Operasi SAR, Tri Puji Sugiharto, mengatakan bahwa Sugeng Parwoto sudah beberapa kali naik ke Gunung Merbabu melalui jalur Timboa. Biasanya dia memberi tahu warga saat akan naik. Namun pada Jumat itu, dia hanya menitipkan motor.
"Kalau Pak Sugeng ini itu sudah berkali-kali nge-camp di Timboa sini, di Merbabu via Timboa ini, itu izin terus (memberi tahu warga). Terus kemarin setelah salat Jumat itu menurut informasi rekan-rekan basecamp itu Pak Sugeng tidak mampir ke basecamp. Jadi setelah salah Jumat, beliau itu hanya menitipkan sepeda langsung naik ke atas," kata Tri Puji.
Ditemukan Tewas
Koordinator Posko Operasi SAR, Tri Puji Sugiharto, menuturkan Sugeng berhasil ditemukan pada Kamis (24/4) sore. "Betul (survivor sudah ditemukan)," ucapnya.
Penjelasan lebih rinci disampaikan Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Rima Kusuma Prasetyaningrum. Ia memaparkan Sugeng ditemukan tewas.
"Korban orang hilang di Gunung Merbabu sudah diketemukan sore ini di seputaran Pos 3. Ditemukan meninggal dunia," kata Rima Kusuma kepada detikJateng.
Menurut Rima, ASN Dinkes Temanggung itu ditemukan oleh Tim SAR sekitar pukul 17.27 WIB. Sebelumnya, Tim SAR terlebih dahulu menemukan payung pada pukul 17.10 WIB.
Evakuasi Dilakukan Jumat
Rima menerangkan evakuasi digelar Jumat (25/4) karena sejumlah faktor. Di antaranya kondisi cuaca saat Kamis sore sedang kabut tebal, jarak pandang terbatas, dan berangin. Lokasinya juga berada di tebing curam.
Evakuasi direncanakan dilakukan besok Jumat (25/4) pagi," paparnya.
Pada Jumat, evakuasi dilaksanakan pagi hari dengan rencana operasi yang telah disepakati bersama.
"Tim evakuasi sudah standby di Pos 3, (flying camp) pukul 20:54 WIB (tadi malam) disusul 9 personel menyusul membawa peralatan tambahan dan Duklog. 48 personel standby di Pos 3," jelas dia.
Lebih lanjut disampaikan Rima, untuk evakuasi akan dilakukan secara estafet, setelah korban dievakuasi dari lokasi penemuan. Setelah proses evakuasi selesai, korban akan dibawa ke RSUD Pandan Arang Boyolali.
Penemuan jenazah korban bisa dibaca di halaman berikut:
Simak Video "Video: 36 Biksu Thudong yang Jalan Kaki dari Thailand Telah Sampai di Borobudur"
[Gambas:Video 20detik]