Bos Marimas Bikin Sayembara Cari Kaus Keluaran 1995, Berani Bayar Rp 30 Juta!

Bos Marimas Bikin Sayembara Cari Kaus Keluaran 1995, Berani Bayar Rp 30 Juta!

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Jumat, 14 Mar 2025 14:50 WIB
Bos Marimas Harjanto Halim
Bos Marimas Harjanto Halim (Foto: Dok. Pribadi)
Semarang -

Bos perusahaan minuman kemasan Marimas, Harjanto Halim sedang mengadakan sayembara. Dia mencari kaus yang ia desain dan sebarkan pada tahun 1995. Untuk yang masih menyimpannya, kaus itu akan 'ditebus' seharga Rp 30 juta.

Harjanto Halim merupakan CEO PT Marimas Puri Kencana dan memproduksi minuman kemasan Marimas sejak 30 tahun lalu. Pada tahun 1995, ia membagikan ribuan kaus sebagai bentuk promosi. Sayangnya ia ternyata tidak menyimpan satu sampel untuk kenang-kenangan.

"Tahun ini Marimas berusia 30 tahun. kaus itu kan vintage, punya kenangan romantis, saya desain sendiri, ya membuat terharu," kata Harjanto di kantornya, Kawasan Industri Candi, Semarang, Jumat (14/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi tahun 1995 pernah bagi-bagi kaus promosi. Nggak ngerti marketing waktu itu, ya dibagi ke warga , dibagi ke tukang becak jadi papan reklame berjalan. Kita bagi ribuan," imbuhnya.

Harjanto pun membuka sayembara lewat akun TikTok pribadinya @harjantohalim. Sambutannya pun ramai.

ADVERTISEMENT

Bahkan ada netizen yang masih ingat dengan wujud kaus putih dengan garis hijau melingkar di bagian leher itu.

"Ada yang ingat kalau di bagian depan ada logo dan belakangnya ada tulisannya. Tapi sampai saat ini belum ada yang menemukan kaus itu. Kalau misalnya dapat, mau saya bingkai. Saya kasih hadiah Rp 30 juta, sesuai usia Marimas. Bagi yang pertama menemukan," katanya.

Periode sayembara awalnya hanya sampai 31 Maret 2025, namun jika belum ada yang membawa kaus tersebut maka diperpanjang sampai September. Jika belum ada juga, Harjanto berencana menggunakan uang hadiah untuk kegiatan sosial.

"Hadiahnya rencana juga akan ditambah," tegasnya.

Lalu bagaimana jika ada pemalsuan dan membuat kaus sendiri? Harjanto yakin hal itu akan sulit karena dia sendiri yang akan jadi juri karena tahu bahan yang digunakan dan tulisan apa saja yang ada di kaus tersebut.

"Saya jurinya, akan saya lihat. Logo harus benar, kata-kata di belakang masih ingat. Di depan juga ada kata-katanya," ujar tokoh keturunan Tionghoa di Semarang itu.

Sayembara itu pun ramai diperbincangkan netizen dan warga di Semarang. Salah satu warga Pedurungan Semarang yang pernah memiliki kaus itu pun meratapi karena tidak bisa memenangkan sayembara karena kausnya sudah lama diberikan ke orang lain.

"Sini kan dulu dekat pabrik Marimas. Sering dikasih bingkisan, ada kaus itu juga. Tapi sudah diberikan ke orang. Tetangga-tetangga sini juga sudah nggak ada yang punya," ujar warga bernama Sri itu.




(aku/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads