Dampak banjir akibat tanggul jebol di Kabupaten Grobogan meluas hingga ke Desa Pepe dan Cangkring, Kecamatan Tegowanu. BPBD Grobogan pun menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari ke depan, akibat meluasnya dampak banjir.
Hal ini diungkapkan Kepala BPBD Grobogan, Wahyu Tri Darmawanto. Ia menyebut banjir meluas hingga membuat rumah, sawah, dan jalan di empat desa tergenang air dengan ketinggian 20-50 sentimeter hingga 1 meter.
"Akibat tanggul jebol yang semula hanya di Baturagung dan Ringin Kidul, meluas ke Desa Pepe dan Cangkring, Kecamatan Tegowanu. Mengakibatkan rumah, sawah, jalan itu tergenang di 4 desa," kata Wahyu saat dihubungi detikJateng, Senin (10/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat dampak yang semakin luas, BPBD Grobogan bersama Bupati, Wakil Bupati, dan jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di lingkungan Pemkab Grobogan pun menggelar rapat dan memutuskan menaikkan status menjadi tanggap darurat selama 14 hari ke depan.
"Kami hari ini menetapkan tanggap darurat, melihat dampaknya meluas dan perlu penanganan yang lebih intens. Baik itu saat tanggap darurat maupun di saat nanti pascabencana," jelasnya.
"Tanggap darurat 14 hari, yang dilakukan pertama back up logistik, kemudian permakanan, termasuk sambil nunggu surut, menyiapkan tenda atau telasar, atau kasur, dan hal lain seperti air bersih yang susah, kita drop air bersih," sambungnya.
Wahyu menjelaskan, 21 Januari lalu, sudah ada empat titik tanggul jebol yang diperbaiki BBWS Pemali Juana. Namun, pada bagian kiri dan kanan tanggul yang diperbaiki, terdapat penipisan struktur yang belum sempat diperkuat.
"Saat proses penebalan di tanggul yang berpotensi jebol, tiba-tiba datang lagi air besar, sehingga titik yang mengalami penipisan terjadi jebol karena tidak kuat," katanya.
Saat ini, meskipun debit air sudah berkurang, aliran dari sungai masih masuk ke permukiman. BPBD Grobogan telah berkoordinasi dengan BBWS untuk segera membangun tanggul sementara atau kisdam, agar aliran air tidak lagi menggenangi pemukiman.
"Karena saat ini airnya sudah turun, tapi kok masih ada air yang mengalir. Nanti kita sampaikan ke BBWS supaya air ditutup sehingga tidak lagi mengalir, karena sudah agak dangkal airnya," jelas Wahyu.
BPBD mencatat, jumlah pengungsi saat ini mencapai 280 jiwa yang tersebar di Desa Baturagung sebanyak 30 jiwa dan di Desa Ringin Kidul sebanyak 250 jiwa. Selain itu, beberapa warga Desa Pepe juga mengungsi di rumah kepala desa maupun rumah kerabat.
"Yang paling parah di Ringin Kidul, kemarin kan (tinggi air) 20 sentimeter sampai 1 meter. Karena sudah meluas ke desa di sebelahnya, ada penurunan, tetapi masih ada genangan karena air tidak bisa langsung turun," paparnya.
BPBD juga mulai melakukan deteksi terhadap kerusakan infrastruktur yang terdampak banjir, serta memastikan pemulihan dan pembersihan setelah air benar-benar surut. Wahyu pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti arahan petugas dalam menghadapi situasi ini.
(aku/apl)