Warga di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, digegerkan dengan insiden keracunan massal. Ada puluhan orang yang mengalami gejala.
Polisi kini meminta keterangan dari pemilik hajatan. Begitu juga dengan sampel makanan sudah diamankan untuk diteliti.
Berikut fakta-fakta keracunan makanan di Karangturi Klaten seperti dihimpun detikJateng:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Korban Dibawa ke Puskesmas
Camat Gantiwarno, Veronica Retno Setyaningsih, menerangkan para korban dilarikan ke puskesmas untuk mendapat perawatan.
"Sekitar 30 orang. Korban dibawa ke Puskesmas Gantiwarno sudah diperiksa," jelas Retno kepada detikJateng, Senin (14/4/2025).
Sementara Kepala Puskesmas Gantiwarno, dr Andi Markoco, berkata ada 46 orang yang menderita keracunan. Rinciannya 10 orang menjalani rawat inap dan 36 sisanya rawat jalan.
"Yang dirawat 10 orang dan yang 36 rawat jalan. Di puskesmas kita rawat empat orang dan lainnya ada yang dirujuk ke RS karena kejadian sejak kemarin Minggu pagi," sambung Andi.
2. Dikira Masuk Angin Biasa
Salah satu warga, Lastri (42), mengaku ayah dan ibunya masuk ke dalam daftar korban. Ia mengungkapkan orang tuanya mengalami gejala demam dan diare. Awalnya dikira cuma masuk angin biasa.
"Mulai berak (diare) itu dari semalem. Ya saya kira masuk angin dan nggak tahu kalau ada masalah kayak gini, cuma awalnya bapak sama mamak itu ke kamar mandi terus bergantian ya curiga ini kenapa," kata Lastri kepada wartawan.
Pernyataan yang sama disampaikan Kepala Puskesmas Gantiwarno dr Andi. Ia berujar gejala yang diderita korban mual sampai diare.
"Gejalanya bervariasi mulai demam, mual hingga diare. Mulai awal gejala itu hari Minggu (13/4) pagi, jamuannya Sabtu malam Minggu (12/4), tapi memang kebanyakan yang bergejala baru pagi hari ini," terang Andi kepada wartawan.
![]() |
3. Sampel Makanan Diamankan
Camat Gantiwarno Retno menjelaskan warga merasakan pusing dan mual hari Senin. Mereka diduga keracunan saat acara wayangan.
"Kemarin wayangannya dan hari ini sampel makanan sudah kita amankan. Penyebabnya masih diselidiki, mungkin bakteri karena baru setelah enam jam timbul gejala," jelas Retno.
Sementara dr Andi juga mengatakan hal yang sama. Makanan yang diduga jadi penyebab keracunan diamankan untuk diperiksa.
"Ada hajatan wayangan dari salah satu warga di Desa Karangturi. Yang disajikan ada beberapa jenis makanan, disajikannya hari Sabtu malam Minggu (12/4)," terang Andi.
4. Pemilik Hajatan Diperiksa
Polres Klaten menuturkan pihaknya tengah mendalami insiden tersebut. Kepolisian memeriksa sejumlah orang, di mana salah satunya pemilik hajat.
"Saat ini masih kita dalami (penyebab), dari pemilik hajatan ada dua orang saksi yang kita mintai keterangan," jelas Kasat Reskrim Polres Klaten Iptu Taufik Frida Mustofa kepada wartawan, Senin (14/4/2025) yang datang bersama tim INAFIS dan Polsek.
Taufik memaparkan begitu menerima laporan, polisi ke lokasi untuk melakukan pengecekan bersama sejumlah pihak terkait.
"Kita datang mengecek dan melakukan penanganan bersama stakeholder terkait, Dinkes, Puskesmas dan tenaga kesehatan yang lain. Yang kondisinya tidak memungkinkan dirujuk ke RS," terang Taufik.
Data terakhir, sebut Taufik, ada 60 orang pasien yang mengalami gejala. Data masih terus dipantau perkembangannya.
Ada beberapa sampel makanan, kata Taufik yang masih tersisa yang akan diuji. Makanan terdiri dari berbagai jenis makanan mulai rendang sampai snack.
"Nantinya kami lakukan uji laboratorium. Untuk makanan di nasi dus ada rendang, ada sayur, ada krecek, ada kerupuk ada snack-snack, dan yang tersaji malam itu kami ambil sampelnya," papar Taufik.
"Ini di kampung membuat makanan rutinitas dibuat secara rewang, juru masak oleh tetengga yang ada di sekitar, dibuat nasi dus. Jadi masaknya bersama - sama di tempat itu," imbuhnya.
(apu/apu)