Keracunan menimpa seratusan warga Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, dan menewaskan satu orang setelah acara hajatan wayangan. Sinden dan penabuh gamelan atau niyaga dalam pentas wayang kulit itu juga jadi korban.
"Pak dalang tidak ada gejala karena tidak makan. Yogo (niyaga) sekitar 15 orang dan sinden satu ada yang dirawat dan ada yang pulang," ungkap Kasi Trantib Kecamatan Gantiwarno, Eka Susanti kepada wartawan di posko KLB keracunan Desa Karangturi, Selasa (15/4/2025).
Dijelaskan Eka, dari pendataan, tidak hanya warga yang terdampak bergejala keracunan. Bahkan ada dua anggota Polsek juga mengalami gejala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bhabinkamtibmas sini (dua orang) nggak dirawat, cuma perutnya mual terus lemas. Ada beberapa (anak sekolah), karena kebanyakan di sini dewasa, paling (anak sekolah) remaja karena nyinom (pramusaji), kan hajatan malam," terang Eka Susanti.
Kepala Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Sukarmin menyatakan ada juga kepala desa tetangga yang keracunan dan sampai dirawat.
"Pak kades tetangga sini juga masuk RS, tapi tidak tahu di rawat dimana," katanya kepada wartawan di lokasi.
Sri Suprapti (46), warga yang ikut rewang (masak bareng), mengaku ikut makan dan juga keracunan. Gejala yang dia rasakan yaitu pusing dan mual.
"Terasa itu Minggu pagi, mual dan muntah-muntah. Saya periksakan dokter tapi tidak dirawat inap," katanya kepada detikJateng.
"Ini sudah membaik tapi masih lemas. Sekeluarga saya empat orang, termasuk anak saya," imbuh Sri.
Update terakhir data di Posko KLB Desa Karangturi pukul 16.00 WIB, jumlah warga keracunan menjadi 133 orang dan 48 orang dirawat inap. Adapun korban meninggal dunia satu orang.
Sebelumnya diberitakan, jumlah warga yang diduga keracunan makanan saat acara hajatan wayangan di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, pada Sabtu (12/4) malam, terus bertambah.
"Data terakhir pada pukul 23.40 WIB tadi malam ada 103 orang dan satu meninggal dunia. Yang meninggal bapak S," jelas Kalak BPBD Kabupaten Klaten, Syahruna kepada detikJateng, Selasa (15/4/2025) pagi.
Dijelaskan Syahruna, dari hasil penyelidikan epidemiologi yang dilakukan terdata ada 103 orang. Warga sebanyak itu mengalami gejala diare, muntah, dan panas.
"103 orang tersebut mengalami gejala diare, muntah, dan panas. Dengan jumlah warga yang rawat inap dan dirujuk sebanyak 31 orang," terang Syahruna.
Kepala Puskesmas Gantiwarno, dokter Andi Markoco, menjelaskan kejadian itu sudah ditangani sesuai SOP. Gejalanya mual sampai diare.
"Gejalanya bervariasi mulai demam, mual hingga diare. Mulai awal gejala itu hari Minggu (13/4) pagi, jamuannya Sabtu malam Minggu (12/4), tapi memang kebanyakan yang bergejala baru pagi hari ini," terang Andi kepada wartawan.
(apu/dil)