Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) rencananya akan dilakukan di wilayah hulu Kali Tuntang, Kabupaten Grobogan. Hal itu direncakan guna mendukung percepatan perbaikan tanggul yang jebol dan mengakibatkan banjir.
Hal ini disampaikan Kepala BPBD Grobogan, Wahyu Tri Darmawanto, usai mendampingi kunjungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) saat ke lokasi terdampak banjirhariini.
"Kami sedang menyempurnakan penutupan alur air dan akan dilanjutkan dengan perbaikan tanggul," kata Wahyu saat dihubungi detikJateng, Rabu (13/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Supaya nanti lebih aman, lebih nyaman, dan tidak terganggu mengganggu perbaikannya, tadi BNPB mengusulkan dan akan mendukung dilakukannya TMC di hulu Kali Tuntang," lanjutnya.
Menurut Wahyu, TMC bertujuan untuk mengurangi curah hujan di wilayah tanggul yang sedang diperbaiki, sehingga proses rehabilitasi dapat berjalan lancar.
"Harapannya, dengan TMC ini, hujan ekstrem bisa dicegah dan perbaikan tanggul tidak terganggu," jelasnya.
Selain itu, BNPB juga mendorong upaya lain seperti penguatan tanggul, pengerukan sedimentasi, serta peningkatan tata kelola hutan di daerah hulu agar risiko banjir di masa depan dapat dikurangi.
Jika disetujui, TMC akan dilakukan selama 7-10 hari, sejalan dengan target penyelesaian perbaikan tanggul oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
"Kalau disetujui, TMC mestinya 10 hari, sesuai targetnya perbaikan dari BBWS. Kalau dilaksanakan minggu depan, minimal diperlukan 7 hari agar tanggul bisa cepat selesai," ujar Wahyu.
Ia menjelaskan, banjir akibat luapan Kali Tuntang sempat mengalami perluasan dampak ke beberapa desa di Kabupaten Grobogan sejak Senin (10/3) kemarin.
"Karena alur baru dari Kali Tuntang masih belum tertutup, sehingga ada yang mengalir ke pemukiman sehingga meluas ke Desa Curug, Tunjungrejo, Tambakan, Tlogomulyo, dan Gaji," kata Wahyu.
Beruntung, Selasa (11/3) malam tim gabungan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, BPBD, relawan, telah berhasil menutup alur baru tersebut sehingga genangan mulai surut di semua desa terdampak.
"Sejak tadi malam hingga siang ini, proses penyesuaian alur telah selesai. Sehingga air dari Kali Tuntang tidak lagi masuk ke pemukiman," jelasnya.
"Kabar baik, ada penurunan genangan di semua desa. Meski laporan sore ini masih ada (genangan) di beberapa titik tapi tidak terlalu dalam, 30-40 cm terdalam, terutama di jalan raya yang cekung dan rumah yang lebih rendah," lanjutnya.
Ia berharap dalam dua hingga tiga hari ke depan, banjir benar-benar surut, dan warga bisa fokus membersihkan rumah serta lingkungan mereka. Saat ini, masih ada 635 orang yang masih bertahan di 8 titik pengungsian di 4 desa.
"Pengungsi kemarin total 1.220, sampai dengan hari ini masih ada 635 pengungsi di 8 titik di 4 desa," ungkapnya.
Diketahui, banjir akibat tanggul sungai jebol sejak hari Minggu (9/3) itu melanda 6 kecamatan dan 21 desa, yaitu Kecamatan Kedungjati, Toroh, Purwodadi, Tawangharjo, Gubug, Tegowanu. Jumlah total warga terdampak sekitar 4.271 KK, sebanyak 145 KK di antaranya yang merupakan warga Dusun Mintreng Desa Baturagung.
(apu/ahr)