Mengenal Drama: Pengertian, Unsur, Jenis, dan Contohnya

Hanan Jamil - detikJateng
Selasa, 18 Feb 2025 13:10 WIB
Ilustrasi pertunjukan drama. (Foto: Foto: Peakpx)
Solo -

Drama menjadi salah satu karya sastra yang masih digemari oleh masyarakat sampai sekarang. Sama halnya dengan sebuah cerpen, sebuah drama memiliki unsur dan jenisnya sendiri.

Dikutip dari buku Apresiasi Drama oleh Tato Nuryanto, drama bukan hanya berfungsi sebagai media hiburan, tetapi juga berfungsi sebagai alat pendidikan, media menyampaikan kritik sosial, media berekspresi, hingga media pengembangan potensi. Pementasan drama tidak dapat dilakukan secara individual, tetapi senantiasa bersama dengan orang lain.

Untuk mengenal lebih dalam tentang drama, berikut penjelasan pengertian, unsur, jenis, dan contohnya.

Pengertian Drama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (peran) atau dialog yang dipentaskan. Mengutip buku Seni Drama yang disusun oleh Rohana dan Nur Indah, drama berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang berarti berbuat, bertindak, dan sebagainya.

Dalam arti luas, drama merupakan semua bentuk tontonan atau pertunjukkan yang mengandung cerita yang dipertunjukkan kepada khalayak umum. Dalam arti sempit, drama merupakan sebuah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan di atas panggung.

Unsur Drama

Sebuah drama pasti memiliki unsur-unsur yang membentuk drama itu sendiri. Unsur drama terbagi menjadi dua jenis, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Berikut penjelasan dari kedua jenis unsur tersebut:

1. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik merupakan jenis unsur drama yang tidak dapat diamati/tampak secara langsung oleh penonton. Unsur yang terkandung dalam jenis ini meliputi:

a. Tokoh

1.) Berdasarkan sifatnya, tokoh terbagi menjadi 3 jenis dengan rincian sebagai berikut:

  • Tokoh Protagonis, merupakan tokoh utama yang mendukung cerita dalam drama
  • Tokoh Antagonis, merupakan tokoh penentang cerita, bisa menjadi tokoh utama.
  • Tokoh Tritagonis, merupakan tokoh pembantu baik untuk protagonis maupun antagonis.

2.) Berdasarkan peranannya, tokoh terbagi menjadi 3 jenis dengan rincian sebagai berikut

  • Tokoh Sentral, merupakan tokoh penentu dalam drama yang menjadi penyebab terjadinya konflik
  • Tokoh Utama, merupakan tokoh pendukung atau penentang tokoh sentra
  • Tokoh Pembantu, merupakan tokoh pelengkap dalam mata rantai cerita.

b. Perwatakan atau Penokohan

Perwatakan atau penokohan merupakan penggambaran efek batin seorang tokoh yang disajikan dalam suatu cerita. Perwatakan didasarkan oleh tiga hal yaitu:

  • Keadaan Fisik, seperti umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, dan, segala hal yang bisa diamati dari fisik tokoh tersebut
  • Keadaan Psikis, seperti kegemaran, mental, dan kondisi psikologis tokoh lainnya yang dialami
  • Keadaan Sosiologi, seperti jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, dan hal lain yang menjadi kondisi sosial tokoh.

c. Setting

Setting merupakan unsur yang berguna untu memperjelas latar yang digunakan tokoh dalam cerita

  • Setting Tempat, merupakan tempat terjadinya cerita dalam drama
  • Setting Waktu, merupakan waktu, zaman, atau periode terjadinya cerita dalam drama
  • Setting Ruang, merupakan ruang yang digunakan dalam suatu cerita

d. Tema

Tema merupakan unsur gagasan pokok atau ide yang mendasari pembuatan sebuah drama. Unsur ini merupakan suatu gagasan, ide, atau pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi penciptaan suatu karya.

e. Alur

Alur merupakan sebuah jalan cerita. Alur umumnya dimulai dari pemaparan (perkenalan awal tokoh dan penokohan), adanya masalah (konflik), konflikasi (masalah baru), krisis (pertentangan mencapai klimaks sampai antiklimaks, resolusi (pemecahan masalah), sampai ending (keputusan).

f. Amanat

Amanat merupakan pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca berupa nilai-nilai yang dapat dijadikan teladan.

2. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik merupakan jenis unsur yang tampak pada suatu drama. Unsur yang terkandung dalam jenis unsur ini meliputi dialog, percakapan, panggung, properti, penonton, dan unsur lain yang terlihat langsung oleh penonton.

Jenis-Jenis Drama

Drama memiliki berbagai jenis bentuk dan didasarkan kepada beberapa hal yaitu.

1. Jenis drama berdasarkan sarana pementasan

  • Drama Panggung, merupakan drama yang dipertunjukkan di atas panggung
  • Drama Radio, merupakan drama yang tidak bisa diraba dan dilihat tetapi tidak bisa didengarkan
  • Drama Televisi, merupakan drama seperti panggung tetapi tidak bisa diraba
  • Drama Film, merupakan drama yang menggunakan layar lebar
  • Drama Wayang, merupakan drama yang diiringi pagelaran wayang
  • Drama Boneka, merupakan drama yang menunjukkan tokoh dalam bentuk boneka

2. Jenis drama berdasarkan naskah drama

  • Drama Modern, merupakan drama yang menggunakan naskah drama dari hasil sastra yang tersusun saat pementasan
  • Drama Tradisional, merupakan drama yang tidak menggunakan naskah drama dan bersumber dari tradisi masyarakat yang diimprovisasi atau spontan

3. Jenis drama berdasarkan bentuk

  • Sandiwara, merupakan drama yang berbentuk pengajaran yang diberikan secara rahasia dalam bentuk tontonan
  • Teater Rakyat, merupakan drama yang berbentuk pertunjukkan yang bersifat kerakyatan seperti ludruk dari Jawa Timur, lenong dari Jakarta, dan sebagainya.
  • Opera, merupakan drama yang berbentuk nyanyian dan musik yang ditunjukkan saat pementasan. Bentuk ini biasa disebut dengan drama musikal
  • Sendratari, merupakan drama yang berbentuk drama tari tanpa dialog dari pemainnya.
  • Pantomim, merupakan pertunjukkan drama tanpa adanya kata-kata dan hanya dimainkan dengan ekspresi wajah dan biasanya diiringi musik.
  • Operet, merupakan opera dengan cerita lebih pendek
  • Tableau, merupakan drama yang mirip pantomim dengan mengandalkan gerak patah-patah pada tokoh
  • Passie, merupakan drama yang mengandung unsur agama
  • Wayang, merupakan drama dengan pemainnya berupa wayang
  • Minikata, merupakan drama dengan percakapan singkat dan mengandalkan gerak teatrikal

Contoh Drama

A. Tema Drama

Pendidikan

B. Ritma Cerita Drama

  1. Exposisi:
    • Susi
    • Andi
    • Yanto
    • Agus
    • Rini
  2. Permasalahan
    Agus ingin berhenti sekolah karena orang tuanya tidak mampu membayar biaya sekolahnya.
  3. Komplikasi
    Andi merayu Agus supaya Agus tetap bersekolah bersama mereka.
  4. Catatan I
    Rini yang tidak begitu suka dengan Agus merasa bahwa ia tidak peduli dengan apa yang akan Agus lakukan
  5. Catatan II
    Andi mengajak Rini untuk membantu Agus agar ia bisa terus bersekolah
  6. Kesimpulan
    Agus akhirnya bisa mencari tambahan uang dengan bekerja dan mengusulkan keringanan biaya pada sekolah.

C. Karakter

  • Protagonis (baik): Andi
  • Antagonis (jahat): Rini
  • Tritagonis: Yanto
  • Figuran: Susi

D. Latar

  • Tempat: Di dalam ruang kelas XI IPA 1
  • Waktu/kejadian: Siang hari
  • Sosial: Agus ingin sekali mengenyam pendidikan di sekolah, namun ia tidak ingin merepotkan orang tua yang sudah kesulitan biaya.

E. Naskah

Di jam istirahat siang ini, Agus terlihat berbeda dari biasanya. Jika lonceng berbunyi tanda istirahat telah dimulai, biasanya Agus langsung mengajak Andi dan Yanto untuk keluar kelas.

Tapi tidak dengan hari ini, sehingga hal ini membuat Andi dan Yanto heran dan menghampiri Agus yang sedang tertunduk lesu.

Andi: "Hei Gus. Apa kamu ngga laper? Ayo ke kantin."

Agus: "Nggak usah deh, aku di kelas aja."

Andi: "Kamu kenapa? Biasanya kamu paling senang kalo diajak ke kantin."

Agus: "Aku sedang memikirkan sesuatu Ndi."

Yanto: "Mikir apa sih? Serius amat. Sini cerita sama Kita."

Agus: "Nggak ah Ndi, aku malu sama kalian."

Andi: "Ya ampun, ngapain sih pake malu segala. Kita kan udah berteman lama, sekelas juga udah sejak SMP. Masa masih malu juga."

Agus: "Hhhhhmmm. Sepertinya aku mau berhenti sekolah aja deh."

Yanto: "Kamu ini ngomong apa Guuus. Kenapa harus berhenti sekolah begitu?"

Agus: "Aku kasihan melihat orang tuaku, tiap hari bekerja dari pagi hingga malam untuk mendapatkan sesuap nasi untukku dan adikku."

Andi: "Bukannya kamu juga sudah membantu dengan berjualan koran tiap pagi?"

Agus: "Iya. Tapi masih belum cukup lah Ndi. Kamu kan tahu sendiri adikku ada lima, perempuan semua. Otomatis uangku hanya cukup untuk sedikit menambah uang jajan kami."

Yanto: "Iya ya. Mana mulai bulan ini uang sekolah kita naik kan."

Agus: "Nah, makanya itu aku jadi tambah bingung sekarang ini."

Andi: "Gimana kalo kamu cari tambahan kerja Ndi? Setahuku di toko Susi lagi butuh karyawan buat jaga siang."

Agus: "Yang benar? Coba kamu tanyakan Ndi. Kamu kan lumayan dekat dengan Susi."

Yanto: "Sini aku saja yang tanyakan."

Agus: "Boleh deh."

Yanto: "Hei Sus, katanya tokomu butuh karyawan ya?"

(Yanto menghampiri bangku Susi)

Susi: "Iya nih. Ibu aku kecapekan kalo harus jaga toko dari pagi sampe malam."

Yanto: "Naaah. Kebetulan banget nih Sus, gimana kalo Agus bantu-bantu di toko kamu aja?"

Rini: "Iiiih jangan mau Sus, Agus kan anak orang susah, nanti barang kamu abis diambilin sama dia."

Susi: "Gitu ya Rin?"

Yanto: "Jangan percaya Rini, Agus itu orangnya baik banget Sus. Agamanya juga kuat, jadi kalo kamu tuduh dia seperti itu, aku sebagai temannya jelas tidak terima."

Rini: "Aku bener kok. Orang susah itu pasti melakukan segala cara untuk mendapatkan uang. Jadi ya jangan kaget kalo nanti Agus malah bikin toko kamu bangkrut."

(Mendengar hal itu, Andi juga ikut menghampiri meja Susi dan Rini)

Andi: "Hei Rini, kamu tidak boleh berprasangka buruk seperti itu. Kamu sudah kenal lama dengan Agus kan. Kalo dia emang punya niat seperti itu, pasti sudah dia lakukan dari dulu. Apa selama ini barang yang kamu bawa pernah hilang? Enggak kan."

Rini: "Ya emang ngga pernah sih."

Yanto: "Naaah. Makanya jangan asal ngomong doong."

Rini: "Iya iya, maaf. Tadi Cuma bercanda aja kok."

Andi: "Bercandaan kamu bisa bikin orang sakit hati lho Rin. Kamu harusnya minta maaf sama Agus."

Rini: "Haduuh. Iya iyaa. Aku minta maaf ya Gus."

Agus: "Iya santai aja Rin. Udah banyak kok yang ngomonga kayak gitu. Aku udah terbiasa. Tapi kalian tahu kan aku bukan orang yang seperti itu."

Susi: "Udah Gus, gini aja. Nanti aku tanyakan ibuku dulu, apa masih butuh karyawan baru. Kalo emang masih butuh, nanti aku kabari kamu."

Agus: "Iya makasih banyak ya Sus."

Rini: "Emang kamu ngapain sih Gus, kok pake jadi karyawan segala?"

Agus: "Hehe uang orang tuaku ngga cukup buat bayar sekolah Rin. Jadi aku harus cari tambahan sendiri biar bisa lanjut."

Susi: "Iya Rin, ibu kamu kan guru di sini, gimana kalo kamu nanya ke ibu kamu. Apa ada bantuan untuk murid yang kurang mampu gitu."

Rini: "Ah males banget nanya-nanya begituan. Buat Agus pula."

Andi: "Ya ampun Rinii. Kenapa masih segitunya sama Agus sih. Agus kan Ngga salah apa-apa sama kamu."

Rini: "Aku ngga suka bergaul sama orang susah macam Agus ini ya. Apalagi sampe ikut campur urusannya."

Andi: "Seharusnya kamu ngga perlu malu punya teman seperti Agus. Dan harusnya kamu ikut bangga. Di tengah keterbatasan yang Agus punya, dia masih punya tekad yang kuat untuk belajar."

Rini: "....."

Yanto: "Jadi gimana Rin?"

Rini: "Gini ya, kemaren aku dengar ibu aku bilang emang ada bantuan buat murid yang kurang mampu. Kalo ngga salah sih ada potongan gitu, besarnya tergantung pada kondisi murid."

Agus: "Aku boleh minta tolong ngga Rin? Kasih tau gimana caranya dapetin itu."

Rini: "Ya udah, nanti aku anter ke ibu aku deh. Biar ibuku yang bantu kamu."

Agus: "Makasih Riiin. Makasih banyak."

Akhirnya Agus diajak ke kantor guru bersama Rini saat itu juga dan ia akhirnya berhasil memperoleh keringanan biaya sekolah dengan mudah.

Demikian penjelasan pengertian, unsur, jenis, dan contoh drama yang mudah dipahami. Dengan memahami hal-hal tersebut, pembaca dapat lebih mudah membuat skenario drama yang akan ditunjukkan.

Artikel ini ditulis oleh Hanan Jamil, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.



Simak Video "Video: 10 Aktor Drama China yang Mencuri Perhatian"

(sto/afn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

detikNetwork