Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah menyebut ada 4.271 kepala keluarga (KK) terdampak banjir di wilayah di Kabupaten Grobogan. Selain itu, aliran air yang masih deras membuat penanganan tanggul jebol dan jalan putus belum bisa dilakukan sampai air surut.
Hal ini diungkapkan Kepala BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan. Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) juga disebut telah menyiapkan material dan alat berat untuk menutup tanggul yang jebol di Sungai Tuntang dan Sungai Kliteh.
"Sudah tidak hujan, tapi menunggu sampai tidak ada arus yang mengalir masuk ke dalam, sehingga memungkinkan dilakukan upaya penutupan. Kalau arusnya deras nggak bisa dilakukan penutupan, kebawa arus," kata Bergas saat dihubungi , Senin (10/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga melaporkan, banjir yang melanda Kabupaten Grobogan sejak Sabtu (8/3) telah berdampak luas dan mengakibatkan enam kecamatan dengan 21 desa terdampak banjir dengan ketinggian air berkisar antara 10 hingga 100 sentimeter.
"Wilayah terdampak 6 kecamatan 21 desa, warga terdampak 4.271 keluarga, pengungsi 280 jiwa," paparnya.
Selain itu, 145 KK di Dusun Mintreng, Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, terisolir akibat terputusnya jalan penghubung sepanjang 50 meter antara Dusun Planjaran dan Dusun Mintreng.
Ia mengungkapkan, dua unit alat berat Hitachi PC 200 sudah sampai di Desa Ringin Kidul dan direncanakan bergerak menuju lokasi tanggul jebol di Baturagung. Selain itu, dua bulldozer dan satu ekskavator dari PUSDA Taru Jateng telah disiapkan untuk mendukung perbaikan.
Namun, tantangan terbesar dalam proses perbaikan tanggul adalah aliran air yang masih cukup deras, sehingga sulit untuk segera menutup bagian tanggul yang jebol. Tim di lapangan saat ini masih mengupayakan agar alat berat bisa masuk ke lokasi sesegera mungkin.
"BBWS sudah persiapan peralatan untuk menutup tanggul, sudah disiapkan glugu, trucuk, bambu, sandbag juga, pakai bego, alat berat dikerahkan langsung untuk nutup tanggul yang jebol," jelasnya.
Ia mengungkapkan, beberapa desa sudah mulai pulih, air sudah mulai surut. Namun wilayah yang masih mengalami dampak banjir cukup besar yakni Desa Ringin Kidul, Kecamatan Gubug.
"Maka dibukakan dapur umum sama pos lapangan di sana. Jadi satu dengan pengungsian warga Baturagung. Nggak ada korban, kalau sakit karena sepuh wajar," jelasnya
Untuk saat ini, kata Bergas, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) belum direncanakan, akan tetapi pihak terkait akan terus memantau perkembangan situasi.
"Sementara belum ada skenario TMC," kata Bergas.
BPBD Jateng bersama BPBD Kabupaten Grobogan telah melakukan berbagai langkah penanganan, mulai dari mengevakuasi warga terdampak, mendirikan dapur umum di tempat pengungsian di Gereja Tempurung, musala Desa Ringin Kidul, dan Balai Desa Baturagung untuk memastikan kebutuhan pangan pengungsi terpenuhi.
Bergas pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan cuaca ekstrem yang masih bisa terjadi beberapa hari ke depan, sesuai prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Biasanya hujan deras, walaupun sesaat tapi deras. Jadi perlu waspada, siap-siap," tegasnya.
(apl/afn)