.webp)
Berdagang kue Lebaran selalu menjadi ladang bisnis ketika memasuki bulan Ramadan. Salah satu yang mengambil untung dengan bisnis tersebut ialah mantan narapidana kasus terorisme (eks napiter) bernama Sugiarta (48)
Sugiarta (48) warga Desa Penyangkringan, Weleri, Kendal, pernah ditangkap Densus 88 di rumahnya bulan Mei tahun 2020 lalu. Dia kini telah bebas dan merintis bisnis produksi kue.
Dia mengaku ditangkap karena terlibat dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Tengah wilayah Batang. Dia sempat ditahan di Lapas Sentul, Bogor, Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sempat ditangkap Densus 88 di Kendal dan kemudian menjalani hukuman di Lapas Klas IIB, Sentul Bogor. Saya masuk dalam JAD wilayah Batang pimpinan Subhkan," kata Sugiarta saat ditemui detikJateng di rumahnya, Rabu (19/03/2025).
Kala itu, kelompok JAD di Batang berencana melakukan aksi pengeboman di beberapa tempat namun tim Densus 88 berhasil menggagalkan rencana tersebut. Dia mengaku menyesal dan memilih memulai hidup baru. Bisnis kue dipilih karena membuat kue juga merupakan hobi bagi dirinya,
"Saya bebas bersyarat tahun 2022 kemudian bebas bersyaratnya selesai akhir tahun 2024 kemarin. Setelah keluar dan kembali di masyarakat, saya mencoba untuk berjualan kue," katanya.
Sugiarta memliliki pengalaman bekerja di beberapa bakery atau toko roti. Kini, setiap harinya, Sugiarta membuat kue donat, pizza, bolu, nastar, kastengel dan kue cokelat untuk dititipkan di 15 toko sembako maupun kios jajanan.
"Bisnis jualan kue ini memang saya tekuni setelah keluar dari lapas karena saya punya hobi bikin roti. Saya juga punya pengalaman pernah kerja sebagai cookies di beberapa toko roti atau bakery," jelasnya.
"Kalau pesanan ada biasanya bikin kue tart," sambungnya.
 Eks napiter asal Kendal, Sugiarta, tengah membuat kue Lebaran di rumahnya, Weleri, Kendal, Rabu (19/3/2025). Foto: Saktyo Dimas R/detikJateng |
Bulan Ramadan ini dia pun kecipratan rezeki dan mendapat banyak pesanan kue-kue Lebaran. Mulai awal puasa hingga pertengahan puasa ini, Sugiarta sudah mendapatkan 50 paket pesanan kue Lebaran.
"Alhamdulilah dari mulai puasa hingga saat ini sudah ada 50 paket pesanan. Yang dipesan ya macam-macam seperti kue nastar bulat atau nastar jadul, nastar keranjang, kastengel, salju manis, nastar kacang dan nastar cokelat," tambahnya.
Sugiarta menunjukkan kue yang menjadi best sellernya yakni nastar keranjang. Dia mengaku punya resep khusus agar cita rasa dari kue nastar keranjang ini benar-benar enak, dan renyah.
"Kue nastar keranjang ini yang jadi best seller rasanya enak, renyah dan pokoknya mantap. Rasa gurihnya juga ada," ujarnya.
Harga kue buatannya dengan ukuran toples 500 gram dibanderol dari Rp 65-70 ribu. Harga nastar bulat atau nastar Rp 65 ribu, nastar keranjang dijual Rp 70 ribu, kastengel dengan harga Rp 70 ribu, salju manis dengan harga Rp 65 ribu, nastar kacang dengan harga Rp 65 ribu, dan nastar cokelat Rp 65 ribu.
Dia mengaku sudah mendapat omzet Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta dari berjualan kue Lebaran. "Untuk tahun ini jelas turun dibanding tahun 2024 lalu," akunya.
Meski mendapat omzet yang cukup, Sugiarta merasa masih kesulitan untuk memasarkan produknya karena selama ini hanya mengandalkan media sosial. Meski begitu, Sugiarta bersyukur bulan suci Ramadhan ini menjadi berkah tersendiri buatnya dan keluarganya.
"Omzet ya cukuplah, tapi saya masih kesulitan untuk memasarkan produknya. Saya cuma ngandalin dari medsos saja," paparnya.
"Alhamdulilah di Ramadhan ini jadi berkah buat saya dan keluarga. Kalau ada masyarakat Kendal yang mau pesan kue tentunya bisa menghubungi saya di nomor 085239563888," pungkasnya.
(afn/ams)
