Akhir Petualangan Pak Sugeng ASN Temanggung Tewas Terjebak Badai Merbabu

Terpopuler Sepekan

Akhir Petualangan Pak Sugeng ASN Temanggung Tewas Terjebak Badai Merbabu

Tim detikJateng - detikJateng
Minggu, 27 Apr 2025 11:40 WIB
Evakuasi jenazah ASN Dinkes Temanggung yang tewas saat mendaki Gunung Merbabu, Jumat (25/4/2025).
Evakuasi jenazah ASN Dinkes Temanggung yang tewas saat mendaki Gunung Merbabu, Jumat (25/4/2025). Foto: dok. detikJateng
Solo -

Seorang pendaki dilaporkan hilang di Gunung Merbabu. Pendaki yang kemudian ditemukan tewas itu terungkap adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas Kesehatan (Dinkes) Temanggung bernama Sugeng Parwoto.

"Iya betul (ada seorang pendaki yang hilang di Merbabu). Kami dapat laporan tadi malam, kemudian tadi pagi mulai dilakukan pencarian," kata Kasubbag TU Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Nurpana Sulaksono, dimintai konfirmasi detikJateng, Senin (21/4) sore.

Dijelaskan Nurpana, pendaki yang dilaporkan hilang kontak tersebut bernama Sugeng Parwoto (50) warga Krajan RT 4 RW 4, Tlogorejo, Temanggung. Dia naik mendaki ke Gunung Merbabu sendirian melalui jalur Timboa, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia mendaki sendiri melalui jalur Timboa di sisi timur Gunung Merbabu. Jalur ini bukan jalur resmi pendakian di Merbabu, jadi ya nggak ada izinnya. Iya, ilegal," jelasnya.

Korban ASN Dinkes Temanggung

Profesi korban yang merupakan ASN di Dinkes Temanggung dibenarkan Sekretaris Dinkes Temanggung, Sanento Budhi Setyawan.

ADVERTISEMENT

"Iya, jadi salah satu pegawai kami atas nama Sugeng Parwoto, itu adalah salah satu pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung," kata Sanento ditemui di Posko Operasi SAR, basecamp Timboa, Desa Ngadirojo, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali, Selasa (22/4).

Sanento datang ke basecamp Timboa bersama 4 pegawai dinkes. Mereka ikut memantau proses pencarian Sugeng.

Dikatakan Sanento, Sugeng adalah staf di gudang farmasi sebagai asisten apoteker. Dia sudah sekitar 25 tahun terakhir menjadi ASN dinas kesehatan.

Disebutnya, Sugeng Prawoto memang hobi naik gunung. Kegiatan itu biasa dia lakukan pada akhir pekan.

"Kalau Pak Sugeng itu memang biasa di weekend itu memang punya hobi naik gunung. Jadi beliau itu secara fisik juga kuat, karena memang sudah terbiasa naik gunung dan itu dilakukan di weekend biasanya. Jadi kalau weekend kan nggak perlu izin ya," jelasnya.

Sanento juga membenarkan bahwa Sugeng Parwoto berasal dari Boyolali. Namun Boyolalinya mana, dia tidak mengetahui.

"Iya memang betul dari Boyolali, cuma persisnya mana kurang (tahu). Menjadi ASN di Temanggung. Istri juga dari Kartasura, kemudian sudah jadi domisili di Temanggung," imbuhnya.

Dinkes Temanggung, kata dia, mendapat kabar hilangnya Sugeng Parwoto di Gunung Merbabu pada Senin (21/4) kemarin. Dari istrinya yang mengabarkan ke kantor, karena hingga Senin pagi, Sugeng belum kembali pulang ke rumah.

"Biasanya Pak Sugeng kalau naik gunung itu hari Jumat. Minggu itu sudah pulang ke rumah. Jadi Senin itu sudah bisa aktivitas masuk kantor seperti biasa. Tapi kemarin sampai Senin pagi kok belum pulang. Kemudian istri mencari tahu kabar ke kantor. Kemudian ya ini sampai sekarang juga belum tahu keberadaannya," pungkas Sanento.

Sementara itu Koordinator Posko Operasi SAR, Tri Puji Sugiharto, mengatakan bahwa Sugeng Parwoto sudah beberapa kali naik ke Gunung Merbabu melalui jalur Timboa. Biasanya dia memberi tahu warga saat akan naik. Namun pada Jumat itu, dia hanya menitipkan motor.

"Kalau Pak Sugeng ini itu sudah berkali-kali nge-camp di Timboa sini, di Merbabu via Timboa ini, itu izin terus (memberi tahu warga). Terus kemarin setelah salat Jumat itu menurut informasi rekan-rekan basecamp itu Pak Sugeng tidak mampir ke basecamp. Jadi setelah salah Jumat, beliau itu hanya menitipkan sepeda langsung naik ke atas," kata Tri Puji.

Ditemukan Tewas

Koordinator Posko Operasi SAR, Tri Puji Sugiharto, menuturkan Sugeng berhasil ditemukan pada Kamis (24/4) sore. "Betul (survivor sudah ditemukan)," ucapnya.

Penjelasan lebih rinci disampaikan Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Rima Kusuma Prasetyaningrum. Ia memaparkan Sugeng ditemukan tewas.

"Korban orang hilang di Gunung Merbabu sudah diketemukan sore ini di seputaran Pos 3. Ditemukan meninggal dunia," kata Rima Kusuma kepada detikJateng.

Menurut Rima, ASN Dinkes Temanggung itu ditemukan oleh Tim SAR sekitar pukul 17.27 WIB. Sebelumnya, Tim SAR terlebih dahulu menemukan payung pada pukul 17.10 WIB.

Evakuasi Dilakukan Jumat

Rima menerangkan evakuasi digelar Jumat (25/4) karena sejumlah faktor. Di antaranya kondisi cuaca saat Kamis sore sedang kabut tebal, jarak pandang terbatas, dan berangin. Lokasinya juga berada di tebing curam.

Evakuasi direncanakan dilakukan besok Jumat (25/4) pagi," paparnya.

Pada Jumat, evakuasi dilaksanakan pagi hari dengan rencana operasi yang telah disepakati bersama.

"Tim evakuasi sudah standby di Pos 3, (flying camp) pukul 20:54 WIB (tadi malam) disusul 9 personel menyusul membawa peralatan tambahan dan Duklog. 48 personel standby di Pos 3," jelas dia.

Lebih lanjut disampaikan Rima, untuk evakuasi akan dilakukan secara estafet, setelah korban dievakuasi dari lokasi penemuan. Setelah proses evakuasi selesai, korban akan dibawa ke RSUD Pandan Arang Boyolali.

Penemuan jenazah korban bisa dibaca di halaman berikut:

Jenazah Korban Ditemukan di Tebing Curam

Koordinator Posko SAR, Tri Puji Sugiharto, menjelaskan jenazah korban ditemukan di tebing jurang yang curam. Jasadnya kemudian dibawa ke RSUD Moewardi Solo.

"Lokasi penemuannya antara pos 4 dan pos 5, di jurang dengan kemiringan kurang lebihnya 80 derajat," ujar dia, Jumat (25/4/2025).

Evakuasi dilakukan secara estafet ke Posko Timboa, setelah korban diangkat dari tebing berkedalaman sekitar 45 meter.

"Kita tadi (evakuasi korban dari tebing) menggunakan teknik vertical rescue. Kita lifting dengan pengangkatan korban dari tempat berbahaya menuju ke tempat yang aman, sehingga bisa menuju ke pos 3," paparnya.

Di pos 3 jenazah segera dimasukkan ke dalam kantong mayat, dan selanjutnya dievakuasi turun oleh tim SAR gabungan secara estafet menuju ke Posko Tim SAR gabungan.

Jenazah korban tiba di Posko sekitar pukul 12.07 WIB dan langsung dimasukkan ke mobil jenazah yang sudah menunggu. Selanjutnya dilakukan serah terima jenazah dari Tim SAR kepada kepolisian dan keluarga.

Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto, mengatakan jenazah korban dibawa ke RSUD Dr Moewardi Solo untuk dilakukan autopsi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian korban.

"Autopsi ini merupakan prosedur yang harus dilaksanakan untuk mengetahui penyebab kematian dari korban sendiri. Apakah memang murni karena mungkin ada hal-hal yang terjadi pada saat menjelang korban jatuh itu, atau hal-hal lain. Makanya harus dilaksanakan autopsi," kata Rosyid Hartanto di lokasi yang sama.

Foto Sugeng Parwoto (50) yang hilang mendaki Gunung Merbabu, Boyolali. Diunggah Kamis (24/4/2025).Foto Sugeng Parwoto (50) yang hilang mendaki Gunung Merbabu, Boyolali. Diunggah Kamis (24/4/2025). Foto: Jarmaji/detikJateng

Tubuh Korban Terlilit Tenda

Saat ditemukan, tubuh Sugeng terlilit tenda dari perut ke bawah. Yang terlihat hanya dada ke atas, termasuk tangan dan kepala.

Tri Puji berujar Sugeng pamit kepada istrinya untuk mendaki ke Merbabu lewat jalur Timboa pada Jumat (18/4). Malam harinya, Sugeng tiba di Pos 5 dalam keadaan basah kuyup. Ia dibantu sesama pendaki lain saat mendirikan tenda dan membuat api unggun.

"Setelah itu makan malam sendiri-sendiri. Pak Sugeng makan sendiri di dalam tenda, rombongan Pak Soni (7 pendaki) juga makan sendiri. Sebenarnya dari awal sudah diajak bareng-bareng tapi Pak Sugeng memilih di tenda sendiri," kata dia.

Kemudian pada pukul 22.00 WIB, rombongan Soni tersebut masuk tenda untuk tidur. Ada satu pendaki yang masih terjaga sampai pukul 24.00 WIB.

Pada Sabtu (19/4) dini hari, sekitar pukul 01.30 WIB, terjadi badai di Pos 5.

"Mereka terbangun karena ada badai tersebut. Selanjutnya mereka mengobservasi bahwa Pak Sugeng tidak ada di TKP (Pos 5), bersamaan dengan tendanya," jelasnya.

Yang ada hanya sepatu, 4 botol air minum yang tiga sudah kosong dan satu botol tinggal setengah. Juga ada sarung tangan.



Simak Video "Video: 36 Biksu Thudong yang Jalan Kaki dari Thailand Telah Sampai di Borobudur"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads